Darah hasil sisa metabolisme yang kaya akan CO2 masuk ke jantung melalui vena cava superior dan vena cava inferior. Darah tersebut menuju ke atrium kanan, saat atrium kanan berkontraksi katup trikuspid (katup yang memisahkan antara atrium kanan dengan ventrikel kanan) membuka darah pun menuju ke ventrikel kanan. Jika ventrikel kanan penuh katup trikuspidalis tersebut menutup dan katup semilunaris terbuka yang membawa darah ke paru – paru melalui arteri pulmonalis. Di paru – paru terjadi proses difusi (pertukaran CO2 dengan O2). Kemudian darah yang kaya akan O2 tadi bergerak meuju ke atrium kiri melalui vena pulmonalis. Atrium kiri pun berkontraksi sehingga membuka katup bikuspidalis (katup yang memisahkan antara atrium kiri dengan ventrikel kiri) aliran darah meuju ke ventrikel kanan. Saat ventrikel kanan penuh maka katup bikuspidalis tertutup dan katup semilunar aorta terbuka untuk menalirkan darah ke seluruh tubuh dan aorta melalui semilunaris aorta.

Adapun urutan dari peredaran darah manusia yaitu :
1.         sisa – sisa metabolisme (CO2) 
2.         vena cava superior dan inverior 
3.         atrium kanan
4.         katup trikuspid
5.         ventrikel kanan
6.         semilunaris pulmonalis
7.         arteri pulmolis
8.         pulmo (paru - paru)
9.         vena pulmonalis
10.     atrium kiri
11.     bikuspidalis
12.     ventrikel kiri
13.     katup semilunaris aorta
14.     aorta
15.     seluruh tubuh
16.     vena cava superior dan inverior
    
 By : Aan Aji Prayogi




A.      DEFINISI

Sindroma koroner akut merupakan sindroma klinis akibat adanya penyumbatan pembuluh darah koroner baik bersifat intermiten maupun menetap akibat rupturnya plak atherosklerosis.
Sindrom Koroner Akut (SKA) yang biasa dikenal dengan penyakit jantung koroner adalah suatu kegawatdaruratan pembuluh darah koroner yang terdiri dari infark miokard akut dengan gambaran elektrokardiografi (EKG) elevasi segmen ST (ST Elevation Myocard Infark/STEMI), infark miokard akut tanpa elevasi segmen ST (Non STEMI) dan angina pektoris tidak stabil (APTS).

B.       ETIOLOGI
1. Perdarahan dalam plaque. Plaque menyebabkan pembengkakan dan penurunan luas penampang lumen arteri.
2.         Kontraksi otot polos pada dinding arteri. Kontraksi ini menyebabkan kontraksi pada lumen arteri.
3.         Pembentukan trombus pada permukaan plaque. Ini dapat menyebabkan penyumbatan lumen arteri parsial sampai dengan komplet.
Kesemua ini menyebabkan penurunan aliran darah ke myokardium
Penyakit Sindrom Koroner Akut (SKA) timbul akibat tersumbatnya pembuluh darah koroner yang melayani otot – otot jantung oleh atherosclerosis yang terbentuk dari secara progresif dari masa kanak – kanak.

C.      TANDA dan GEJALA
1.         Mual;
2.         Muntah;
3.         Sesak napas;
4.         Tiba – tiba berkeringat, berat (diaforesis)
5.         Nyeri di tempat lain di tubuh, seperti lengan atas kiri atau rahang (nyeri alih);
6.    Nyeri dada (angina) yang terasa seperti terbakar, tekanan atau sesak dan berlangsung beberapa menit atau lebih lama.

D.      KOMPLIKASI
1.         Aritmia;
2.         Emboli Paru;
3.         Gagal Jantung
4.         Syok kardiogenik;
5.         Kematian mendadak;
6.         Aneurisma Ventrikel;
7.         Ruptur septum ventikuler;
8.         Ruptur muskulus papilaris.

E.       PEMERIKSAAN DIAGNOTIK
1.         Elektrokardiografi (EKG), membantu menentukan area jantung dan arteri koroner mana yang terlibat;
2.         Ekokardiografi, menunjukkan keabnormalan pergerakan dinding ventrikular dan mendeteksi ruptur otot papiler atau septal;
3.         Rangkaian kadar enzim kardiak dan protein, menunjukkan kenaikan khas pada CK – MB, protein troponin T dan I serta mioglobin;
4.         Sinar X dada, menunjukkan gagal jantung sisi kiri, kardiomegali atau penyebab non kardiak lain terhadap dispnea serta nyeri di dada;
5.         Ekokardiografi transesofageal, memperlihatkan area berkurangnya pergerakan dinding otot jantung yang mengindikasikan iskemia;
6.         Scan citra nuklir menggunakan thallium 201 atau technetium 99 m, untuk mengidentifikasi area infarksi dan sel otot yang aktif;
7.         Pengujian laboratoris, memperlihatkan jumlah sel darah putih yang meningkat dan tingkat sedimentasi eritrosit berubah dalam tingkat elektrolit yang naik;
8.         Kateterisasi kardiak, untuk mengetahui arteri koroner yang terlibat, memberikan informasi mengenai fungsi ventrikular srta tekanan dan volume didalam jantung.

F.       MANAJEMEN PENATALAKSANAAN
1.         Pathogenesis SKA;
2.         Cara mendiagnosa SKA yang terdiri dari anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang seperti elektrokardiografi dan petanda biokimia jantung;
3.         Stratifikasi risiko terjadinya SKA seperti nyeri dada, riwayat SKA sebelumnya, usia, jenis kelamin, diabetes dan lain-lain;
4.         Terapi SKA beserta faktor risiko SKA.
5.         Penatalaksaan SKA mengalami perubahan yang sangat cepat seiring dengan banyaknya penelitian pada pasien STEMI dan NSTEMI. Sehingga untuk memperoleh penatalaksanaan yang terkini dibutuhkan suatu studi kepustakaan yang komprehensif;
 6.         Makanan rendah kolesterol;
7.         Morfin diberikan untuk meringankan nyeri;
8.         Nitrogliserin diberikan untuk meringankan nyeri di dada;
9.         Aspirin digunakan untuk menghambat agregasi keping darah;
10.     Oksigen suplemental digunakan untuk meningkatkan suplai oksigen ke jantung;

 ASUHAN KEPERAWATAN CORONARY SYNDROM 
Kasus : Seorang pria berumur 40 tahun masuk ke Unit Perawatan Koroner dengan infark miokard inferior akut. Pada saat masuk diperoleh TD 120/90 mmHg, nadi 70x/menit irama sinus, frekuensi napas 15x/menit dan suhu 36,70C. Monitor jantung menunjukkan alarm karena monitor mengenai adanya asistole. 
A.         Identitas Klien 
Nama                          :  Tn.X
Umur                          :  40 tahun
Jenis Kelamin             :  laki – laki
Alamat                        :  Permata Trans Kalimantan No. B5 Sui. Ambawang
Pendidikan                  : SMA
Pekerjaan                    :  Swasta
Ruangan                     :  Melati
Tanggal masuk           :  31 Oktober 2012
Tanggal pengkajian    :  31 Oktober 2012
Diagnosa                    :  Coronary Syndrom 

B.       Data Fokus
No
Data Senjang
Etiologi
Masalah
1.
DS :
-       klien mengatakan nyeri pada daerah dada
-       klien mengatakan sering berkeringat
DO :
-      klien tampak mengeluh nyeri dengan memegang dada
-      TD 120/90 mmHg
N 70x/menit
RR 15x/menit
Suhu 36,70C
iskemia miokard akibat sumbatan arteri koroner.
Nyeri
2.
DS :
-      Klien mengatakan mual
-      Klien mengatakan tidak nafsu makan dan sering muntah.
DO :
-      Klien tampak pucat
-      Klien tampak tidak nafsu makan
-      Makanan yang sudah tersedia tidak dihabiskan oleh klien
Mual muntah
Ketidakseimbangan nutrisi kurag dari kebutuhan tubuh
3.
DS :
-      Klain mengatakan takut dengan penyakitnya
DO:
-      Klein tampak cemas
-      Klien tampak gelisah
Ancaman kematian
ansietas
C.       Diagnosa Keperawatan
1.          Nyeri akut b/d iskemia miokard akibat sumbatan arteri koroner.
2.          Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuha tubuh b/d mual dan muntah
3.          Ansietas b/d ancaman kematian
D.    Intervensi
No
Tujuan dan KH
Intervensi
Rasional
1.
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x24 jam didapatkan KH :
-     Nyeri klien berkurang
-     TD120/90 mmHg
N 70x/menit,
RR 24x/menit
Suhu 36,70C
-     Kaji keadaan umum klien

-     Lakukan tekhik distraksi

-     Pemeriksaan fisik EKG

-     Ajarkan klien tekhnik distraksi




-     Melakukan tindakan kolaborasi untuk pemberian obat nitrogliserin dan tindakan medis lainnya
-     Untuk mengetahui keadaan umum klien

-     Meredakan nyeri klien

-     Untuk mengetahu irama jantung

-     Untuk mengajarkan klien cara dan teknik distrkasi yang benar untuk mengurangi nyeri secara mandiri

-     Untuk mempercepat proses penyembuhan klien
2.
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x24 jam didapatkan KH :
-     Mual dan muntah klien berkurang
-     Pola makan klien teratur
-     Asupan nutrisi klien terpenuhi
-     Kaji intake dan output kebutuhan nutrisi klien



-     Berikan makanan kepada klien dengan menu gizi seimbang


-     Ajarkan klien menjaga pola makan yang baik





-     Melakukan tindakan kolaborasi untuk pemberian obat penambah nafsu makan dan tindakan medis lainnya

-     Untuk mengetahui asupan nutrisi klien terpenuhi dengan baik atau tidak

-     Kebutuhan nutrisi klien tercukupi dengan baik

-     Supaya klien mengetahui menjaga pola makan yang baik itu penting untuk pemenuhan nutrisi tubuh klien

-     Untuk mempercepat proses penyembuhan klien
3.
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x24 jam didapatkan KH :
-       Kecemasan klien berkurang
-       Klien tampak lebih tenang
-     Kaji tingkat kecemasan klien


-     Melalukan pendidikan kesehatan tentang penyakit klien

-     Mengajarkan klien mengurangi cemas dengan cara mendengarkan musik

-     Melakukan tindakan kolaborasi untuk pemberian obat
-     Untuk mengetahui tingkat kecemasan klien

-     Untuk memberikan informasi tentang penyakit klien


-     Untuk mengalihkan perhatian agar klien menjadi lebih tenang


-     Untuk mempercepat proses penyembuhan klien




E.     Implementasi
Hari/tanggal
Implementasi
Ttd
Rabu, 31 Oktober 2012
Melakukan tindakan keperawatan :
-     Melakukan tekhik distraksi
-     Pemeriksaan fisik EKG
Aan Aji Prayogi
Kamis, 1 November 2012
Melakukan tindakan keperawatan :
-     Memberikan makanan kepada klien dengan menu gizi seimbang
Aan Aji Prayogi
Jum’at, 2 Novemmber 2012
Melakukan tindakan keperawatan :
-     Melalukan pendidikan kesehatan tentang penyakit klien
Aan Aji Prayogi

F.     Evaluasi
Hari/tanggal
Evaluasi
Ttd
Rabu, 31 Oktober 2012
S :
-       Klien mengatakan nyerinya berkurang
O :
-       TTV klien dalam rentang normal
TD 120/90 mmHg
N 70x/menit
RR 24x/menit
Suhu 36,70C
A :
-       Tindakan teratasi sebagian
P :
-       Lanjutkan tindakan keperawatan :
ü Ajarkan klien tekhnik distraksi
ü Melakukan tindakan kolaborasi untuk pemberian obat nitrogliserin dan tindakan medis lainnya
Aan Aji Prayogi
Kamis, 1 November 2012
S :
-       Klien mengatakan mual dan muntah berkurang
O :
-       Kebutuhan nutrisi klien terpenuhi
A :
-       Tindakan teratasi sebagian
P :
-       Lanjutkan tindakan keperawatan :
ü Mengajarkan klien menjaga pola makan yang baik
ü Melakukan tindakan kolaborasi untuk pemberian obat penambah nafsu makan dan tindakan medis lainnya
Aan Aji Prayogi
Jum’at, 2 Novemmber 2012
S :
-       Klien mengatakan merasa lebih tenang
O :
-       Klien tampak tidak cemas dan gelisah
A :
-       Tindakan teratasi sebagian
P :
-       Lanjutkan tindakan keperawatan :
ü Mengajarkan klien mengurangi cemas dengan cara mendengarkan musik

ü Melakukan tindakan kolaborasi untuk pemberian obat
Aan Aji Prayogi