BAB I
PENDAHULUAN
A.     LATAR BELAKANG
Secara kuantitas tidak dapat disangsikan lagi bahwa Muhammadiyah telah mampu memposisikan diri sebagai gerakan sosial keagamaan dan pendidikan yang terbesar di Indonesia bahkan di dunia. Muhammadiyah terbilang memiliki aset amal usaha terbesar di Indonesia, mulai dari sekolah/perguruan tinggi, rumah sakit dan panti jompo. Ini menunjukkan kontribusi Muhammadiyah amat besar bagi perkembangan kehidupan masyarakat Indonesia. Oleh karena itu, banyaknya aset amal usaha diperlukan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas untuk menunjang pengelolaan dan pemeliharaan serta meningkatkan ke arah yang lebih baik. Pada konteks kekinian dan masa datang nampaknya Muhammadiyah yang begitu besarnya kadang agak mengabaikan atau menyepelekan persoalan pengkaderan. Banyaknya kegiatan atau program pengembangan lembaga yang mengarah pada peningkatan pengkaderan masih belum mampu menyentuh pembentukan karakter yang kuat pada individu masing-masing.
Jika Muhammadiyah hanya dijadikan kendaraan oleh segelintir orang atau kader yang menyimpang untuk keperluan dirinya sendiri dan hal ini terus didiamkan saja, maka yang terjadi kemudian lambat laun Muhammadiyah hanya tinggal jasadnya saja. Memang diakui bahwa tantangan saat ini lebih besar dan beragam. Kadang kita tidak mengenal mana lawan dan mana kawan. Untuk itu, Muhammadiyah melalui gerakan sosial, agama dan pendidikannya mengharapkan kader – kader muda Islami Muhammadiyah terus bermunculan dengan tingkat kualitas yang dicita – citakan sehingga kiprah Muhammadiyah tetap ada di mata bangsa Indonesia bahkan dunia.

B.      RUMUSAN MASALAH
1.         Apa pengertian kader Muhammadiyah?
2.         Bagaimana visi dan misi perkaderan Muhammadiyah?
3.         Apa tujuan perkaderan Muhammadiyah?
4.         Apa saja karakteristik kader Muhammadiyah?
5.         Apa saja media yang digunakan untuk perkaderan Muhammadiyah?
6.         Apa saja strategi perekrutan kader Muhammadiyah?
7.         Apa saja kompetensi dasar yang harus dimiliki oleh kader Muhammadiyah?


C.     TUJUAN
Tujuan dari penulisan makalah ini antara lain :
1.         Menjelaskan pengertian kader Muhammadiyah.
2.         Menjelaskan visi dan misi perkaderan Muhammadiyah.
3.         Menjelaskan tujuan perkaderan Muhammadiyah.
4.         Menjelaskan karakteristik kader Muhammadiyah.
5.         Menjelaskan media perkaderan Muhammadiyah.
6.         Menjelaskan strategi perekrutan kader Muhammadiyah.
7.         Menjelaskan kompetensi dasar kader Muhammadiyah.


BAB II
PEMBAHASAN
A.     PENGERTIAN KADER MUHAMMADIYAH
Kader (Perancis: cadre) berarti elite, ialah bagian yang terpilih, yang terbaik karena terlatih, berarti jantung suatu organisasi.
Dalam bahasa lain, kader (quadrum) berarti empat persegi panjang atau kerangka. Dengan demikian kader definisikan sebagai kelompok manusia yang terbaik karena terpilih, yaitu merupakan inti dan tulang punggung (kerangka) dari kelompok yang lebih besar dan terorganisir secara permanen.
Kader Muhammadiyah adalah anggota Muhammadiyah yang terpilih karena kualitas visi dan missi kejuangan dan perjuangannya sebagai penggerak, penganjur dan pelaksana kegiatan dakwah dan tabligh di dalam Muhammadiyah serta masyarakat luas.

B.     VISI dan MISI PERKADERAN MUHAMMADIYAH
1.         Visi
a.         Tercapainya tujuan persyarikatan
b.        Menuju terbinanya keluarga sejahtera sebagai sendi dan syarat mutlak menuju terwujudnya masyarakat Islam yang sebenar – benarnya.
2.         Misi
Menyiapkan tenaga penggerak yang berkemampuan dan memiliki integritas tinggi dalam mengembangkan misi gerakan Muhammadiyah, baik ke dalam maupun ke luar sehingga tercapai tujuan persyarikatan melalui proses yang berkesinambungan.

C.     TUJUAN PERKADERAN MUHAMMADIYAH
Terbentuknya kader Muhammadiyah yang memiliki ruh (spirit) serta mempunyai integritas dan kompetensi untuk berperan di Persyarikatan, dalam kehidupan umat dan dinamika bangsa serta konteks global.

D.     KARAKTERISTIK KADER MUHAMMADIYAH
Adapun karakteristik seorang kader Muhammadiyah diantaranya :
1.         Keteladanan;
2.         Totalitas jiwa;
3.         Wawasan Luas;
4.         Keahlian sebagai da’i;
5.         Kepribadian yang matang;
6.         Komitmen terhadap persyarikatan;
7.         Berfikir sistematis, logis dan rasional;
8.         Pemahaman Islam yang komprehensif;
9.         Memiliki Sifat (shiddiq, tabligh, amanah, fathanah);
10.     Leadership yaitu dapat menggerakan orang lain (masyarakat) untuk mencapai tujuan persyarikatan.

E.      MEDIA PENGKADERAN MUHAMMADIYAH
1.         Latihan Kader Muballigh (LKM), menitikberatkan pada pembinaan segi penguasaan materi, metode dan wawasan dakwah serta penguatan komitmen Mubaligh, sehingga mampu menggerakkan umat mewujudkan tujuan Muhammadiyah. Latihan Kader Muballigh dilaksanakan dengan Jenjang :
a.         LKM Tingkat Cabang, dilaksanakan oleh MTDK PCM untuk ranting – ranting, (bisa dilaksanakan oleh gabungan beberapa PCM);
b.        LKM Tingkat Daerah, dilaksanakan oleh MTDK PDM untuk cabang – cabang, (bisa dilaksanakan oleh gabungan beberapa PDM);
c.         LKM Tingkat Wilayah, dilaksanakan oleh MTDK PWM untuk daerah – daerah, (bisa dilaksanakan oleh gabungan beberapa PWM).
2.         Pelatihan Instruktur Mubaligh (LIM), menitikberatkan pada pembinaan segi kepemimpinan dan ketrampilan melaksanakan pelatihan kader Mubaligh sesuai dengan tingkatan kepempinan. Latihan Instruktur Muballigh dilaksanakan dengan jenjang :
a.         LIM Tingkat Daerah, dilaksanakan oleh MTDK PDM untuk cabang – cabang, (bisa dilaksanakan oleh gabungan beberapa PDM);
b.        LIM Tingkat Wilayah, dilaksanakan oleh MTDK PWM untuk daerah – daerah, (bisa dilaksanakan oleh gabungan beberapa PWM);
c.         LIM Tingkat Nasional, dilaksanakan oleh MTDK PPM untuk wilayah – wilayah dan Ortom Tingkat Pusat.
3.         Refreshing Mubaligh, menitikberatkan pada pemberian bahan – bahan mutakhir dan bahan khusus yang diperlukan oleh pada Muballigh dan da’i Muhammadiyah, sesuai dengan tingkatan masing – masing, seperti kajian kristologi dan kristenisasi, kajian tentang ghazwul fikri dan sebagainya, sesuai dengan tingkat kepemimpinan masing – masing.
4.         Pelatihan Khusus, menitikberatkan pada penambahan dan pendalaman materi, strategi dan metode dakwah yang bersifat khusus, seperti pelatihan bagi da’i Khusus yang ditugaskan di daerah – daerah terpencil dan tertinggal.
5.         Pengajian Pimpinan. Kegiatan ini sebagai pembinaan rutin pimpinan dan mubaligh Muhammadiyah sekaligus pengayaan wawasan dan forum berbagi pengalaman, problem solving dan kajian isu – isu penting yang bersifat cepat dan perlu menjadi perhatian para Mubaligh dan Pimpinan Persyarikatan di masing – masing tingkat.
6.         Sekolah Kader Muballigh, seperti menyelenggarakan Madrasah Muballighin, Pesantren Kader Tabligh, Sekolah Tinggi Ilmu Dakwah atau menyusun kurikukulum pendidikan Muballigh untuk dimasukkan ke dalam Madrasah, Pesantren, Sekolah, Perguruan Tinggi (khususnya Fakultas Agama Islam) dan Ma’had Bahasa Arab dan Studi Islam yang ada di lingkungan Muhammadiyah, dan Pesantren Peguruan Tinggi, seperti Pondok Muhammadiyah Hajjah Nuriyah Shabran.

F.       STRATEGI PEREKRUTAN KADER MUHAMMADIYAH
Ada 2 cara strategi perekruan kader Muhammadiyah yaitu secara internal dan eksternal.
1.         Rekrutmen internal yaitu melakukan pemantapan pemahaman ideologi Muhammadiyah di kalangan teman – teman, saudara, dan anggota keluarga sendiri
2.         Rekrutmen eksternal yaitu melakukan perluasan – perluasan akses ke wilayah – wilayah yang dianggap memiliki potensi sumber daya manusia. Khusus rekrutmen ini, rekrutmen dilakukan dengan keterbukaan, transparansi dan selektif.

G.     KOMPETENSI DASAR KADER MUHAMMADIYAH
Kader Muhammadiyah yang ideal minimal memiliki 4 kompetensi yaitu kompetensi keberagamaan; akademis dan istelektual; sosial kemanusiaan dan kepeloporan serta keorganisasian dan kepemimpinan . .
1.         Kompetensi keberagamaan
Kader Muhammadiyah membekali diri dengan pemahaman keagamaan yang lebih baik dengan ciri – ciri sebagai berikut :
a.         Shiddiq (jujur dan dapat dipercaya) dalam hati, kata, dan tindakan;
b.        Amanah (komitmen dan tanggung jawab moral yang tinggi) dalam mengemban tugas organisasi;
c.         Berjiwa gerakan (semangat untuk aktif dalam Muhammadiyah sebagai panggilan jihad di jalan Allah);
d.        Keiklasan (melakukan sesuatu semata-mata karena Allah SWT) dalam hidup dan berjuang menegakkan ajaran Islam melalui Muhammadiyah;
e.         Kemurnian aqidah (keyakinan berbasis tauhid yang bersumber pada ajaran Al - Qur’an dan Sunnah Nabi yang shahih dan maqbullah) yang membentuk keshalehan dalam kehidupan;
f.         Ketaatan beribadah (senantiasa menjalankan ibadah mahdhah, baik yang wajib maupun yang sunnat tathawwu’ sesuai tuntunan Rasulullah) yang tahsinah (kemanfaatan dan fungsi) dari ibadah itu terpantul dalam kehidupan sehari – hari.
2.         Kompetensi akademis dan intelektual
Kader Muhammadiyah yang ideal adalah kader yang memiliki intelektulitas yang dicirikan dengan nilai – nilai :
a.         Istiqamah (konsisten) dalam lisan, pikiran, dan tindakan;
b.        Moderat (arif dan mengambil posisi di tengah) dalam bersikap,berpikiran dan bertindak;
c.         Fathonah (kecerdasan pikiran sebagai Ulul Albab) dalam berpikir, berwawasan, dan menghasilkan karya pemikiran;
d.        Tajdid (pembaruan dan berpikiran maju) dalam mengembangkan kehidupan dan menggerakkan Persyarikatan sesuai jiwa ajaran Islam;
e.         Etos belajar (semangat dan kemauan keras) untuk selalu mengembangkan diri, mencari dan memperkaya ilmu, serta mengamalkan ilmu pengetahuan dalam kehidupan;
3.         Kompetensi sosial kemanusiaan dan kepeloporan
Kader Muhammadiyah yang ideal peka terhadap permasalahan sosial umat, yang dapat dicirikan dengan nilai – nilai sebagai berikut :
a.         Suka beramal (gemar melaksanakan amal shaleh untuk kemaslahatan hidup);
b.        Kepedulian sosial (ketepanggilan dalam meringankan beban hidup orang lain);
c.         Inovatif (menemukan hal-hal baru) dalam mengembangkan kemajuan organisasi;
d.        Keteladanan (menjadi uswah hasanah [teladan yang baik] dalam seluruh hidup dan tindakan);
e.         Keshalehan (perilaku yang baik) dalam kehidupan pribadi, keluarga dan masyarakat luas;
f.         Tabligh (menyampaikan kebaikan kepada orang lain, komunikatif, dan terampil membangun jaringan);
g.        Berpikiran maju dan membawa Muhammadiyah pada kemajuan di berbagai bidang yang menjadi misi dan usaha gerakan.
4.         Kompetensi keorganisasian dan kepemimpinan
Kader Muhammadiyah yang ideal memiliki semangat berorganisasi dan memiliki jiwa kepemimpinan yang dapat dicirikan dengan nilai – nilai yaitu :
a.         Pengkhidmatan dan partisipasi aktif dalam peran keumatan, kebangsaan, dan kemanusiaan universal;
b.        Mengutamakan misi dan kepentingan Muhammadiyah di atas lainnya dengan niat iklas dan berkhidmat;
c.         Menempati posisi apapun dengan semangat iklas,berdedikasi,berprestasi, dan menghasilkan hal-hal terbaik;
d.        Menjadi bagian yang menyatu dengan denyut nadi kehidupan Persyarikatan, umat, dan bangsa sebagai wujud menjalankan misi organisasi;
e.         Berkomitmen dan menjunjung tinggi ideology Muhammadiyah dan mampu bersikap tegas tetapi arif dalam membela serta menegakkan prinsip dan kepentingan Persyarikatan.
BAB III
PENUTUP
A.     KESIMPULAN
Perekrutan kader Muhammadiyah yang baru didasarkan pada kemampuan seorang kader tersebut mengetahui lebih dalam tentang kemuhammadiyahan, sehingga nantinya akan terpilihlah suatu kader Muhammadiyah yang Islami serta dapat berguna bagi nusa dan bangsa.


DAFTAR PUSTAKA
http://lsia.unimus.ac.id/v2012/?p=794
http://materi1_orientasi kemuhammadiyahan.pdf
http://umbulharjo.muhammadiyah.or.id/artikel-sistem-pengkaderan-muballigh muhammadiyah.html

0 comments :

Post a Comment