BAB I
PENDAHULUAN
A.
LATAR
BELAKANG
Penulisan karya tulis ini dilakukan
bertujuan untuk memenuhi tugas akhir semester II mata kuliah Ilmu Keperawatan
Dasar III (IKD 3) tentang proses keperawatan yang mencakup berbagai macam aspek
di dalamnya. Proses keperawatan adalah suatu acuan yang menjadi pedoman
seoarang perawat dalam memberikan asuhan keperawatan kepada klien untuk
memenuhi kebutuhannya dan mengatasi masalah yang sedang dihadapi. Di dalam
memberikan asuhan keperawatan, seorang perawat memandang asuhannya dari
berbagai macam aspek keperawatan diantaranya aspek aspek keperawatan
maternitas, keperawatan anak, keperawatan dewasa/Keperawatan Medikal Bedah
(KMB), keperawatan jiwa dan keperawatan komunitas. Pada setiap aspek tersebut
memiliki bermacam – macam perbedaan cara untuk mengatasi masalah klien.
Walaupun berbeda, tujuan akhir dari setiap aspek proses keperawatan tersebut
dari perawat kepada klien bertujuan untuk meningkatkan status kesehatan klien
agar optimal.
B.
RUMUSAN
MASALAH
1.
Jelaskan
konsep proses keperawatan?
2.
Jelaskan
konsep keperawatan maternitas?
a.
Apa
pengertian keperawatan maternitas?
b.
Bagimana
ruang lingkup keterampilan klinik keperawatan maternitas?
c.
Apa
saja tujuan keperawatan maternitas?
d.
Bagimana
paradigma keperawatan maternitas?
e.
Bagimana
filosofi keperawatan maternitas?
f.
Apa
saja pendekatan pada keperawatan maternitas?
g.
Apa
saja tatanan pelayanan yang termasuk dalam keperawatan maternitas?
h.
Apa
saja peran perawat maternitas?
3.
Jelaskan
konsep keperawatan anak?
a.
Apa
pengertian keperawatan anak?
b.
Bagaimana
paradigma keperawatan anak?
c.
Apa
saja peran perawat pediatrik?
d.
Bagimana
tren masa depan keperawatan anak?
e.
Apa
saja elemen pokok asuhan yang berpusat pada keluarga?
f.
Jelaskan
konsep atraumatic care?
g.
Bagaimana
proses keperawatan anak dan keluarga?
4.
Jelaskan
konsep keperawatan dewasa (KMB)?
a.
Apa
pengertian keperawatan medikal bedah?
b.
Bagaimana
ruang lingkup keperawatan medikal bedah (KMB)?
c.
Apa
saja dasar penggunaan keperawatan medikal bedah?
d.
Bagimana
suasana komunikasi pada klien dewasa?
e.
Jelaskan
konsep sehat – sakit?
f.
Jelaskan
proses keperawatan dewasa?
5.
Jelaskan
konsep keperawatan jiwa?
a.
Apa
pengertian keperawatan jiwa?
b.
Apa
saja peran perawat dalam keperawatan jiwa?
c.
Jelaskan paradigma keperawatan jiwa?
d.
Bagaimana
standar praktik keperawatan jiwa?
e.
Jelaskan konsep hubungan perawat – klien?
6.
Jelaskan
konsep keperawatan komunitas?
a.
Apa
pengertian keperawatan komunitas?
b.
Bagaimana
paradigma keperawatan komunitas?
c.
Apa
saja tujuan keperawatan komunitas?
d.
Apa
saja sasaran keperawatan komunitas?
e.
Apa
saja karakteristik keperawatan komunitas?
f.
Jelaskan
prinsip keperawatan komunitas?
g.
Apa
saja tanggung jawab perawat komunitas?
h.
Apa
saja peran perawat komunitas?
i.
Jelaskan
proses keperawatan komunitas?
C.
TUJUAN
1.
Menjelaskan
konsep proses keperawatan.
2.
Menjelaskan
konsep keperawatan maternitas.
a.
Menjelaskan
pengertian keperawatan maternitas.
b.
Menjelaskan
ruang lingkup keterampilan klinik keperawatan maternitas.
c.
Menjelaskan
tujuan keperawatan maternitas.
d.
Menjelaskan
paradigma keperawatan maternitas.
e.
Menjelaskan
filosofi keperawatan maternitas.
f.
Menjelaskan
pendekatan pada keperawatan maternitas.
g.
Menjelaskan
tatanan pelayanan yang termasuk dalam keperawatan maternitas.
h.
Menjelaskan
peran perawat maternitas.
3.
Menjelaskan
konsep keperawatan anak.
a.
Menjelaskan
pengertian keperawatan anak.
b.
Menjelaskan
paradigma keperawatan anak.
c.
Menjelaskan
peran perawat pediatrik.
d.
Menjelaskan
tren masa depan keperawatan anak.
e.
Menjelaskan
elemen pokok asuhan yang berpusat pada keluarga.
f.
Menjelaskan
konsep atraumatic care.
g.
Menjelaskan
proses keperawatan anak dan keluarga.
4.
Menjelaskan
konsep keperawatan dewasa (KMB).
a.
Menjelaskan
pengertian keperawatan medikal bedah.
b.
Menjelaskan
ruang lingkup keperawatan medikal bedah (KMB).
c.
Menjelaskan
dasar penggunaan keperawatan medikal bedah.
d.
Menjelaskan
suasana komunikasi pada klien dewasa.
e.
Menjelaskan
konsep sehat – sakit.
f.
Menjelaskan
proses keperawatan dewasa.
5.
Menjelaskan
konsep keperawatan jiwa.
a.
Menjelaskan
pengertian keperawatan jiwa.
b.
Menjelaskan
peran perawat dalam keperawatan jiwa.
c.
Menjelaskan
paradigma keperawatan jiwa.
d.
Menjelaskan
standar praktik keperawatan jiwa.
e.
Menjelaskan
konsep hubungan perawat – klien.
6.
Menjelaskan
konsep keperawatan komunitas.
a.
Menjelaskan
keperawatan komunitas.
b.
Menjelaskan
paradigma keperawatan komunitas.
c.
Menjelaskan
tujuan keperawatan komunitas.
d.
Menjelaskan
sasaran keperawatan komunitas.
e.
Menjelaskan
karakteristik keperawatan komunitas.
f.
Menjelaskan
prinsip keperawatan komunitas.
g.
Menjelaskan
tanggung jawab perawat komunitas.
h.
Menjelaskan
peran perawat komunitas.
i.
Menjelaskan
proses keperawatan komunitas.
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
KONSEP
PROSES KEPERAWATAN
1.
Pengertain
Proses Keperawatan adalah metode perencanaan
dan pemberian asuhan keperawatan yang sistematis dan rasional (Kozier : 2000).
Asuhan Keperawatan adalah rangkaian
proses keperawatan yang diberikan oleh perawat kepada pasien mulai dari
pengkajian hingga evaluasi dalam usaha memlihara derajat kesehatan yang
optimal.
2.
Tujuan Proses Keperawatan
Tujuannya
mengidentifikasikan status kesehatan klien, masalah asuhan keperawatan aktual
maupun resiko tinggi untuk menentukan perencanaan, identifikasi kebutuhan,
intervensi spesifik agar kebutuhan klien teratasi (Kozier : 2000).
3.
Fungsi Proses
Keperawatan
a.
Memberi
kebebasan pada klien untuk mendapat pelayanan yang optimal sesuai dengan
kebutuhanya dalam kemandirianya di bidang kesehatan;
b.
Memberi
ciri profesionalisasi asuhan keperawatan melalui pendekatan pemecahan masalah
dan pendekatan komunikasi yang efektif dan efisien;
c.
Memberikan
pedoman dan bimbingan yang sistematis dan ilmiah bagi tenaga keperawatan dalam
memecahkan masalah klien melalui asuhan keperawatan.
4.
Karakteristik
Proses Keperawatan
a.
Diarahkan
pada tujuan;
b.
Merupakan
hasil yang direncanakan;
c.
Sistem
terbuka, fleksibel dan dinamis;
d.
Merupakan
siklus dan saling berhubungan;
e.
Pendekatan
individual pada setiap kebutuhan pribadi klien;
f.
Kesempatan
fleksibelitas dan kreatifitas dalam memecahkan masalah;
g.
Fleksibel
dalam memenuhi kebutuhan klien, keluarga dan masyarakat;
h.
Menekankan
umpan balik pengkajian ulang;
i.
Menekankan
validasi membuktikan bahwa sesuatu
itu benar.
5.
Keuntungan
Menggunakan Proses Keperawatan
a.
Untuk
Klien
1)
Asuhan
yang berkualitas;
2)
Asuhan
yang berkelanjutan;
3)
Partisipasi
klien dalam askep mandiri.
b.
Untuk
Perawat
1)
Kepuasan
kerja;
2)
Menimbulkan
sikap profesional;
3)
Tanggung
gugat dan tanggung jawab;
4)
Untuk
pendidikan keperawatan yang konsisten dan sistematis.
6.
Tahap – Tahap
Proses Keperawatan
a.
Pengkajian
Adalah langkah pertama untuk menentukan
status kesehatan klien. Mengumpulkan dan memeriksa informasi tentang status
kesehatan kesehatan, mencari bukti terhadap fungsi – fungsi atau faktor resiko
yang berkontribusi terhadap masalah kesehatan (Levefre, 1998).
Ada
5 aktivitas kunci dalam pengkajian antara lain :
1)
Mengumpulkan
data;
2)
Validasi
data;
3)
Organisasi
data;
4)
Identifikasi
pola;
5)
Melaporkan
dan mendokumentasikan data.
b.
Diagnosa
Keperawatan
Adalah penilaian klinis terhadap respon
individu, keluarga dan masyarakat terkait masalah kesehatan aktual dan resiko
atau proses kehidupan. Diagnosa keperawatan memberikan dasar untuk memilih
intervensi keperawatan untuk mencapai tujuan.
1)
Pernyataan
diagnosa keperawatan menggunakan format PES
(Gordon).
a)
Problem/masalah
adalah status kesehatan dengan singkat dan jelas.
b)
Etiologi/penyebab
adalah penyebab sebuah masalah yang meliputi faktor penunjang dan terdiri dari
patofisiologi, situasional, medication/treatment
serta maturasional.
c)
Symtom/tanda
yaitu karakteristik tentang data subjektif dan obyektif sebagai pendukung diagnosa
aktual.
2)
Ada
5 tipe diagnosa keperawatan antara lain :
a)
Diagnosa
aktual merupakan masalah klien yang muncul saat pengkajian keperawatan
didasarkan pada adanya tanda dan gejala. Rumusnya PES. Contohnya, tidak efektifnya pola napas.
b)
Diagnosa
risiko/risiko tinggi merupakan penilaian klinis dimana masalah belum ada, tapi
ada faktor – faktor resiko yang mengindikasikan bahwa masalah tersebut akan
berkembang jika tidak diatasi oleh perawat. Rumusnya PE. Contohnya, resiko infeksi.
c)
Diagnosa
kemungkinan, dirumuskan apabila bukti tentang masalah kesehatan tidak lengkap
atau tidak jelas. Rumusnya PE.
Contohnya, kemungkinan isolasi sosial b/d etiologi yang tidak diketahui.
d)
Diagnosa
sindrom merupakan diagnosa yang terkait dengan sekelompok diagnosa keperawatan
lain. Rumusnya P. Ada 2 macam
diagnosa sindrom yaitu sindrom disue (diagnosa yang terjadi pada klien bed rest
yang panjang) dan sindrom trauma pemerkosaan (diagnosa yang terjadi pada klien
korban pemerkosaan).
e)
Diagnosa
sejahtera merupakan diagnosa yang menunjukkan adanya respon klien yang sehat
dan menginginkan level kesejahteraan yang lebih tinggi. Contohnya, potensial
peningkatan kesejahteraan spiritual.
3)
Perumusan
diagnosa keperawatan
Dx. Keperawatan = P (problem) + E (etiologi)
+ S (sign/sysmtom)
|
berhubungan
dengan yang
ditandai dengan
|
Adalah pengembangan strategi desain
untuk mencegah, mengurangi masalah – masalah yang telah teridentifikasi di
diagnosa keperawatan.
1)
Tipe
– tipe rencana keperawatan
a)
Rencana
awal yaitu rencana yang dibuat perawat setelah pengkajian klien saat masuk RS.
b)
Rencana
ongoing yaitu rencana yang dilakukan
oleh perawata sehari – hari untuk mengatasi masalah klien.
c)
Rencana
pulang yaitu rencana yang dibuat sesaat sebelum klien pulang.
2)
Menetapkan
tujuan dan kriteria hasil (SMART)
a)
S : spesifik, berfokus pada pasien, singkat
dan jelas;
b)
M : measurable, dapat diukur;
c)
A : achievable, realistik;
d)
R : reasonable, ditentukan oleh perawat dan
klien;
e)
T : time, kontrak waktu.
d.
Implementasi
Keperawatan
Adalah perawat melaksanakan atau
mendelegasikan tindakan keperawatan yang telah dikembangkan pada tahap
perencanaan dan diakhiri dengan mendokumentasikan aktivitas keperawaan serta
respon yang dihasilkan klien (Kozier, 2000).
e.
Evaluasi
Adalah penilaian dengan membandingkan
perubahan keadaan pasien dengan tujuan dan kriteria hasil yang dibuat pada
tahap perencanaan sehingga ditarik kesimpulan bahwa implementasi keperawatan
diberhentikan, dilanjutkan atau diubah.
B.
KONSEP
KEPERAWATAN MATERNITAS
1.
Pengertian
Keperawatan maternitas adalah persiapan persalinan serta kwalitas
pelayanan kesehatan yang dilakukan dan difokuskan kepada kebutuhan bio – fisik
dan psikososial dari klien, keluarga dan bayi baru lahir (May dan Mahlmeister,
1990).
2.
Ruang Lingkup
Keterampilan Klinik Keperawatan Maternitas
Berdasarkan
kompetensi dasar perawat generalis meliputi :
a.
Melakukan
perawatan payudara;
b.
Melakukan
pemeriksaan fisik ibu hamil;
c.
Melakukan
pemeriksaan ibu postpartum;
d.
Melakukan
pertolongan persalinan normal;
e.
Melakukan
pemeriksaan fisik bayi baru lahir;
f.
Memantau
kemajuan persalinan dengan mengisi partograf;
g.
Melakukan
pemasangan Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR);
h.
Memandikan
dan melakukan perawatan tali pusar pada bayi baru lahir;
i.
Memberikan
pendidikan kesehatan yang mencakup :
1)
Senam
nifas;
2)
Senam
hamil;
3)
Manajemen
laktasi;
4)
Perawatan
bayi baru lahir;
5)
Kesehatan
reproduksi remaja;
6)
Perawatan
diri ibu postpartum;
7)
Pendidikan
kesehatan reproduksi;
8)
Pemeriksaan
payudara sendiri (sadari);
9)
Penatalaksanaan
keluhan selama kehamilan.
3.
Tujuan
Keperawatan Maternitas
a.
Memahami sosial
ekonomi klien;
b.
Mendeteksi
dini penyimpangan dari keadaan normal yang
ada pada klien;
c.
Memberikan
informasi kepada calon orang tua selama kehamilan dan persalinan;
d.
Membantu calon ibu melihat kehamilan dan persalinan sebagai proses fisik serta psikologis yang normal;
e.
Membantu WUS dan PUS atasi masalah
reproduksi dan mempersiapkan diri untuk menghadapi kehamilan;
f.
Memberikan
dukungan agar ibu hamil memandang kehamilanya sebagai pengalaman positif
dan menyenangkan.
4.
Paradigma
Keperawatan Maternitas
a.
Manusia,
meliputi pasangan usia subur (pus), wanita usia subur (wus), ibu hamil dan janinnya, wanita masa persalinan, wanita masa nifas serta bayi maupun keluarganya.
b.
Lingkungan,
meliputi proses kehamilan, persalinan dan masa nifas melibatkan
anggota keluarga dan masayarakat yang memiliki nilai sosial dan budaya.
c.
Kesehatan,
bersifat dinamis yaitu mempunyai perubahan fisik dan
psikologis yang mempengaruhinya.
d.
Keperawatan,
pelayanan profesional yang ditujukan untuk WUS dan berkaitan dengan sistem
reproduksinya, wanita dengan masa prenatal dan janinnya, BB lahir yang difokuskan pada pemenuhan kebutuhan dasar melalui adaptasi fisiologis dan psikologis.
5.
Filosofi
Keperawatan Maternitas
a.
Pengkajian
melibatkan keluarga;
b.
Berorientasi
kepada masyarakat;
c.
Perawat berperan
sebagai advokasi;
d.
Berorientasi
pada riset keperawatan;
e.
Perawat berperan
sebagai role model;
f.
Keperawatan maternitas
berfokus pada keluarga;
g.
Teori
keperawatan sebagai dasar asuhan keperawatan;
h.
Promosi
kesehatan merupakan peran perawat yang penting;
i.
Keperawatan
maternitas berperan dalam memberikan pendidikan kesehatan dan konseling;
j.
Kehamilan dapat
menjadi suatu yang menegangkan yang dapat mempengaruhi kehidupan keluarga;
k.
Budaya dan nilai – nilai agama dan kepercayaan dapat mempengaruhi arti sakit yang berdampak
keluarga.
6.
Pendekatan
Keperawatan Maternitas
a.
Caring;
b.
Holistik;
c.
Penghargaan
terhadap pasien;
d.
Proses keperawatan
berpusat pada keluarga;
e.
Peningkatan
kemampuan kemandirian pasien;
f.
Pemanfaatan
dan peningkatan sumber daya yang diperlukan.
7.
Tatanan
Pelayanan Keperawatan Maternitas
a.
Rumah Sakit;
b.
Puskesmas;
c.
Rumah
bersalin;
d.
Komunitas;
e.
Polindes.
8.
Peran Perawat
Maternitas
Peran perawat dalam keperawatan maternitas menurut
Reeder (1997) anatara lain sebagai pelaksana, pendidik, konselor, role model bagi para ibu dan teman
sejawat, perumus masalah serta ahli keperawatan.
Format
Pengkajian Asuhan Keperawatan pada Kehamilan
Tangga pengkajian :
HPMT :
Diagnosas Medis :
1.
Identitas Pasien
a.
Pasien
Nama :
Umur :
Alamat :
Agama :
Pekerjaan :
Suku
Bangsa :
b.
Suami
Nama :
Umur :
Alamat :
Agama :
Pekerjaan :
Suku Bangsa :
2.
Riwayat Haid
a.
Apakah
haid teratur...
b.
Siklus
berapa..
c.
Apakah
ada masalah dengan haid...
d.
HPHT/HPMT...
3.
Riwayat
Perkawinan
a.
Menikah/belum..
b.
Menikah
berapa lama...
LEOPOID III
Tujuan
: Menentukan bagian terbawah janin.
Bagian
bawah sudah masuk PAP/belum.
1.
Riawayat
Kehamilan Lalu
Hamil ke
|
Masalah dalam kehamilan
|
2.
Riwayat
Persalinan Lalu
Partus ke
|
Proses persalinannya
|
Lama persalinan
|
Tempat persalinan
|
Penolong persaliann
|
Masalah persalinan
|
3.
Riwayat Nifas
Lalu
Masalah nifas yang dialami
|
Masalah bayi yang pernah dialami
|
Keadaan anak
|
4.
Riwayat Keluarga
Berencana
a.
Jenis
kontrasepsi yang pernah digunakan...
b.
Masalah
dengan cara tersebut...
c.
Jenis
kontrasepsi yang direncakan setelah perkawinan...
d.
Jumlah
anak yang direncanakan...
5.
Riwayat
Psikososial
a.
Alasan
ibu datang ke klinik...
b.
Perubahan
yang timbul saat kehamilan..
c.
Harapan
tentang kehamilannya..
d.
Orang
yang tinggal bersama...
e.
Orang
yang terpenting...
f.
Dampak
yang terjadi pada keluarga dengan kunjungan ke klinik..
g.
Apa
suami mau menemani ke klinik..
h.
Rencana
tempat melahirkan..
i.
Rencana
menyusui..
j.
Apakah
memelihara kucing..
6.
Kebutuhan Dasar
Khusus
a.
Ketidaknyamanan..
b.
Istirahat
tidur..
c.
Hygiene
prenatal...
d.
Pergerakan..
e.
Penglihatan..
f.
Pendengaran...
g.
Cairan..
h.
Nutrsis..
i.
Eliminasi..
j.
Oxigenasi..
k.
Seksual..
7.
Pemeriksaan
Fisik
a.
Pemeriksaan
umum
Kedaan umum :
Kelainan bentuk badan :
Kesadaran :
Keadaan vital sign :
Nadi :
Respirasi :
Suhu :
b.
Pemeriksaan
kebidanan
Muka...
Leher..
Dada..
Perut..
Ekstremitas..
Genetaian...
8.
Pemeriksaan
Penunjang
Urien : protein urine :
Glukosa :
Darah : HB :
HT :
GOL DRH :
Feses :
USG :
Pap smear :
Kultur getag serviks :
9.
Terapi
10.
Analisa Data
No
|
Data Fokus
|
Problem
|
Etiologi
|
Format Diagnosa Keperawatan
No
|
Daftar Diagnosa Keperawatan
|
Diagnosa Ditemukan
|
Diagnosa Teratasi
|
Tanda Tangan Nama Terang
|
Format Perencanaan
No
|
Diagnosa Keperawatan
|
Rencana Tujuan dan Kriteria Hasil
|
Rencana Tindakan
|
Tanda Tangan Nama Terang
|
Format Pelaksanaan
No
|
Diagnosa Keperawatan
|
Pelaksanaan Tindakan Keperawatan
|
Respon
|
Tanda Tangan Nama Terang
|
Format Evaluasi
No
|
Diagnosa Keperawatan
|
Evaluasi
|
Tanda Tangan Nama Terang
|
C.
KONSEP
KEPERAWATAN ANAK
1.
Pengertian
Keperawatan anak adalah landasan
berpikir bagi seorang perawat anak dalam melakukan pelayanan keperawatan
terhadap klien anak atau keluarganya.
2.
Paradigma
Keperawatan Anak
a.
Manusia (anak)
Manusia sebagai klien dalam keperawatan
anak adalah individu yang berusia antara 0 – 18 tahun, yang sedang dalam proses
tumbuh kembang, mempunyai kebutuhan yang spesifik (fisik, psikologis, sosial
dan spiritual) yang berbeda dengan orang dewasa.
b.
Sehat
Adalah keadaan kesejahteraan optimal
antara fisk, mental dan sosial yang harus dicapai sepanjang kehidupan anak
dalam rangk mencapai tingkat pertumbuhan dan perkembagan yang optimal sesuai
dengan usianya.
c.
Lingungan
Lingkungan terdiri atas linkungan
internal dan eksternal. Lingkungan internal meliputi genetik, kematangan
biologis, jenis kelamin, intelektual, emosi dan adanya resistensi terhadap
penyakit. Ingkungan eksternal yaitu status nutrisi, orang tua, saudara
sekandung (sibling),
masyarakat/kelompok sekolah, kelompok/geng, disiplin yang ditanamkan orang tua,
agama, budaya, status sosial – ekonomi, iklim, cuaca sekitar dan lingkungan
fisik atau biologis bik rumah maupun sanitasi di sekelilingnya.
d.
Keperawatan
Untuk memperoleh pertumbuhan dan
perkemangan yang optimal, perawata dapat membantu anak dan keluarganya
mememnuhi kebutuhan yang spesifik dengan cara membina hubungan terapeutik
dengan anak/ keluarga melalui perannya sebagai pembela, pemulih, koordinator,
kolaborator, pembuat keputusan etik dan perencanaan kesehatan. Fokus utama
dalam pelaksanaan keperawatan adalah peningkatan kesehatan dan pencegahan
penyakit dengan falsafah untamanya askep yang berpusat paa keluarga dan
perawatan yang tetapeutik.
3.
Peran Perawat
Pediatrik
a.
Peran
restoratif, aspek pentingnya yaitu pengkajian dan evaluasi status fisik yang
berkesinambungan.
b.
Koordinasi/kolaborasi,
perawat berkolaborasi dan berkoordinasi dengan aktivitas profesional lain.
c.
Hubungan
terapeutik, perawat anak perlu berhubungan dengan anak – anak dan keluarganya
serta harus dapat memisahkan antara perasaan dan kebutuhan mereka.
d.
Advocasi/caring keluarga, perawat membantu anak –
anak dan keluarga mereka dalam menentukan berbagai pilihan yang diberitahukan
serta bertindak dalam memberikan yang terbaik untuk anak.
e.
Pencegahan
penyakit/promosi kesehatan, perawat harus memperhatikan kesehatan preventif
tanpa memperhatikan masalah yang telah diidentifikasi. Peran perawat yaitu
merenanakan asuhan yang mengembangkan setiap aspek pertumbuhan dan
perkembangan.
f.
Dukungan
konseling, dukungan secara alamiah diberikan dengan mendengar, menyentuh dan
kehadiran fisik, sedangkan konseling melibatkan dukungan, penyuluhan, teknik
untuk mendorong ekspresi perasaan dan pikiran maupun pendekatan keluarga untuk
mengatasi stres.
g.
Penyuluhan
kesehatan, bisa suatu tujuan langsung dari perawat seperti selama kelas menjadi
orang tua atau tidak langsung, misalnya membantu orang tua dan anak memahami
suatu diagnosis medis, mendorong anak untuk mengajukan pertanyaan tentang tubuh
mereka, merujuk keluarga ke profesional kesehatan, menyuplai pasien dengan
litertur yang tepat dan memberi pedoman antisipasi.
4.
Tren Masa Depan
Keperawatan Anak
Pada saat ini dengan pembayaran yang
tinggi asuhan pediatrik, kebutuhan untuk asuhan di rumah dan pelayanan
kesehatan komunitas akan menuntut perawat menjadi lebih mandiri dan sangat
terampil melebihi lingkunagan asuhan terdahulu dan tren kemajuan teknologi
berhubungan dengan asuhan keperawatan menjadikan tuntutan terhadap pengetahuan
mengenai komputer dalam lingkungan kerja serta
tren yang lain yaitu perubahan demografik.
5.
Elemen Pokok
Asuhan yang Berpusat pada Keluarga
a.
Hubungan
anak dan orang tua adalah unik;
b.
Orang
tua dapa memberikan asuhan yang efektif selama hospitalisasi anaknya;
c.
Kerjasama
dalam model asuhan adalah flesibel dan menggunakan konsep asuhan keperawatan
anak;
d.
Keberhasilan
dari pendekatan ini tergantung pada kesepakatan tim kesehatan untuk mendukung
kerja sama yang aktif dari oarang tua.
6.
Atraumatic Care
Atraumatic care atau asuhan
yang terpeutik adalah tindakan yang dapat mengurangi distres fisik maupun
psikologis yang dialami anak maupun orang tuanya selama dalam perawatan di
rumah sakit karena hal tersebut bertujuan sebagai terapi bagi anak.
Prinsip
utama dalam asuhan terapeutik (atraumatic
care) antara lain :
a.
Cegah
dan turunkan cedera baik fisik maupun psikologis;
b.
Tingkatkan
kemampuan orang tua dalam mengontrol perawatan anaknya;
c.
Modifikasi
lingkungkan fisik rumah sakit dengan mendesainnya seperti di rumah;
d.
Cegah
atau turunkan dampak perpisahan antara orang tua dan anak dengan menggunakan
pendekatan family centered.
7.
Proses
Keperawatan Anak dan Keluarga
a.
Pengkajian
Adalah proses kontinu yang dilakukan semua
fase pemecahan masalah dan menjadi dasar untuk pengambilan keputusan.
b.
Diagnosis
Keperawatan
Perawat menginterpretasikan dan membuat
keputusan tentang data yang dikumpulkan. Perawat mengatur atau mengumpulkan
data kedalam kategori yang sama untuk mengidentifikasi area signifikan dan
membuat salah satu keputusan diantaranya :
1)
Tidak
ada masalah kesehatan disfungsional, tidak ada intevensi yang diindikasikan;
2)
Ada
resiko masalah kesehtan disfungsional, intervensi diperlukan untuk
memfasilitasi peningkatan kesehatan;
3)
Ada
masalah kesehatan fungsional aktual, intervensi diperlukan untuk memfasilitasi
peningkatan kesehatan.
c.
Perencanaan
Setelah diagnosis keperawatan
teridentifikasi, suatu rencana asuhan dibuat dan hasil atau tujuannya
ditetapkan. Sasaran akhir dari askep adalah mengubah diagnosis keperawatan
menjadi status kesehatan yang diinginkan. Rencana harus ditetapkan sebelum
intervensi yang dibuat. Titik akhir fase perencanaan adalah pengembangan
rencana askep. Ada dua macam perencanaan yaitu :
1)
Rencana
asuhan standar adalah rencana yang cukup luas untuk menghadapi situasi yang
dapat dialami pasien engan maslah tertentu.
2)
Rencana
asuhan individual adalah rencana yang ditekankan hanya pada diagnosis pada
situasi pasien tertentu.
d.
Implementasi
Dimulai ketika perawat menempatan
intervensi tertentu ke dalam tindakan dan mengumpulkan umpan balik mengenai
efeknya. Umpan balik muncul kembali dalam bentuk observasi dan komunikasi serta
memberi dasar data untuk mengevaluasi hasil intervensi keperawatan. Selama
tahap ini, keamanan dan kenyaman psikologis pasien berkenaan dengan asuhan traumatik
tetap harus diperhatikan.
e.
Evaluasi
Adalah langkah terakhir dalam proses
pembuatan keputusan. Perawat mengumpulkan, menyortir dan menganalisis data
untuk menetapkan apakah tujuan telah tercapai, rencana memerlukan modifikasi
dan alternatif baru yang harus dikembangkan.
f.
Dokumentasi
Perawat mengkaji dan mengidentifikasi
masalah, rencana dan mengimplementasi tanpa dokumentasi, namun evaluasi
dilakukan paling baik dengan bukti tertulis tentang kemajuan pencapaian hasil.
D.
KONSEP
KEPERAWATAN DEWASA (KMB)
1.
Pengertian
Keperawatan medikal bedah adalah pelayanan profesional yang
didasarkan ilmu dan teknik keperawatan medikal bedah berbentuk pelayanan bio –
psiko – sosio – spiritual yang komprehensif ditujukan pada orang dewasa dengan
cenderung mengalami gangguan fisiologi atau tanpa gangguan struktur akibat
trauma.
2.
Ruang Lingkup
Keperawatan Medikal Bedah (KMB)
Adalah bentuk
asuhan keperawatan pada klien dewasa yang mengalami gangguan fisiologis baik
yang sudah nyata atau terprediksi mengalami gangguan karena adanya penyakit,
trauma atau kecacatan. Ruang lingkup ini meliputi lingkup klien dan garapan keperawatan.
a.
Lingkup
klien
Klien yang ditangani dalam praktek keperawatan medikal bedah adalah
orang dewasa, dengan pendekatan one to
one basis. Kategori dewasa berimplikasi pada pengembangan yang dijalani
sesuai tahapannya.
b.
Lingkup garapan keperawatan
Adalah segala
hambatan pemenuhan kebutuhan dasar yang terjadi karena perubahan fisiologis
pada satu atau berbagai sistem tubuh serta modalitas dan berbagai upaya untuk
mengatasinya.
3.
Dasar Penggunaan
Keperawatan Medikal Bedah
Keperawatan
medikal bedah di lakukan dengan :
a.
Pelayanan profesional
Seorang perawat dalam memberikan pelayanan keperawatan
kepada pasien, selalu memandang pasien secara holistik atau menyeluruh baik bio
– psiko – sosial – kultural – spiritual.
b.
Berdasarkan ilmu pengetahuan
Perawat dalam melaksanakan tugasnya sudah melalui
jenjang pendidikan formal yang sudah ditetapkan oleh pemerintah.
c.
Menggunakan scientific metode
Dalam melaksanakan askep melaui tahap – tahap dalam
proses keperawatan berdasarkan pendekatan ilmiah dengan menggunakan
standarisasi askep yang ada (NANDA, NIC,
NOC).
d.
Berlandaskan etika keperawatan
Perawat dalam melaksanakan tugasnya dituntut untuk
dapat menerapkan asas etika keperawatan yang ada, meliputi asas autonomy (menghargai hak pasien), beneficience (menguntungkan bagi
pasien), veracity (kejujuran) dan justice (keadilan).
4.
Suasana
Komunikasi Pada Klien Dewasa
a.
Saling terbuka, terbuka untuk mengungkapkan diri dan terbuka untuk mendengarkan orang lain.
Hanya dalam suasana keterbukaan segala alternatif dapat tergali.
b.
Saling percaya, bahwa apa yang disampaikan itu benar adanya akan dapat membawa hasil yang
diharapkan.
c.
Saling menghargai, segala pendapat, perasaan, pikiran, gagasan, sistem nilai yang dan
mengesampingkan harga kendala dalam jalannya dianut perlu dihargai.
d.
Hormat – menghormati, orang dewasa akan mampu berkomunikasi dengan baik apabila
pendapat pribadinya dihormati, ia lebih senang kalau ia boleh turut berfikir
dan mengemukakan pikirannya.
5.
Sehat – Sakit
Sehat yaitu sebuah
keadaan yang tidak hanya terbebas dari penyakit akan tetapi juga meliputi
seluruh aspek kehidupan manusia yang meliputi aspek fisik, emosi, sosial dan
spiritual.
Sakit yaitu keadaan
dimana fisik, emosional, intelektual, sosial, perkembangan, atau seseorang
berkurang atau terganggu, bukan hanya keadaan terjadinya proses penyakit.
Faktor
yang mempengaruhi kesehatan seseorang antara lain :
a.
Keturunan;
b.
Harapan seseorang tentang dirinya;
c.
Lingkungan, yaitu lingkungan fisik;
d.
Perkembangan, status perkembangan ditentukan oleh
faktor usia;
e.
Pelayanan, berupa tempat pelayana yang mempengaruhi
status kesehatan seseorang;
f.
Sosial dan kultural, pemikiran yang menimbulkan
perubahan perilaku kesehatan;
g.
Pengalaman masa lalu, pengalaman yang tidak diinginkan
di masa lalu sehingga mempengaruhi status kesehatan selanjutnya.
Sakit terbagi menjadi 2 yaitu akut dan kronis :
a.
Akut
artinya suatu gangguan atau penyakit yang berlangsung pada waktu yang singkat
atau dikenal sebgai penyakin menahun.
b.
Kronis
artinya gangguan atau penyakit yang berlangsung pada waktu yang lama atau
sering disebut sebgai penyakit menahun
6.
Proses Keperawatan Dewasa
a.
Pengkajian
1)
Dewasa Awal
Tahap perkembangan ini dapat mengambil manfaat dari pengkajian gaya hidup
pribadi meliputi pengkajian kepuasan hidup secara umum, hobi dan minat,
kebiasaan seperti diet, tidur, olahraga, perilaku seksual dan penggunaan
kafein, alkohol, obat terlarang.
2)
Dewasa
Tengah
Pengkajian keperawata dewasa harus meliputi faktor psikososial individu
seperti mekanisme koping dan sumber pendukung sosial.
b.
Diagnosa Keperawatan
Pernyataan diagnosa keperawatan harus mencakup penyebab yang diperkirakan
atau etiologi untuk suatu pernyataan. Pernyataan etiologi memungkinnan perawat
untuk mencapai target tujuan spesifik lebih cepat dan intervensi pada faktor
penyebab untuk setiap pernyataan diagnosa.
Perawat menggunakan pemikiran kritis untuk mengembangkan rencana yang
difokuskan pada menghilangkan etiologi masalah melalui intervensi keperawatan.
c.
Perencanaan
Pada saat memberikan askep, perawat harus mengenali kebutuhan klien,
keluarga dan komunitas adalah saling berhubungan. Contohnya, karakteristik
budaya, etnik dan psikososial, spiritual serta biologis bervariasi sebagai
pertimbangan ketika merencanakan perawatan. Cara individu dan masyarakat
sekitar memandang variasi ini dapat mempengaruhi respon individu pada
perancanaan perawatan.
d.
Intervensi
Intervensi keperawatan pada dewasa awal dan tengah mengubah kebiasaan
hidup sehat dan pengajaran peningkatan kesehatan dan manajemen stres.
e.
Evaluasi
Ketika mengevaluasi rencana perawatan, penting untuk perawat menentukan
apakah tercapai perilaku atau respons klien yang diharapkan (kriteria hasil)
yang teridentifikasi dalam pernyataan tujuan. Jika hasilnya belum terpenuhi,
perlu merevisi rencana atau pengkajian kembali pada diagnosa keperawatan. Evaluasi
memerlukan mendengarkan, empati dan penilaian akurat terhadap perilaku klien. Pendekatan
perawatan akan membantu menentukan pandangan klien tentang tujuan dan kesuksesan
rencana asuhan keperawatan.
E.
KONSEP
KEPERAWATAN JIWA
1.
Pengertian
Keperawatan dewasa adalah bentuk
pelayanan profesonal yang merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan,
menerapkam teori perilaku manusia sebagai ilmunya dan penggunaan diri sendiri
secara terapeutik sebagai kiatnya.
2.
Peran Perawat
dalam Keperawatan Jiwa
Menurut Wilson dan Kneisl (1988 : hal.
39) peran perawat dalam keperawatan jiwa antara
lain :
a.
Memberi
perawatan kontinu;
b.
Membela klien
dan keluarga;
c.
Mendidik
perawatan mandiri;
d.
Memakai
lingkungan secara konstruktif;
e.
Mengkoordinasi
berbagai aspek perawatan;
f.
Melibatkan diri
pada aktivitas pencegahan primer;
g.
Memberi
perawatan langung pada klien dan keluarga;
h.
Meningkatkan
perikemanusiaan perawatan kesehatan jiwa.
3.
Paradigma Keperawatan Jiwa
a.
Manusia
Fungsi seseorang sebagai makhluk
holistik yaitu bertindak, berinteraksi dan bereaksi dengan lingkungan secara
keseluruhan. Setiap individu mempunyai kebutuhan dasar yang sama dan penting.
Setiap individu mempunyai harga diri dan martabat. Semua perilaku individu
bermakna dimana perilaku tersebut meliputi persepsi, pikiran, perasaan dan
tindakan.
b.
Lingkungan
Manusia
sebagai makhluk holistik dipengaruhi oleh lingkungan dari dalam dirinya dan
lingkungan luar, baik keluarga, kelompok, komunitas.
c.
Kesehatan
Kesehatan
merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia yang menunjukkan salah satu segi
kualitas hidup manusia. Oleh karena itu, setiap individu mempunyai hak untuk
memperoleh kesehatan yang sama melalui perawatan yang adekuat.
d.
Keperawatan
Perawat
memandang manusia secara holistik dan menggunakan diri sendiri secara
terapeutik. Metodologi dalam keperawatan jiwa adalah menggunakan diri sendiri
secara terapeutik dan interaksinya interpersonal dengan menyadari diri sendiri,
lingkungan dan interaksinya dengan lingkungan. Kesadaran ini merupakan dasar
untuk perubahan. Klien bertambah sadar akan diri dan situasinya, sehingga lebih
akurat mengidentifikasi kebutuhan dan masalah serta memilih cara yang sehat
untuk mengatasinya. Perawat memberi stimulus yang konstruktif, sehingga
akhirnya klien belajar cara penanganan masalah yang merupakan modal dasar dalam
menghadapi berbagai masalah.
4.
Standar Praktik
Keperawatan Jiwa
Standard
keperawatan jiwa dipakai sebagai target untuk mengukur keberhasilan (Gillies,
1982, hal 97). Standard ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas asuhan
keperawatan, mengurangi biaya perawatan dan menjadi dasar dalam menentukan
kelalaian keperawatan. Standard praktik keperawatan jiwa terdiri dari 2 bagian
yaitu standar praktek profesional yang diuraikan dengan menggunakan pendekatan
proses keperawatan dan standar penampilan praktek profesional.
a.
Standar
praktek profesional
1)
Standard I : teori
Perawat menggunakan
teori yang ilmiah sebagai dasar pengambilan keputusan dalam praktek
keperawatan.
2)
Standard II : pengumpulan data
Perawat terus – menerus
mengumpulkan data yang akurat, komprehensif dan sistematis.
3)
Standard III : diagnosa keperawatan
Perawat memakai diagnosa
keperawatan dan standar klasifikasi gangguan jiwa dalam mengambil kesimpulan
yang didukung oleh catatan pengkajian data dan alasan ilmiah yang akurat.
4)
Standard IV : perencanaan
Perawat membuat
perencanaan perawatan dengan tujuan positif dan intervensi yang menggambarkan
keunikan tindakan keperawatan pada setiap kebutuhan klien.
5)
Standard V : intervensi
Intervensi perawat
diarahkan oleh rencana keperawatan untuk mengimplementasikan tindakan
keperawatan dalam meningkatkan, mempertahankan atau memulihkan kesehatan fisik
dan jiwa, mencegah penyakit serta dampak rehabilitasi.
Standard
V – A, intervensi : psikoterapi
Perawat menggunakan
intervensi psikoterapi untuk membantu klien dalam memperoleh atau meningkatkan
kemampuan koping sebelumnya dan mencegah hendaya lebih lanjut.
Standard
V – B, intervensi : pendidikan kesehatan
Perawat membantu
klien, keluarga, kelompok untuk mencapai kepuasan dan produktifitas dalam pola
kehidupan melalui pendidikan kesehatan.
Standard
V – C, intervensi : aktivitas kehidupan sehatian (ADL)
Perawat menggunakan
aktivitas kehidupan sehari – hari sebagai cara mencapai perawatan sendiri dan
kesehatan fisik serta jiwa klien.
Standard
V – D, intervensi : terapi somatik
Perawat menggunakan
pengetahuan tentang terapi somatik dan penggunaannya yang dihubungkan dengan
keterampilan klinik dalam bekerja dengan klien.
Standard
V – E, intervensi : lingkungan terapeutik
Perawat menciptakan,
mengatur dan mempertahankan lingkungan terapeutik melalui kerjasama dengan
klien dan petugas kesehatan lain.
Standard
V – F, intervensi : psikoterapi
Perawat menggunakan
keahlian klinik yang tinggi, psikoterapi, psikoterapi anak dan terapi modalitas
yang lain sebagai psikoterapist bagi individu, kelompok, keluarga serta
mengakui tanggung jawab profesional dalam praktik keperawatan.
6)
Standard VI : Evaluasi
Perawat mengevaluasi
respon klien pada tindakan keperawatan dalam rangka memperbaiki data dasar,
diagnosa keperawatan dan rencana perawatan.
b.
Standard
penampilan praktek profesional
1)
Standard VII : Pertimbangan Teman (peer, review)
Perawat berperan serta
dalam meninjau pekerjaan teman dan sistem evaluasi yang lain untuk menjamin
kualitas keperawatan yang diberikan pada klien.
2)
Standard VIII : pendidikan bekelanjutan
Perawat ikut
bertanggungjawab dalam pendidikan berkelanjutan dan pengembangan profesi dan
menyokong pengembangan profesi lain.
3)
Standard IX : kerjasama inter disiplin
Perawat bekerjasama
dengan disiplin lain dalam mengkaji, merencanakan, mengimplementasikan, mengevaluasi
program serta aktivitas program maupun kesehatan jiwa.
4)
Standard X : pemanfaatan sistem kesehatan masyarakat
Perawat berperan serta
dengan anggota masyarakat lain dalam mengkaji, merencanakan,
mengimplementasikan, dan mengevaluasi pelayanan kesehatan jiwa dan sistem
masyarakat termasuk peningkatan rentang pelayanan kesehatan yaitu prevensi
primer, sekunder, dan tertier gangguan jiwa.
5)
Standard XI : penelitian
Perawat mendukung
keperawatan dan pelayanan kesehatan jiwa melalui pembaharuan teori dan praktik
serta berperan dalam penelitian.
5.
Hubungan Perawat
– Klien
Adalah pengalaman belajar bersama untuk memperbaiki
emosi klien. Perawat memakai diri sendiri dan teknik pendekatan yang khusus
dalam bekerja dengan klien untuk memberi pengertian dan merubah merubah perilaku klien.
Secara umum tujuan hubungan terapeutik (Stuart dan Sundeen,
1987 : 96), yaitu :
a.
Kesadaran
diri, penerimaan diri dan penghargaan diri yang meningkat;
b.
Pengertian
yang jelas tentang identitas diri dan integritas diri ditingkatkan;
c.
Meningkatkan
fungsi dan kemampuan untuk memenuhi kebutuhan dan mencapai tujuan pribadi yang
realistis;
d.
Kemampuan
untuk membina hubungan intim interdependen, pribadi dengan kecakapan menerima
dan memberi kasih sayang.
Format
Pengkajian Keperawatan Jiwa
Ruang
Rawat: Tanggal dirawat/MRS:
I.
Identitas Klien
Nama
: ...(L/P) Umur : ...tahun Nomor CM : ...
II.
Alasan Masuk
III.
Faktor
Predisposisi
1.
Pernah
mengalami gangguan jiwa di masa lalu ? (ya/tidak)
2.
Pengobatan
sebelumnya (berhasil/kurang berhasil/tidak berhasil)
3.
Trauma
:
Jenis Trauma
|
Usia
|
Pelaku
|
Korban
|
Saksi
|
Aniaya
fisik
|
tahun
|
|||
Aniaya
seksual
|
tahun
|
|||
Penolakan
|
tahun
|
|||
Kekerasan
dalam keluarga
|
tahun
|
|||
Tindakan
kriminal
|
tahun
|
|||
Lain
– lain
|
tahun
|
Jelaskan
No 1,2,3....
4.
Anggota
keluarga yag gangguan jiwa? (ada/tidak)
Bila ada hubungan keluarga :
Gejala :
Riwayat pengobatan :
5.
Pengalaman
masa lalu yang tidak menyenangkan?
IV.
Pemeriksaan
Fisik
1.
Tanda
Vital
TD : .../mmHg
N : ... x/mnt
S : ...0C
P : ...x/mnt
2.
Ukuran
Berat Badan (BB) : ...Kg
Tinggi Badan (TB) : ...cm
3.
Keluhan
fisik (ada/tidak)
V.
Psikososial
1.
Genogram
2.
Konsep
diri
a.
Gambaran
diri :
b.
Identitas
diri :
c.
Peran :
d.
Ideal
diri :
e.
Harga
diri :
3.
Hubungan
sosial
a.
Orang
yang berarti :
b.
Peran
serta kegiatan kelompok/masyarakat :
c.
Hambatan
dalam berhubungan dengan orang lain :
4.
Spiritual
a.
Nilai
dan keyakinan :
b.
Kegitan
ibadah :
VI.
Status Mental
1.
Penampilan
a.
Rapi
b.
Penggunaan
pakaian tidak sesuai
c.
Cara
berpakaian tidak seperti bisanya
d.
Lain
– lain
2.
Pembicaraan
(cepat/ keras/ gagap/ lambat/ membisu/ apatis/ inkoherensi/ tidak mampu memulia
pembicaraan).
3.
Aktivitas
motorik (lesu/ tegang/ gelisah/ gimas/ tremor/ kompulsif/ agitasi TIK/ lain –
lain).
4.
Afek
dan emosi
a.
Afek
(datar/ labil/ tumpul/ tidak sesuai/ lain – lain);
b.
Emosi
(sedih/ khawatir/ gembira/ putus asa/ ketakutan/ lain – lain).
5.
Interaksi
selama wawancara (bermusuhan/ tidak koorperatif/ mudah tersinggung/ kontak mata
kurang/ defensif/ curiga/ lain – lain)
6.
Persepsi
– sensori
a.
Apakah
ada gangguan (ada/ tidak ada)
b.
Halusinasi
(pendengaran/ penglihatan/ perabaan/ pengecap)
c.
Ilusi
(ada /tidak ada/ lain – lain).
7.
Proses
pikir
a.
Proses
pikir (arus dan bentuk pikir)
1)
Sirkumtasial
2)
Blocking
3)
Fligh of idea
4)
Tangensial
5)
Kehilangan
asosiasi
6)
Pengulangan
pembicaraan
b.
Isi
pikir (obsesi/ hipokondria/ ide terkait/ depersonalisasi/ pikiran magis)
Waham
(agama/ somatik/ kebesaran/ curiga/ nihilistik/ sisip pikir/ siar pikir/
kontrol pikir).
8.
Tingkat
kesadaran (bingung/ sedasi/ stupor/ lain – lain)
Adakah
gangguan orientasi (disorientasi) meliputi waktu, orang, tempat.
9.
Memori
(gangguan daya ingat jangka panjang/ menengah/ pendek/ koafabulasi/ lain –
lain).
10.
Tingkat
konsentrasi dan berhitung (muah beralih/ tidak mampu berkonsentrasi/ tidak
mampu berhitung sederhana/ lain – lain).
11.
Kemampuan
penilaian (gangguan ringan/ gangguan bermakna/ lain – lain).
12.
Daya
tilik diri (mengingkari penyakit yang diderita/ menylahkan hal – hal di luar
dirinya/ lain – lain).
VII.
Kebutuhan
Rencana Pulang
1.
Kemampuan
klien memenuhi kebutuhan
Kemampuan memenuhi kebutuhan
|
Ya
|
Tidak
|
Makanan
|
||
Keamanan
|
||
Perawatan
kesehatan
|
||
Pakaian
|
||
Transportasi
|
||
Tempat
tinggal
|
||
Keuangan
|
||
Lain
– lain
|
2.
Kegiatan
hidup sehari – hari (ADL)
a.
Perawatan
diri
Kegiatan hidup sehari – hari
|
Bantual total
|
Bantuan minimal
|
Mandi
|
||
Kebersihan
|
||
Makan
|
||
BAK
|
||
BAB
|
||
Ganti
pakaian
|
b.
Nutrisi
1)
Apakah
anda puas dengan pola makan anda? (puas / tidak puas). Jika tidak puas,
jelaskan...
2)
Apakah
anda makan memisahan diri (ya/ tidak). Bila ya, jelaskan
3)
Frekuensi
makan sehari : ...x
4)
Nafsu
makan (meningkat/ menurun/ berlebihan/ sedikit – sedikit)
5)
Berat
badan (meningkat/ menurun)
BB saat ini : ...Kg
BB terendah : ...Kg
BB teringgi : ...Kg
c.
Tidur
1)
Apakah
ada masalah tidur (ya/ tidak)
2)
Apakah
merasa segar setelah bangun tidur? (segar/ tidak segar)
3)
Apakah
ada kebiasaan tidur siang? (ya, lamanya : ...jam/ tidak)
4)
Apakah
ada yang menolong anda mempermudah untuk tidur? (ya, jelaskan.../ tidak)
5)
Tidur
malam jam : ...; bangun jam : ...; rata – rata tidur malam jam : ...
6)
Apakah
ada gangguan tidur? (sulit untuk tidur/ samnambulisme/ gelisah saat tidur/
bangun terlalu pagi/ terbangun saat tidur/ berbiara saat tidur/ lain – lain)
3.
Kemampuan
klien dalam hal – hal berikut ini :
a.
Mengantisipasi
kehidupan sehari – hari (ya/ tidak)
b.
Membuat
keputusan berdasarkan keinginan sendiri (ya/ tidak)
c.
Mengatur
penggunaan obat (ya/ tidak)
d.
Melakukan
pemeriksan kesehatan (ya/ tidak)
4.
Klien
memiliki sistem pendukung
Keluarga (ya/
tidak)
Teman sejawat
(ya/ tidak)
Terapis (ya/
tidak)
Kelompok sosial
(ya/ tidak)
5.
Apakah
klien menikmati saat bekerja, kegiatan produktif atau hobi? (ya menikmati/
tidak menikmati, jelaskan....)
VIII. Mekanisme Koping
Adaptif
|
Mal adaptif
|
Bicara
dengan orang lain
|
Minum
alkohol
|
Mampu
menyelesaikan masalah
|
Reaks
lambat/berlebihan
|
Tekhnik
relaksasi
|
Bekerja
berlebihan
|
Aktivitas
kontruktif
|
Menghindar
|
Olah
raga
|
Menciderai
diri
|
Lain
– lain
|
Lain
– lain
|
IX.
Masalah
Psikososial dan Lingkungan
1.
Masalah
dengan dukungan kelompok, spesifiknya...
2.
Masalah
berhubungan dengan lingkungan, spesifiknya...
3.
Masalah
dengan pendidikan, spesifiknya...
4.
Masalah
dengan pekerjaan, spesifiknya...
5.
Masalah
dengan perumahan, spesifiknya...
6.
Masalah
dengan ekonomi, spesifiknya...
7.
Masalah
dengan pelayanan kesehatan, spesifiknya...
8.
Masalah
lainnya, spesifiknya...
X.
Pengetahuan
Kurang Tentang
1.
Koping
2.
Penyakit
fisik
3.
Obat
– obatan
4.
Faktor
presipitasi
5.
Sistem
pendukung
6.
Penyakit/
gangguan jiwa
7.
Lain
– lain
XI.
Aspek Medis
Diagnosa
medis....
Terapi
medis...
F.
KEPERAWATAN
KOMUNITAS
1.
Pengertian
Keperawatan
komunitas adalah pelayanan keperawatan profesional yang ditujukan kepada
masyarakat dengan pendekatan pada kelompok resiko tinggi alam upaya pencapaian
derajat kesehatan yang optimal melalui pencegahan penyakit dan peningkatan
kesehatan dengan menjalin keterjangkauan pelayanan kesehtan yang dibutuhkan dan
melibatkan klien sebagai mitra dalam perencanan, pelaksanaan dan evaluasi
pelayanan keperawatan (Spradney, 1985 ; Logan dan Dawkir, 1987).
2.
Paradigma
Keperawatan Komunitas
Paradigma
Keperawatan Komunitas terdiri 4 komponen pokok yaitu manusia, keperawatan,
kesehatan dan lingkungan (Logan & Denis, 1987). Sebagai sasaran praktik
keperawatan klien dibedakan menjadi individu, keluarga dan masyarakat.
a.
Manusia
1)
Individu
Sebagai Klien
Individu adalah anggota keluarga yang
unik sebagai kesatuan utuh dari aspek biologi psikologi, sosial dan spiritual.
Peran perawat yaitu memenuhi kebutuhan dasar klien mencakup biologi psikologi,
sosial dan spiritual karena adanya kelemahan mental serta fisik, keterbatasan
pengetahuan, kurangnya kemauan menuju kemandirian pasien.
2)
Keluarga Sebagai Klien
Keluarga adalah sekelompok individu yang
berhubungan erat secara terus – menerus dan terjadi interaksi satu sama lain,
baik perorangan, maupun bersama – sama di dalam lingkungan sendiri atau
keseluruhan.
3)
Masyarakat
Sebagai Klien
Ciri – cirinya yaitu adanya interaksi
antar warga yang diatur oleh adat istiadat, norma, hukum dan peraturan yang
khas mengikat semua warga.
b.
Kesehatan
Adalah kemampuan melaksanakan peran dan
fungsi dengan efektif serta dipengaruhi oleh faktor lingkungan, perilaku,
pelayanan kesehatan juga keturunan.
c.
Keperawatan
Adalah bentuk pelayanan kesehtan yang
diberika perawat kepada individu, keluarga, kelompok, masyarakat yang mempunyai
maslah kesehatan meliputi promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif.
d.
Lingkungan
Lingkungan berfokus pada linngkunagn
masyarakat dimana dapat mempengaruhi status kesehatan manusia yang meliputi
lingkungan fisik, psikologi, sosial budaya dan spiritual.
3.
Tujuan
Keperawatan Komunitas
a.
Tujuan Umum
Meningkatkan derajat kesehatan dan
kemampuan masyarakat secara menyeluruh dalam memelihara kesehatan untuk mecapai
derajat kesehatan optimal yang mandiri.
b.
Tujuan Khusus
1)
Dipahaminya
pengertian sehat sakit oleh masyarakat;
2)
Tertanganinya
kelompok keluarga rawan yang memerlukan pembinaaan dan askep;
3)
Tertanganinya
kasus – kasus yang memerlukan penanganan tindaklanjut dan askep di rumah;
4)
Terjalaninya
kasus – kasus tertentu termasuk kelompok resiko tinggi yang memerlukan
penanganan dan askep di rumah serta di puskesmas;
5)
Teratasinya
dan terkendalinya keadaan lingkungan fisik maupun sosial untuk menuju kesehatan
yang optimal;
6)
Tertanganinya
kelompok masyarakat khusus yang memerlukan pembinaan dan askep di rumah, di
panti maupun di masyarakat;
7)
Meningkatkan
kemampua individu, keluarga, kelompok, masyarakat untuk melaksanakan upaya
perawatan dasar dalam rangka mengatasi masalah keperawatan.
4.
Sasaran
Keperawatan Komunitas
Adalah
seluruh masyarakat termasuk individu, keluarga, kelompok yang beresiko tinggi
seperti keluarga penduduk di daerah kumuh, terisolasi serta tidak terjangkau
termasuk juga kelompok bayi, balita serta ibu hamil. Ada 3 tingkatan sasaran
keperawatan komunitas menurut Anderson (1988) antara lain individu, keluarga
dan komunitas.
5.
Karakteristik
Keperawatan Komunitas
Karakteristik tersebut meliputi
pelayanan keperawatan yang diberikan berorientasi pada kelompok, fokus
pelayanan utama adalah peningkatan dan pencegahan penyakit, askep diberikan secara
komprehensif dan berkelanjutan dengan melibatkan partisipasi klien, klien
memiliki otonomi yang tinggi, fokus perhatian dalam pelayanan keperawatan lebih
kearah pada kondisi sehat, pelayanan memerlukan kolaborasi interdisplin,
perawat secara langsung dapat mengaji dan mengintervensi klien serta
lingkungannya maupun pelayanan didasarkan pada kewaspadaan epidemiologi.
6.
Prinsip
Keperawatan Komunitas
a.
Semua
tindakan dalam askep harus memberikan manfaat yang besar bagi komunitas;
b.
Prinsip
keadilan yaitu disesuaikan dengan kemampuan dari komunitas itu sendiri;
c.
Pelayanan
keperawatan dilakukan bekerjasama dengan klien dalam waktu yang panjang serta
besifat berkelanjutan;
d.
Askep
diberikan secara langsung mengkaji dan mengintervensi klien dan lingkungannya
yang tujuannya untuk peningkatan kesehatan;
e.
Prinsip
otonomi yaitu klien atau komunitas diberi kebebasan dalam memilih beberapa
alternatif terbaik dalam menyelesaikan masalah kesehatan yang ada.
7.
Tanggung Jawab
Perawat Komunitas
a.
Mempertahankan
lingkungan yang sehat;
b.
Mengajarkan
upaya – upaya peningkatan kesehatan;
c.
Kolaborasi
dalam mengembangkan pelayan kesehatan yang diterima;
d.
Mencegah
atau melaporkan adanya kelalain penyalahgunaan wewenang;
e.
Menjamin
pelayanan yang berkualitas dan melaksankan riset keperawatan;
f.
Memberikan
pembelaan untuk mendapatkan kehidapan dan pelayana kesehatan sesuai standar;
g.
Mengidentifikasikan
standar kehidupan yang mengancam penyakit serta melakukan rujukan;
h.
Melaksanakan
pelayanan mandiri serta berpartisipasi dalam mengembangkan pelayanan
profesional;
i.
Menyediakan
pelayanan bagi oarang sakit atau cacat di rumah mencakup pengajaran terhadap
pengasuhnya.
8.
Peran Perawat
Komunitas
a.
Pendidik
(educator), memberikan informasi yang
memungkinkan klien membuat pilihan dan perawat selalu mengkaji serta memotivasi
belajar klien.
b.
Advokat,
perawat memberi pembelaan kepada klien yang tidak dapat bicara untuk dirinya.
c.
Manajemen
kasus, menyediakan pelayanan kesehatan yang berkualitas, mengurangi fragmentasi serta meningkatkan kualitas hidup klien.
d.
Kolaborator,
bekerjasama dengan anggota tim kesehatan lain untuk mencapai tahap kesehatan
optimal.
e.
Panutan
(role model), berperilaku sehat
jasmani dan rohani dalam kehidupan sehari – hari.
f.
Penliti,
penelitian dalam askep membantu mengidentifikasi serta mengembangkan teori –
teori keperawatan sebagai dasar praktik keperawatan.
g.
Pembaharu
(change agent), agen pembaharu dalam
merubah perilaku dan pola hidup yang erat kaitannya dengan peningkatan pemeliharaan
kesehatan.
9.
Proses
Keperawatan Komunitas
a.
Pengkajian
Pada tahap ini perawat mengumpulkan data
yang bertujuan mengidentifikasikan data yang penting mengenai klien. Yang perlu
dikaji antara lain :
1)
Core/inti
: data demografi kelompok atau komunitas yang terdiri dari umur, pendidikan,
jenis kelamin, pekerjaan, agama, nilai – nilai, keyakinan serta riwayat
timbulnya komunitas.
2)
8
subsistem yang mempengaruhi komunitas (Betty Neuman) meliputi perumahan,
pendidikan, keamanan dan keselamatan di lingkungan tempat tinggal, politik dan
kebijakan pemerintah terkait dengan kesehatan, pelayanan kesehatan yang
tersedia untuk melakukan deteksi dini gangguan, sistem komunikasi, ekonomi dan
rekreasi.
3)
Status
kesehatan komunitas, dapat dilihat dari biostatik dan vital stastik antara lain
angka mortalitas, angka morbiditas, IMR, MMR serta cakupan imunisasi.
b.
Diagnosa
Kepeawatan Komunitas dan Analisa Data
Setelah dilakukan pengkajian sesuai
dengan data – data yang dicari, maka dikelompokkan dan dianalisa seberapa besar
stressor yang mengancam masyarakat dan seberapa besar reaksi yang timbul pada
masyarakat tersebut. Diagnosa komunitas terdiri dari : masalah kesehatan,
karakteristik populasi dan lingkungan.
c.
Perencanaan (intervesi)
Merupakan tindakan menetapkan apa yang
harus dilakukan untuk membantu sasaran dalam upaya promotif, preventif, kuratif
dan rehabilitatif. Langkah pertama dalam tahap ini yaitu menetapkan tujuan dan
sasaran kegiatan untuk mengatsi masalah yang telah ditetapkan sesuai dengan
diagnosis keperawatan. Dalam menentukan tahap berikutnya yaitu rencana pelaksanaan
kegiatan, maka ada dua faktor yang mempengaruhi yaitu sifat masalah dan sumber
masyarakat seperti dana, sarana, tenaga yang tersedia.
Dalam pelaksanaan pengembangan
masyarakat dilakukan melalui tahapan sebagai berikut :
1)
Tahap
Persiapan
Pemilihan daerah yang menjadi prioritas
menentukan cara berhubungan dengan masyarakat, mempelajari dan bekerjasama
dengan masyarakat.
2)
Tahap
Pengorganisasian
Dengan persiapan pembentukan kelompok
kerja kesehatan untuk menumbuhkan kepedulian terhadap kesehatan masyarakat.
3)
Tahap
Pendidikan dan Pelatihan
a)
Kegaitan
pertemuan teratur dengan kelompok masyarakat;
b)
Melakukan
pengkajian;
c)
Membuat
program berdasarkan masalah atau diagnosa keperawatan;
d)
Melatih
kader;
e)
Keperawatan
langsung terhadap individu, keluarga dan masyarakat.
4)
Tahap
Formasi Kepemiminan
5)
Tahap
Koordinasi Intersektoral
6)
Tahap
Akhir
Melakukan kunjungan bertahap untuk
mengevauasi serta memberikan umpan balik untuk perbaikan kegiatan kelompok
kerja kesehatan lebih lanjut.
d.
Pelaksanaan (implementasi)
Perawat bertnggungjawab untuk
melaksanakan tindakan yang telah direncanakan dan sifatnya :
1)
Bantuan
dalam upaya mengatasi masalah – masalah kurang nutrisi, mempertahankan kondisi
seimbang atau sehat dan meningkatkan kesehatan;
2)
Mendidik
komunikasi tentang perilaku sehat untuk mencegah kurang gizi;
3)
Sebagai
advokat komunitas sekaligus memfasilitas terpenuhinya kebutuhan komunitas.
Pada
kegiatan praktik keperawatan komunitas berfokus pada tingkat pencegahan yaitu :
1)
Pencegahan
primer yaitu pencegahan sebelum sakit dan difokuskan pada populasi sehat,
mencakup pada kegiatan kesehatan secara umum serta perlindungan khusus terhadap
penyakit, contohnya imunisasi, penyuluhan gizi, simulasi dan bimbingan dini
dalam kesehatan keluarga.
2)
Pencegahan
sekunder yaitu pencegahan kegiatan yang dilakukan pada saat terjadinya
perubahan derajat kesehatan masyarakat dan ditemukan masalah kesehatan.
Pencegahan ini menekankan pada diagnosa dini dan tindakan untuk menghambat
poses penyakit, contohnya mengkaji keterbelakangan tumbuhkembang anak,
memotivasi keluarga untuk melakukan pemeriksaan kesehatan seperti mata, gigi,
telinga.
3)
Pencegahan
tersier yaitu kegiatan yang menekankan pengembalian individu pada tingkat
berfungsinya secara optimal dari ketidakmampuan keluarga, contohnya membantu keluarga
yang mempunyai anak dengan resiko gangguan kurang gizi untuk melakuakan
pemeriksaan secara teratur ke posyandu.
e.
Evaluasi
Adalah penilain terhadap program yang
telah dilaksanakan dibandingkan dengan tujuan semula dan dijadikan dasar untuk
memodifikasi rencana berikutnya. Fokus dari evaluasi keperawatan komunitas
antara lain :
1)
Hubungan
antara kenyataan yang ada dengan terget pelaksanaan;
2)
Perkembangan
atau kemajuan proses, kesesuian dengan perencanaan, peran staf atau pelaksan
tindakan, fasilitas dn jumlah peserta;
3)
Efisiensi
biaya, bagaimana pencarian sumber dana dan penggunaannya serta keuntungan
program;
4)
Efektifitas
kerja, apakah tujuan tercapai dan apakah klien atau masyarakat puas terhadap
tindakan yang dilaksanakan;
5)
Dampak,
apakah status kesehatan meningkat setelah dilaksanakan tindakan, apa perubahan
yang terjadi dalam 6 bulan atau 1 tahun.
Format
Pengkajian Asuhan Keperawatan Komunitas
Nama kepala keluarga :
Status :
Pekerjaan :
Alamat lengkap :
I.
Kependudukan
Daftar
nama anggota keluarga yang tinggal berdasarkan lamanya tinggal :
No
|
Nama KK & Anggota Keluarga
|
L/P
|
Golongan Umur
|
Hubungan dengan kep. kel
|
Pendidikan
|
Pekerjaan
|
|
Thn
|
Usia
|
||||||
1.
Apakah
ada anggota keluarga yang pindah dalam 1 tahun ini? (ya/ tidak). Bila ya,
sebutkan : ...orang
2.
Apakah
ada anggota keluarga yang baru dalam 1 tahun ini? (ya/ tidak). Bila ya,
sebutkan : ...orang
II.
Status Kesehatan
A.
Kesakitan
1.
Daftar
nama anggota keluarga yang sakit 1 bulan yang lalu
No
|
Nama
|
Keluhan/ penyakit
|
Pengobatan
|
||||
Tidak berobat
|
Kader
|
Dukun
|
Dokter/mantri
|
Pkm/
RS
|
|||
Keterangan : jenis
penyakit termasuk jiwa, kurang gizi dan kecacatan
2.
Apakah
ada lansia dikeluarga ini (ya/ tidak)
3.
Apakah
penyakit yang sering diderita oleh lansia (rematik/ hipertensi/ gastritis/
gangguan pendengaran/ dan lain – lain)
4.
Memiliki
kartuu sehat/jamkesmas
B.
Kematian
Daftar
anggota keluarga yang meninggal dalam periode 1 tahun terakhir
No
|
Nama
|
Umur
|
Pengobatan
|
Sebab kematian
|
Keterangan : apabila
yang meninggal bayi, maka ukuran waktu meninggal dalam hari.
III.
Upaya Pelayanan
Kesehatan
A.
Kesehatan ibu
dan anak
1.
Kehamilan
a.
Nama
anggota keluarga yang hamil : ...
b.
Kehamilan
ke (I/ II/ III/ IV/ >V)
c.
Umur
kehamilan : ...bulan
d.
Apakah
ibu hamil sudah memeriksa kehamilannya? (ya/ tidak). Bila ya, diperiksa dimana (posyandu/
pusesmas/ rumah bersalin/ dokter atau bidan praktik/ dukun). Bila tidak
sebutkan alasannya.
e.
Apakah
ibu hamil sudah diimunisasi TT (ya/ tidak). Bila ya, diimunisai di mana
(posyandu/ pusesmas/ rumah bersalin/ dokter atau bidan praktik/ dukun).
2.
Persalinan
(umur bayi max 11 bulan)
a.
Nama
ibu yang bersalin :
b.
Tanggal
persalinan :
c.
Nama
bayi (sesuai urutan kel.) :
d.
Jenis
kelamin :
e.
Yang
menolong persalinan (dukun bayi tidak terlatih/ bidan/ dukun bayi terlatih/
paramedis/ dukun bayi sedang dilatih/ dokter)
f.
Apakah
ibu mengalami keguguran? (ya/ tidak). Bia ya, terjadi pada usia kehamilan
berapa (1 – 3 bulan/ 4 – 6 bulan /7 – 9 bulan/ >9 bulan)
g.
Ditolong
oleh siapa pada saat keguguran? (bidan/ perawat atau mantri/ dukun beranak/
dokter). Bila ya, dimana? (posyandu/ puskesma/ rumah bersalin/ dokter atau
bidan praktik/ dukun)
B.
Imunisasi yang
sudah diberikan kepada bayi (umur max 12 bulan)
No
|
Jenis Imunisasi
|
Ya
|
Tidak
|
1.
|
BCG
|
||
2.
|
DPT
– HB 1
|
||
3.
|
DPT
– HB 2
|
||
4.
|
DPT
– HB 3
|
||
5.
|
POLIO
1
|
||
6.
|
POLIO
2
|
||
7.
|
POLIO
3
|
||
8.
|
POLIO
4
|
||
9.
|
CAMPAK
|
||
10.
|
HB
0 – 10 hari
|
1.
Keluarga
berencana
a.
Berapakah
jumlah akseptor dalam keluarga : ...orang
b.
Jenis
alat kontrasepsi yang digunakan (kondom/ suntikan/ susuk/ MOV/ MOP/ IUD/ pil/
dan lain – lain)
c.
Berapa
lama menggunakan alat kontrasepsi : ...bulan
d.
Dimanakh
mendapatkan pelayanan KB/alat kontrasepsi tersebut? (posyandu/ puskesmas/ rumah
bersalin/ dokter/ bidan praktik/ polindes)
C.
Gizi balita (0 –
4 tahun)
1.
Jumlah
balita yang ada di keluarga :
...anak
2.
Jumlah
balita yang mempunyai KMS : ...anak
3.
Jumlah
balita yang ditimbang bulan ini : ...anak
4.
Cek
status gizi anak pada KMS (melihat BB
anak) : baik/ sedang/ kurang/ buruk
5.
Umur
berapa bayi tersebut disapih (apabila ada) : < 1 bulan/ 1 – 6 bulan/ 6 bulan
– 1 tahun/ 1 – 2 tahun/ > 2 tahun
D.
Kesehatan lingkungan
1.
Apakah
keluarga mempunyai usaha dibidang makanan/minuman? (ya/ tidak). Bila ya,
sebutkan..
2.
Apakah
usaha tersebut pernah diperiksa petugas kesehatan? (ya/ tidak). Bila ya, berapa
kali dalam 1 tahun usaha tersebut diperiksa petugas kesehatan? (1 kali/ 2 kali/
3 kali/ 4 kali / >4 kali)
E.
P2M
1.
Apakah
ada anggota keluarga yang menderita demam (diduga malaria)? (ya/ tidak)
2.
Apabila
ada sudahkah diambil darahnya oleh petigas kesehatan untuk diperiksa? (ya
sudah/ belum)
F.
Puskesmas
1.
Apakah
anggota keluarga yang sakit dapat mendapatkan perawatan di rumah?
Ya, nama penderita :
Jenis penyakit :
Dirawat
(di rumah oleh keluarga/ di rumah oleh petugas kesehatan/ tidak)
2.
Berapa
kali petugas kesehatan mengunjungi penderita selama sakit? (1 kali/ 2 kali/ 3
kali/ 4 kali/ >4 kali)
G.
Laboratorium
1.
Apakah
ad anggota keluarga yang diperiksa di laboratorium puskesmas? (ya/ tidak)
2.
Apakah
jenis pemeriksaan? (urine/ tinja/ darah/ lain – lain)
IV.
Perilaku
Terhadap Kesehatan
A.
Kebiasaan mandi
dan gosok gigi
1.
Berapa
kali anggota kelurga mandi dalam 1 hari? (tidak pernah/ 1 kali/ 2 kali/ 3 kali/
>3 kali)
2.
Dimana
anggota keluarga mandi? (kamar mandi sendiri/ pancuran/ kamar mandi umum/
kolam/ sungai)
3.
Apakah
waktu mandi menggunakan sabun? (ya/ tidak)
4.
Apakah
anggota keluarga gosok gigi? (ya/ tidak)
5.
Apakah
anggota keluarga menggosok gigi menggunakan pasta gigi? (ya/ tidak)
6.
Berapa
kali anggota keluarga menggosok gigi dalam 1 hari? (tidak pernah/ 1 kali/ 2
kali/ 3 kali/ 4 kali/ >4 kali)
7.
Apakah
jumlah gigi sama dengan anggota keluarga? (ya/ tidak)
B.
Kebiasaan BAB
1.
Dimanakah
anggota keluarga BAB? (kolam/ sembarang tempat)
C.
Kebiasaan
mengambil air minum
1.
Dimanakah
anggota keluarga mengambil air minum? (mata air atau sunagi/ sumur keluarga/
sumur umum/ PAM)
2.
Apakah
air dimasak sebelum diminum? (ya/ tidak/ kadang – kadang)
D.
Kebiasan ganti
pakaian
1.
Berapa
kali anggota keluarga mengganti pakaian kerja/sekolah? (tiap hari/ tiap 2 hari
sekali/ tiap 3 hari sekali/ >3 hari)
2.
Berapa
kali anggota keluarga mengganti pakaian harian? (1 kali/ 2 kali/ >2 kali)
E.
Kebersihan rumah
1.
Dalam
sehari berapa kali membersihkan rumah? (1 kali/ 2 kali/ > dari 2 kali/ tidak
teratur)
2.
Berapa
kali membersihkan sarang laba – laba? (< dari 1 bulan sekali/ tidak tentu/ 1
bulan sekali/ 1 minggu sekali)
3.
Berapa
kali membersihkan tempat penampungan air? (tiap hari/ tidak tentu/ 1 bulan
sekali/ 1 minggu sekali)
F.
Pantangan makan
dan minum
1.
Apakah
ada pantangan makan dan minum bagi ibu hamil atau melahirkan? (ya, sebutkan../
tidak)
2.
Apakah
ada pantangan bagi bayi atau anak? (ya, sebutkan../ tidak)
G.
Keluarga sadar
gizi
1.
Makanan
pokok
2.
Apakah
jenis lauk yang dimakan? (protrin hewani/ nabati/ campuran)
3.
Apakah
ada sayuran dalam menu makanan? (selalu ada/ kadang – kadang/ tidak ada)
4.
Apakah
ada buah – buahan? (selalu ada/ kadang – kadang/ tidak ada)
5.
Apakah
keluarga mengkonsumsi susu? (selalu ada/ kadang – kadang/ tidak ada)
6.
Berapa
kali kebiasaan makan dalam sehari? (1 kali/ 2 kali/ 3 kali/ tidak tentu)
7.
Bagaimana
menghidangkan makanan? (tertutup/ terbuka / kadang – kadang)
8.
Apakah
ada pantangan makan dalam keluarg? (ada/ tidak)
9.
Bagaimana
kebiasaan mencuci sayuran? (tidak dicuci/ dipotong baru dicuci/ dicuci baru
dipotong)
10.
Apakah
keluarga bisa menggunakan garam beryodium dalam makanan sehari – hari? (ya/
tidak)
11.
Apakah
ibu hanya memberi ASI sampai umur 6 bulan? (ya/ tidak)
V.
Lingkungan
1.
Perumahan
a.
Bagaimana
keadaan ventilasi
b.
Apakah
tinggi langit – langit dari lantai minimal 2,4 m? (ya/ tidak)
c.
Apakah
terdapat lubang angin/ jendela? (ya/ tidak)
d.
Apakah
luas jendela >10% dari luas lantai? (ya/ tidak)
e.
Apakah
di dalam ruangan terasa sejuk? (ya/ tidak)
f.
Apakah
di dalam rumah terasa panas? (ya/ tidak)
g.
Apakah
di dalam rumah terasa pengap? (ya/ tidak)
h.
Apakah
terdapat jendela rumah? (ada/ /ada ditutup/ tidak ada)
i.
Apakah
terdapat genting kaca di dalam rumah? (ada/ tidak ada)
2.
Jamban
a.
Bagaimana
kondisi fasilitas MCK? (baik/ buruk)
b.
Apakah
keluarga memiliki MCK? (ada/ tidak)
c.
Berapa
keluarga yang memiliki MCK? (1 buah/ > dari 1)
d.
Bagaimana
jenis MCK? (di dalam rumah/ di luar rumah)
e.
Berapa
jarak sumber air dengan MCK? (> dari 10 m/ < 10 m)
f.
Bagaiman
sistem pembuangan air kotor? (Sistem peresapan tertutup/ Sistem peresapan
terbuka/ dibuang di selokan/ dibuang di sembarangan tanpa saluran)
3.
Pembuangan
sampah
a.
Bagaimana
pengelolaan sampah? (dibakar/ ditimbun/ dibuang ke sungai/ didaur ulang/ diangkut
dinas kebersihan/ dan lain – lain)
4.
Sumber
pencemaran
a.
Apakah
ada sumber pencemaran di rumah? (ada/ tidak)
b.
Apakah
jenis pencemaran (polusi)? (limbah RT/ limbah industri)
c.
Apakah
jenis pencemaran zat? (kimia/ non kimia)
d.
Berapa
jarak dari rumah kesumber polusi? (> dari 10 m/ < 10 m)
e.
Apakah
ada tindakan yang telah dilakukan untuk menanggulangi masalah tersebut? (ya/
tidak)
f.
Apakah
keluarga mempunyai kandang ternak? (ya/ tidak)
g.
Bagaimana
keadaan kandang ternak? (menyatu dengan rumah/ terpisah dengan rumah)
h.
Bila terpisah dari rumah, berapa jarak kandang
ternak dari rumah? (menempel/ di kolong rumah/ > dari 10 m dari rumah/ <
10 m dari rumah)
i.
Apakah
terdapat lalat? (tidak ada/ ada, 1 – 5 ekor/ ada. 6 – 10 ekor/ ada, > dari
10 ekor)
j.
Apakah
terdapat nyamuk (tidak ada/ ada, 1 – 5 ekor/ ada. 6 – 10 ekor/ ada, > dari
10 ekor)
k.
Apakah
keluarga mempunyai pekarangan rumah? (ya/ tidak)
l.
Apakah
ada pemanfaatan pekarangan rumah? (ya/ tidak)
BAB
III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Proses keperawatan adalah metode
perencanaan dan pemberian asuhan keperawatan yang sistematis dan rasional. Di
dalam proses keperawatan tersebut mencakup berbagai macam aspek diantaranya
aspek keperawatan maternitas, keperawatan anak, keperawatan dewasa/Keperawatan
Medikal Bedah (KMB), keperawatan jiwa dan keperawatan komunitas. Setiap aspek
tersebut memiliki kekhususan untuk pelayanan kesehatan kepada kliennya agar
terciptalah asuhan keperawatan yang baik dan benar.
B.
SARAN
1.
Diharapkan
para perawat dapat menerapkan setiap asuhan keperawatan yang sesuai dengan
kebutuhan klien.
2.
Dalam
memberikan asuhan keperawatan, perawat melaksanakan dengan sebaik – baiknya agar
klien merasa puas dengan pelayanan yang kita berikan.
DAFTAR
PUSTAKA
Azizah,
Lilik Ma’rifatul. (2011). Keperawatan
Jiwa Aplikasi Praktik Klinik. Graha Buku : Yogyakarta.
Dwi,
Budi dan Falen. (2010). Catatan Kuliah
Keperawatan Komunitas. Nuha Medika :
Yogyakarta.
Deswani.
(2010). Panduan Praktik Klinik dan
Laboratorium Keperawatan Maternitas. Salemba Medika : Jakarta.
Purwaningsih,
Wahyu dan Siti Fatmawati. (2010). Asuhan
Keperawatan Maternitas. Nuha Medika : Yogyakarta.
Supartini,
Yupi. (2002). Buku Ajar Konsep Dasar
Keperawatan Anak. EGC : Jakarta.
Wong,
Donna dkk. (2002). Buku Ajar Keperawatan
Pediatrik Wong Ed. 6 Vol. 1. EGC : Jakarta.
http://www.konsep-sehat-sakit.pdf
http://www.nurseofmysoul.blogspot.com/
http://mzaenuri-rsj.blogspot.com/2010/08/peran-fungsi-tugas-perawat-jiwa.html
http://jamaluddinnr.blogspot.com/2010/11/makalah-keperawatan-medikal-bedah.html
http://franciscasri.wordpress.com/2008/06/16/lingkup-praktik-keperawatan-medikal-bedah/