A.    KELENJAR TIROID
Kelenjar tiroid terletak di depan trakea, di bawah kartilago krikoid dan berbentuk seperti kupu – kupu dengan berat 20 – 40 gram. Kelenjar tiroid diperdarahi oleh arteri tiroid superior yang merupakan cabang dari arteri karotid eksterna dan arteri karotid inferior. Kelenjar ini memiliki dua lobus lateral yang dihubungkan oleh ismus sempit yang melintasi trakea tepat di bawah tulang rawan krikoid. Masing – masing lobus mempunyai ketebalan kurang lebih 2 cm, lebar 2,5 cm dan panjang 4 cm.
Secara mikroskopis, lobus tiroid mempunyai 3 jenis sel yaitu folikel, sel folikuler dan sel parafolikuler. Sel folikel berfungsi sebagai tempat menyimpan dan menyediakan bahan – bahan produksi hormon tiroid seperti yodium, protein yang disebut triglobulin. Sel folikuler menghasilkan hormon Tiroksin (T4) dan Triodotiroinin (T3), sedangkan sel parafolikuler mensekresi Kalsitonin atau Tirokalsitonin. Normalnya kelenjar tiroid mensekresi 90% T4 dan 10% T3. Pada jaringan tubuh seperti ginjal, hati dan limpa 80% T4 akan diubah menjadi T3 untuk proses metabolisme.
Hormon tiroksin (T4) secara khusus berperan dalam :
           1.      Pengaturan metabolisme tubuh
           2.      Regulasi pertumbuhan fisik maupun mental
           3.      Perkembangan organ reproduki dan pertahanan terhadap infeksi
Pengaturan produksi tiroksin dipengaruhi oleh pelepasan TSH, pemasukan protein dan iodium dari makanan serta faktor lingkungan seperti keadaan stres dan terpapar suhu dingin yang lama. Triodotironin (T3), tersusun atas satu atom yodium dan tiroksin, berfungsi untuk pematangan dan pertumbuhan jaringan dengan cara meningkatkan metabolisme protein, lemak dan glukosa, selain itu juga mensintesis protein kontraktil seperti miosin dan membran reseptor (beta adrenal). Hormon Tirokalsitonin atau kalsitonin berperan dalam keseimbangan kalsium yang distimulasi oleh pergerakan kalsium dalam tulang.
Fungsi tiroid diatur oleh hormon perangsang tiroid (TSH) hipofisis, di bawah kendali hormon – hormon pelepasan tirotropin (TRH) hipotalamus melalui sistem umpan balik hipofisis à hipotalamus. Faktor utama yang mempengaruhi laju sekresi TRH dan TSH adalah kadar hormon tiroid yang bersirkulasi dan laju metabolik tubuh.
Abnormalitas sekresi terjadi akibat defisiensi iodium atau malfungsi hipotalamus, hipofisis serta kelenjar tiroid :
1.      Hipotiroidisme adalah penurunan produksi hormon tiroid, hal ini mengakibatkan penurunan aktivitas metabolik, konstipasi, letargi, reaksi mental lambat dan peningkatan simpanan lemak.
Pada orang dewasa kondisi ini menyebabkan miksedema yang ditandai dengan adanya akumulasi air dan musin di bawah kulit, sehingga penampakan edema terlihat. Sedangkan pada anak kecil hipotiroidisme mengakibatkan retardasi mental disebut dengan kretinisme.
2.      Hipertiroidisme adalah produski hormone tiroid yang berlebihan. Hal ini mengakibatkan aktivitas metabolisme meningkat, berat badan menurun, gelisah, tremor, diare, frekuensi jantung meningkat, jika berlebihan gejalanya toksisitas hormon.
Hipertiroidisme berlebihan menyebabkan goiter eksoftalmik (penyakit grave). Gejalanya berupa pembengakakan jaringan di bawah kantong mata, sehingga bola mata menonjol. Penatalaksanaan hipertiroidisme adalah melalui pengangkatan kelenjar tiroid melalui pembedahan atau iodium radioaktif yang diarahkan pada kelenjar untuk menghancurkan jaringan.
3.      Goiter (gondok) adalah pembesaran kelenjar tiroid 2 – 3 kali lipat. Hal ini terjadi berkaitan dengan hipotiroidisme atau hipertiroidisme. Goiter ringan (endemik) berkaitan dengan hipotiroidisme terjadi didaerah yang mengalami defisiensi iodium. Penurunan konsumsi iodium mengakibatkan akumulasi triglobulin (koloid) dalam folikel, tetapi menurunkan produksi hormon tiroid. Suplementasi garam iodium mengurangi insiden goiter endemik.

B.    KELENJAR PARATIROID
Kelenjar paratiorid menempel pada bagian anterior dan posterior kedua lobus tiroid oleh karena itu berjumlah 4 buah. Kelenjar ini terdiri dari dua jenis sel yaitu chief cell dan oxyphill cell. Chief cell merupakan bagian terbesar dari kelenjar paratiroid, mensintesa dan mensekresi hormon paratiroid atau parathormon (PTH). Kelenjar paratiroid panjangnya 5 mm, lebar 4 mm, tebal 2 mm dan berat 25 – 50 gram masing – masing. Paratiroid menghasilkan parathormon yang merupakan hormon polipeptida. Pengaturan pelepasan PTH dipengaruhi oleh kadar serum kalsium melalui mekanisme umpan balik negatif. Pada keadaan serum kalsium tinggi sekresi PTH menurun mengakibatkan penurunan mobilitas ion kalsium dari tulang, sehingga serum kalsium menjadi menurun. Kadar magnesium dan phospat juga mempunyai efek pada penurunan sekresi PTH. Pada keadaan hipomagnesemia kadar kalsium normal akan menurunkan sekresi PTH.
Parathormon mengatur metabolisme kalsium dan phospat tubuh. Organ targetnya adalah tulang, ginjal dan duodenum. Di bawah ini adalah efek parathormon terhadap jaringan target :

 

Penurunan kalsium serum merangsang pelepasan PTH. PTH meningkatkan kadar kalsium dengan cara : (1) memetabolisasikan kalsium dalam tulang, (2) meningkatkan absorbsi kalsium dari usus dan (3) mempercepat reabsorbsi kalsium dari tubulus renalis.
Fungsi parathormon antara lain :
1.      Menstimulasi osteoklas untuk melepaskan kalsium dari tulang
2.      Menghambat osteoblast dengan menurunkan deposit kalsium dalam tulang
3.      Mengaktifkan vitamin D untuk membantu meningkatkan kalsium dalam usus
4.      Meningkatkan reabsorbsi kalsium di ginjal untuk mengurangi kehilangan kalsium melalui urin
5.      Menstimulasi pembentukan dan sekresi kalsitrol pada ginjal yang berperan dalam mengabsorbsi kalsium dan phospat di saluran pencernaan.
Abnormalitas sekresi kelenjar paratiroid mengakibatan :
1.      Hipersekresi (hiperparatiroidisme) adalah kasus yang jarang terjadi, tetapi dapat diakibatkan oleh tumor paratiroid. Hipersekresi mengakibatkan peningkatan aktivitas osteoklas, resorbsi tulang, dekalsifikasi dan pelemahan tulang.
2.      Hiposekresi (hipoparatiroidisme) adalah penurunan kadar kalsium darah dan peningkatan iritabilitas sistem neuromuscular. Jika hipersekresi berlebihan dapat menyebabkan tetanus (kejang otot rangka).

DAFTAR PUSTAKA

Bloom dan Fawcett.(2002).Buku Ajar Histologi.EGC: Jakarta.
Sloane, Ethel.(2003).Anatomi dan Fisiologi untuk Pemula.EGC : Jakarta.
Irianto, Kus.(2004).Struktur dan Fungsi Tubuh Manusia untuk Paramedis.Yrama Widya: Bandung.

Rumaharbo, Hotma.(1999).Asuhan keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem Endokrin.EGC. Jakarta.

0 comments :

Post a Comment