BAB I
PENDAHULUAN
A.     LATAR BELAKANG
Penulisan karya tulis ini dilakukan bertujuan untuk memenuhi tugas akhir semester II mata kuliah Ilmu Keperawatan Dasar III (IKD 3) tentang proses keperawatan yang mencakup berbagai macam aspek di dalamnya. Proses keperawatan adalah suatu acuan yang menjadi pedoman seoarang perawat dalam memberikan asuhan keperawatan kepada klien untuk memenuhi kebutuhannya dan mengatasi masalah yang sedang dihadapi. Di dalam memberikan asuhan keperawatan, seorang perawat memandang asuhannya dari berbagai macam aspek keperawatan diantaranya aspek aspek keperawatan maternitas, keperawatan anak, keperawatan dewasa/Keperawatan Medikal Bedah (KMB), keperawatan jiwa dan keperawatan komunitas. Pada setiap aspek tersebut memiliki bermacam – macam perbedaan cara untuk mengatasi masalah klien. Walaupun berbeda, tujuan akhir dari setiap aspek proses keperawatan tersebut dari perawat kepada klien bertujuan untuk meningkatkan status kesehatan klien agar optimal.

B.      RUMUSAN MASALAH
1.         Jelaskan konsep proses keperawatan?
2.         Jelaskan konsep keperawatan maternitas?
a.         Apa pengertian keperawatan maternitas?
b.        Bagimana ruang lingkup keterampilan klinik keperawatan maternitas?
c.         Apa saja tujuan keperawatan maternitas?
d.        Bagimana paradigma keperawatan maternitas?
e.         Bagimana filosofi keperawatan maternitas?
f.         Apa saja pendekatan pada keperawatan maternitas?
g.        Apa saja tatanan pelayanan yang termasuk dalam keperawatan maternitas?
h.        Apa saja peran perawat maternitas?
3.         Jelaskan konsep keperawatan anak?
a.         Apa pengertian keperawatan anak?
b.        Bagaimana paradigma keperawatan anak?
c.         Apa saja peran perawat pediatrik?
d.        Bagimana tren masa depan keperawatan anak?
e.         Apa saja elemen pokok asuhan yang berpusat pada keluarga?
f.         Jelaskan konsep atraumatic care?
g.        Bagaimana proses keperawatan anak dan keluarga?
4.         Jelaskan konsep keperawatan dewasa (KMB)?
a.       Apa pengertian keperawatan medikal bedah?
b.      Bagaimana ruang lingkup keperawatan medikal bedah (KMB)?
c.       Apa saja dasar penggunaan keperawatan medikal bedah?
d.      Bagimana suasana komunikasi pada klien dewasa?
e.       Jelaskan konsep sehat – sakit?
f.       Jelaskan proses keperawatan dewasa?
5.         Jelaskan konsep keperawatan jiwa?
a.         Apa pengertian keperawatan jiwa?
b.        Apa saja peran perawat dalam keperawatan jiwa?
c.         Jelaskan paradigma keperawatan jiwa?
d.        Bagaimana standar praktik keperawatan jiwa?
e.         Jelaskan konsep hubungan perawat – klien?
6.         Jelaskan konsep keperawatan komunitas?
a.         Apa pengertian keperawatan komunitas?
b.        Bagaimana paradigma keperawatan komunitas?
c.         Apa saja tujuan keperawatan komunitas?
d.        Apa saja sasaran keperawatan komunitas?
e.         Apa saja karakteristik keperawatan komunitas?
f.         Jelaskan prinsip keperawatan komunitas?
g.        Apa saja tanggung jawab perawat komunitas?
h.        Apa saja peran perawat komunitas?
i.          Jelaskan proses keperawatan komunitas?







C.     TUJUAN
1.         Menjelaskan konsep proses keperawatan.
2.         Menjelaskan konsep keperawatan maternitas.
a.         Menjelaskan pengertian keperawatan maternitas.
b.        Menjelaskan ruang lingkup keterampilan klinik keperawatan maternitas.
c.         Menjelaskan tujuan keperawatan maternitas.
d.        Menjelaskan paradigma keperawatan maternitas.
e.         Menjelaskan filosofi keperawatan maternitas.
f.         Menjelaskan pendekatan pada keperawatan maternitas.
g.        Menjelaskan tatanan pelayanan yang termasuk dalam keperawatan maternitas.
h.        Menjelaskan peran perawat maternitas.
3.         Menjelaskan konsep keperawatan anak.
a.         Menjelaskan pengertian keperawatan anak.
b.        Menjelaskan paradigma keperawatan anak.
c.         Menjelaskan peran perawat pediatrik.
d.        Menjelaskan tren masa depan keperawatan anak.
e.         Menjelaskan elemen pokok asuhan yang berpusat pada keluarga.
f.         Menjelaskan konsep atraumatic care.
g.        Menjelaskan proses keperawatan anak dan keluarga.
4.         Menjelaskan konsep keperawatan dewasa (KMB).
a.         Menjelaskan pengertian keperawatan medikal bedah.
b.        Menjelaskan ruang lingkup keperawatan medikal bedah (KMB).
c.         Menjelaskan dasar penggunaan keperawatan medikal bedah.
d.        Menjelaskan suasana komunikasi pada klien dewasa.
e.         Menjelaskan konsep sehat – sakit.
f.         Menjelaskan proses keperawatan dewasa.
5.         Menjelaskan konsep keperawatan jiwa.
a.         Menjelaskan pengertian keperawatan jiwa.
b.        Menjelaskan peran perawat dalam keperawatan jiwa.
c.         Menjelaskan paradigma keperawatan jiwa.
d.        Menjelaskan standar praktik keperawatan jiwa.
e.         Menjelaskan konsep hubungan perawat – klien.
6.         Menjelaskan konsep keperawatan komunitas.
a.         Menjelaskan keperawatan komunitas.
b.        Menjelaskan paradigma keperawatan komunitas.
c.         Menjelaskan tujuan keperawatan komunitas.
d.        Menjelaskan sasaran keperawatan komunitas.
e.         Menjelaskan karakteristik keperawatan komunitas.
f.         Menjelaskan prinsip keperawatan komunitas.
g.        Menjelaskan tanggung jawab perawat komunitas.
h.        Menjelaskan peran perawat komunitas.
i.          Menjelaskan proses keperawatan komunitas.

BAB II
PEMBAHASAN
A.     KONSEP PROSES KEPERAWATAN
1.         Pengertain
Proses Keperawatan adalah metode perencanaan dan pemberian asuhan keperawatan yang sistematis dan rasional (Kozier : 2000).
Asuhan Keperawatan adalah rangkaian proses keperawatan yang diberikan oleh perawat kepada pasien mulai dari pengkajian hingga evaluasi dalam usaha memlihara derajat kesehatan yang optimal.
2.         Tujuan Proses Keperawatan
Tujuannya mengidentifikasikan status kesehatan klien, masalah asuhan keperawatan aktual maupun resiko tinggi untuk menentukan perencanaan, identifikasi kebutuhan, intervensi spesifik agar kebutuhan klien teratasi (Kozier : 2000).
3.         Fungsi Proses Keperawatan
a.         Memberi kebebasan pada klien untuk mendapat pelayanan yang optimal sesuai dengan kebutuhanya dalam kemandirianya di bidang kesehatan;
b.        Memberi ciri profesionalisasi asuhan keperawatan melalui pendekatan pemecahan masalah dan pendekatan komunikasi yang efektif dan efisien;
c.         Memberikan pedoman dan bimbingan yang sistematis dan ilmiah bagi tenaga keperawatan dalam memecahkan masalah klien melalui asuhan keperawatan.
4.         Karakteristik Proses Keperawatan
a.         Diarahkan pada tujuan;
b.        Merupakan hasil yang direncanakan;
c.         Sistem terbuka, fleksibel dan dinamis;
d.        Merupakan siklus dan saling berhubungan;
e.         Pendekatan individual pada setiap kebutuhan pribadi klien;
f.         Kesempatan fleksibelitas dan kreatifitas dalam memecahkan masalah;
g.        Fleksibel dalam memenuhi kebutuhan klien, keluarga dan masyarakat;
h.        Menekankan umpan balik       pengkajian ulang;
i.          Menekankan validasi       membuktikan bahwa sesuatu itu benar.
5.         Keuntungan Menggunakan Proses Keperawatan
a.         Untuk Klien
1)        Asuhan yang berkualitas;
2)        Asuhan yang berkelanjutan;
3)        Partisipasi klien dalam askep       mandiri.
b.        Untuk Perawat
1)        Kepuasan kerja;
2)        Menimbulkan sikap profesional;
3)        Tanggung gugat dan tanggung jawab;
4)        Untuk pendidikan keperawatan yang konsisten dan sistematis.
6.         Tahap – Tahap Proses Keperawatan
a.        Pengkajian
Adalah langkah pertama untuk menentukan status kesehatan klien. Mengumpulkan dan memeriksa informasi tentang status kesehatan kesehatan, mencari bukti terhadap fungsi – fungsi atau faktor resiko yang berkontribusi terhadap masalah kesehatan (Levefre, 1998).
Ada 5 aktivitas kunci dalam pengkajian antara lain :


1)        Mengumpulkan data;
2)        Validasi data;
3)        Organisasi data;
4)        Identifikasi pola;
5)        Melaporkan dan mendokumentasikan data.


b.        Diagnosa Keperawatan
Adalah penilaian klinis terhadap respon individu, keluarga dan masyarakat terkait masalah kesehatan aktual dan resiko atau proses kehidupan. Diagnosa keperawatan memberikan dasar untuk memilih intervensi keperawatan untuk mencapai tujuan.
1)        Pernyataan diagnosa keperawatan menggunakan format PES (Gordon).
a)         Problem/masalah adalah status kesehatan dengan singkat dan jelas.
b)        Etiologi/penyebab adalah penyebab sebuah masalah yang meliputi faktor penunjang dan terdiri dari patofisiologi, situasional, medication/treatment serta maturasional.
c)         Symtom/tanda yaitu karakteristik tentang data subjektif dan obyektif sebagai pendukung diagnosa aktual.
2)      Ada 5 tipe diagnosa keperawatan antara lain :
a)         Diagnosa aktual merupakan masalah klien yang muncul saat pengkajian keperawatan didasarkan pada adanya tanda dan gejala. Rumusnya PES. Contohnya, tidak efektifnya pola napas.
b)        Diagnosa risiko/risiko tinggi merupakan penilaian klinis dimana masalah belum ada, tapi ada faktor – faktor resiko yang mengindikasikan bahwa masalah tersebut akan berkembang jika tidak diatasi oleh perawat. Rumusnya PE. Contohnya, resiko infeksi.
c)         Diagnosa kemungkinan, dirumuskan apabila bukti tentang masalah kesehatan tidak lengkap atau tidak jelas. Rumusnya PE. Contohnya, kemungkinan isolasi sosial b/d etiologi yang tidak diketahui.
d)        Diagnosa sindrom merupakan diagnosa yang terkait dengan sekelompok diagnosa keperawatan lain. Rumusnya P. Ada 2 macam diagnosa sindrom yaitu sindrom disue (diagnosa yang terjadi pada klien bed rest yang panjang) dan sindrom trauma pemerkosaan (diagnosa yang terjadi pada klien korban pemerkosaan).
e)         Diagnosa sejahtera merupakan diagnosa yang menunjukkan adanya respon klien yang sehat dan menginginkan level kesejahteraan yang lebih tinggi. Contohnya, potensial peningkatan kesejahteraan spiritual.
3)        Perumusan diagnosa keperawatan
                             Dx. Keperawatan = P (problem) + E (etiologi) + S (sign/sysmtom)
                              berhubungan dengan yang ditandai dengan

                c.         Intervensi / Rencana Keperawatan
Adalah pengembangan strategi desain untuk mencegah, mengurangi masalah – masalah yang telah teridentifikasi di diagnosa keperawatan.
1)        Tipe – tipe rencana keperawatan
a)         Rencana awal yaitu rencana yang dibuat perawat setelah pengkajian klien saat masuk RS.
b)        Rencana ongoing yaitu rencana yang dilakukan oleh perawata sehari – hari untuk mengatasi masalah klien.
c)         Rencana pulang yaitu rencana yang dibuat sesaat sebelum klien pulang.
2)        Menetapkan tujuan dan kriteria hasil (SMART)
a)         S     :  spesifik, berfokus pada pasien, singkat dan jelas;
b)        M    :  measurable, dapat diukur;
c)         A    :  achievable, realistik;
d)        R    :  reasonable, ditentukan oleh perawat dan klien;
e)         T     :  time, kontrak waktu.
d.      Implementasi Keperawatan
Adalah perawat melaksanakan atau mendelegasikan tindakan keperawatan yang telah dikembangkan pada tahap perencanaan dan diakhiri dengan mendokumentasikan aktivitas keperawaan serta respon yang dihasilkan klien (Kozier, 2000).


e.         Evaluasi
Adalah penilaian dengan membandingkan perubahan keadaan pasien dengan tujuan dan kriteria hasil yang dibuat pada tahap perencanaan sehingga ditarik kesimpulan bahwa implementasi keperawatan diberhentikan, dilanjutkan atau diubah.

B.      KONSEP KEPERAWATAN MATERNITAS
1.         Pengertian
Keperawatan maternitas adalah persiapan persalinan serta kwalitas pelayanan kesehatan yang dilakukan dan difokuskan kepada kebutuhan bio – fisik dan psikososial dari klien, keluarga dan bayi baru lahir (May dan Mahlmeister, 1990).
2.         Ruang Lingkup Keterampilan Klinik Keperawatan Maternitas
Berdasarkan kompetensi dasar perawat generalis meliputi :
a.         Melakukan perawatan payudara;
b.        Melakukan pemeriksaan fisik ibu hamil;
c.         Melakukan pemeriksaan ibu postpartum;
d.        Melakukan pertolongan persalinan normal;
e.         Melakukan pemeriksaan fisik bayi baru lahir;
f.         Memantau kemajuan persalinan dengan mengisi partograf;
g.        Melakukan pemasangan Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR);
h.        Memandikan dan melakukan perawatan tali pusar pada bayi baru lahir;
i.          Memberikan pendidikan kesehatan yang mencakup :


1)        Senam nifas;
2)        Senam hamil;
3)        Manajemen laktasi;
4)        Perawatan bayi baru lahir;
5)        Kesehatan reproduksi remaja;
6)        Perawatan diri ibu postpartum;
7)        Pendidikan kesehatan reproduksi;
8)        Pemeriksaan payudara sendiri (sadari);
9)        Penatalaksanaan keluhan selama kehamilan.


3.         Tujuan Keperawatan Maternitas
a.         Memahami sosial ekonomi klien;
b.        Mendeteksi dini penyimpangan dari keadaan normal yang ada pada klien;
c.         Memberikan informasi kepada calon orang tua selama kehamilan dan persalinan;
d.        Membantu calon ibu melihat kehamilan dan persalinan sebagai proses fisik serta psikologis yang normal;
e.         Membantu WUS dan PUS atasi masalah reproduksi dan mempersiapkan diri untuk menghadapi kehamilan;
f.         Memberikan dukungan agar ibu hamil memandang kehamilanya sebagai pengalaman positif dan menyenangkan.
4.         Paradigma Keperawatan Maternitas
a.         Manusia, meliputi pasangan usia subur (pus), wanita usia subur (wus), ibu hamil dan janinnya, wanita masa persalinan, wanita masa nifas serta bayi maupun keluarganya.
b.        Lingkungan, meliputi proses kehamilan, persalinan dan masa nifas melibatkan anggota keluarga dan masayarakat yang memiliki nilai sosial dan budaya.
c.         Kesehatan, bersifat dinamis yaitu mempunyai perubahan fisik dan psikologis yang mempengaruhinya.
d.        Keperawatan, pelayanan profesional yang ditujukan untuk WUS dan berkaitan dengan sistem reproduksinya, wanita dengan masa prenatal dan janinnya, BB lahir yang difokuskan pada pemenuhan kebutuhan dasar melalui adaptasi fisiologis dan psikologis.
5.         Filosofi Keperawatan Maternitas
a.         Pengkajian melibatkan keluarga;
b.        Berorientasi kepada masyarakat;
c.         Perawat berperan sebagai advokasi;
d.        Berorientasi pada riset keperawatan;
e.         Perawat berperan sebagai role model;
f.         Keperawatan maternitas berfokus pada keluarga;
g.        Teori keperawatan sebagai dasar asuhan keperawatan;
h.        Promosi kesehatan merupakan peran perawat yang penting;
i.          Keperawatan maternitas berperan dalam memberikan pendidikan kesehatan dan konseling;
j.          Kehamilan dapat menjadi suatu yang menegangkan yang dapat mempengaruhi kehidupan keluarga;
k.        Budaya dan nilai nilai agama dan kepercayaan dapat mempengaruhi arti sakit yang berdampak keluarga.
6.         Pendekatan Keperawatan Maternitas
a.         Caring;
b.        Holistik;
c.         Penghargaan terhadap pasien;
d.        Proses keperawatan berpusat pada keluarga;
e.         Peningkatan kemampuan kemandirian pasien;
f.         Pemanfaatan dan peningkatan sumber daya yang diperlukan.
7.         Tatanan Pelayanan Keperawatan Maternitas


a.         Rumah Sakit;
b.        Puskesmas;
c.         Rumah bersalin;
d.        Komunitas;
e.         Polindes.


8.         Peran Perawat Maternitas
Peran perawat dalam keperawatan maternitas menurut Reeder (1997) anatara lain sebagai pelaksana, pendidik, konselor, role model bagi para ibu dan teman sejawat, perumus masalah serta ahli keperawatan.
Format Pengkajian Asuhan Keperawatan pada Kehamilan
Tangga pengkajian          :
HPMT                             :
Diagnosas Medis             :
1.         Identitas Pasien
a.         Pasien


Nama                 :
Umur                 :
Alamat              :
Agama            :
Pekerjaan        :
Suku Bangsa   :


b.        Suami


Nama                 :
Umur                 :
Alamat              :
Agama            :
Pekerjaan        :
Suku Bangsa   :


2.         Riwayat Haid


a.         Apakah haid teratur...
b.        Siklus berapa..
c.         Apakah ada masalah dengan haid...
d.        HPHT/HPMT...


3.         Riwayat Perkawinan
a.       Menikah/belum..
b.      Menikah berapa lama...

LEOPOID III
Tujuan : Menentukan bagian terbawah janin.
Bagian bawah sudah masuk PAP/belum.
1.         Riawayat Kehamilan Lalu
Hamil ke
Masalah dalam kehamilan



2.         Riwayat Persalinan Lalu
Partus ke
Proses persalinannya
Lama persalinan
Tempat persalinan
Penolong persaliann
Masalah persalinan







3.         Riwayat Nifas Lalu
Masalah nifas yang dialami
Masalah bayi yang pernah dialami
Keadaan anak




4.         Riwayat Keluarga Berencana
a.         Jenis kontrasepsi yang pernah digunakan...
b.        Masalah dengan cara tersebut...
c.         Jenis kontrasepsi yang direncakan setelah perkawinan...
d.        Jumlah anak yang direncanakan...
5.         Riwayat Psikososial
a.         Alasan ibu datang ke klinik...
b.        Perubahan yang timbul saat kehamilan..
c.         Harapan tentang kehamilannya..
d.        Orang yang tinggal bersama...
e.         Orang yang terpenting...
f.         Dampak yang terjadi pada keluarga dengan kunjungan ke klinik..
g.        Apa suami mau menemani ke klinik..
h.        Rencana tempat melahirkan..
i.          Rencana menyusui..
j.          Apakah memelihara kucing..


6.         Kebutuhan Dasar Khusus


a.         Ketidaknyamanan..
b.        Istirahat tidur..
c.         Hygiene prenatal...
d.        Pergerakan..
e.         Penglihatan..
f.         Pendengaran...
g.        Cairan..
h.        Nutrsis..
i.          Eliminasi..
j.          Oxigenasi..
k.        Seksual..


7.         Pemeriksaan Fisik
a.         Pemeriksaan umum


Kedaan umum                 :
Kelainan bentuk badan   :
Kesadaran                       :
Keadaan vital sign           :
Nadi         :
Respirasi  :
Suhu        :


b.        Pemeriksaan kebidanan


Muka...
Leher..
Dada..
Perut..
Ekstremitas..
Genetaian...


8.         Pemeriksaan Penunjang


Urien :  protein urine  :
Glukosa                      :
Darah :  HB                :
HT                :
GOL DRH   :
Feses                           :
USG                           :
Pap smear                   :
Kultur getag serviks   :


9.         Terapi
10.     Analisa Data
No
Data Fokus
Problem
Etiologi





Format Diagnosa Keperawatan
No
Daftar Diagnosa Keperawatan
Diagnosa Ditemukan
Diagnosa Teratasi
Tanda Tangan Nama Terang







Format Perencanaan
No
Diagnosa Keperawatan
Rencana Tujuan dan Kriteria Hasil
Rencana Tindakan
Tanda Tangan Nama Terang






Format Pelaksanaan
No
Diagnosa Keperawatan
Pelaksanaan Tindakan Keperawatan
Respon
Tanda Tangan Nama Terang






Format Evaluasi
No
Diagnosa Keperawatan
Evaluasi
Tanda Tangan Nama Terang






C.     KONSEP KEPERAWATAN ANAK
1.         Pengertian
Keperawatan anak adalah landasan berpikir bagi seorang perawat anak dalam melakukan pelayanan keperawatan terhadap klien anak atau keluarganya.
2.         Paradigma Keperawatan Anak
a.        Manusia (anak)
Manusia sebagai klien dalam keperawatan anak adalah individu yang berusia antara 0 – 18 tahun, yang sedang dalam proses tumbuh kembang, mempunyai kebutuhan yang spesifik (fisik, psikologis, sosial dan spiritual) yang berbeda dengan orang dewasa.
b.        Sehat
Adalah keadaan kesejahteraan optimal antara fisk, mental dan sosial yang harus dicapai sepanjang kehidupan anak dalam rangk mencapai tingkat pertumbuhan dan perkembagan yang optimal sesuai dengan usianya.
c.         Lingungan
Lingkungan terdiri atas linkungan internal dan eksternal. Lingkungan internal meliputi genetik, kematangan biologis, jenis kelamin, intelektual, emosi dan adanya resistensi terhadap penyakit. Ingkungan eksternal yaitu status nutrisi, orang tua, saudara sekandung (sibling), masyarakat/kelompok sekolah, kelompok/geng, disiplin yang ditanamkan orang tua, agama, budaya, status sosial – ekonomi, iklim, cuaca sekitar dan lingkungan fisik atau biologis bik rumah maupun sanitasi di sekelilingnya.


d.        Keperawatan
Untuk memperoleh pertumbuhan dan perkemangan yang optimal, perawata dapat membantu anak dan keluarganya mememnuhi kebutuhan yang spesifik dengan cara membina hubungan terapeutik dengan anak/ keluarga melalui perannya sebagai pembela, pemulih, koordinator, kolaborator, pembuat keputusan etik dan perencanaan kesehatan. Fokus utama dalam pelaksanaan keperawatan adalah peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit dengan falsafah untamanya askep yang berpusat paa keluarga dan perawatan yang tetapeutik.      
3.         Peran Perawat Pediatrik
a.         Peran restoratif, aspek pentingnya yaitu pengkajian dan evaluasi status fisik yang berkesinambungan.
b.        Koordinasi/kolaborasi, perawat berkolaborasi dan berkoordinasi dengan aktivitas profesional lain.
c.         Hubungan terapeutik, perawat anak perlu berhubungan dengan anak – anak dan keluarganya serta harus dapat memisahkan antara perasaan dan kebutuhan mereka.
d.        Advocasi/caring keluarga, perawat membantu anak – anak dan keluarga mereka dalam menentukan berbagai pilihan yang diberitahukan serta bertindak dalam memberikan yang terbaik untuk anak.
e.         Pencegahan penyakit/promosi kesehatan, perawat harus memperhatikan kesehatan preventif tanpa memperhatikan masalah yang telah diidentifikasi. Peran perawat yaitu merenanakan asuhan yang mengembangkan setiap aspek pertumbuhan dan perkembangan.
f.         Dukungan konseling, dukungan secara alamiah diberikan dengan mendengar, menyentuh dan kehadiran fisik, sedangkan konseling melibatkan dukungan, penyuluhan, teknik untuk mendorong ekspresi perasaan dan pikiran maupun pendekatan keluarga untuk mengatasi stres.
g.        Penyuluhan kesehatan, bisa suatu tujuan langsung dari perawat seperti selama kelas menjadi orang tua atau tidak langsung, misalnya membantu orang tua dan anak memahami suatu diagnosis medis, mendorong anak untuk mengajukan pertanyaan tentang tubuh mereka, merujuk keluarga ke profesional kesehatan, menyuplai pasien dengan litertur yang tepat dan memberi pedoman antisipasi.
4.         Tren Masa Depan Keperawatan Anak
Pada saat ini dengan pembayaran yang tinggi asuhan pediatrik, kebutuhan untuk asuhan di rumah dan pelayanan kesehatan komunitas akan menuntut perawat menjadi lebih mandiri dan sangat terampil melebihi lingkunagan asuhan terdahulu dan tren kemajuan teknologi berhubungan dengan asuhan keperawatan menjadikan tuntutan terhadap pengetahuan mengenai komputer dalam lingkungan kerja serta  tren yang lain yaitu perubahan demografik.
5.         Elemen Pokok Asuhan yang Berpusat pada Keluarga
a.         Hubungan anak dan orang tua adalah unik;
b.        Orang tua dapa memberikan asuhan yang efektif selama hospitalisasi anaknya;
c.         Kerjasama dalam model asuhan adalah flesibel dan menggunakan konsep asuhan keperawatan anak;
d.        Keberhasilan dari pendekatan ini tergantung pada kesepakatan tim kesehatan untuk mendukung kerja sama yang aktif dari oarang tua.
6.         Atraumatic Care
Atraumatic care atau asuhan yang terpeutik adalah tindakan yang dapat mengurangi distres fisik maupun psikologis yang dialami anak maupun orang tuanya selama dalam perawatan di rumah sakit karena hal tersebut bertujuan sebagai terapi bagi anak.
Prinsip utama dalam asuhan terapeutik (atraumatic care) antara lain :
a.         Cegah dan turunkan cedera baik fisik maupun psikologis;
b.        Tingkatkan kemampuan orang tua dalam mengontrol perawatan anaknya;
c.         Modifikasi lingkungkan fisik rumah sakit dengan mendesainnya seperti di rumah;
d.        Cegah atau turunkan dampak perpisahan antara orang tua dan anak dengan menggunakan pendekatan family centered.
7.         Proses Keperawatan Anak dan Keluarga
a.        Pengkajian
Adalah proses kontinu yang dilakukan semua fase pemecahan masalah dan menjadi dasar untuk pengambilan keputusan.
b.        Diagnosis Keperawatan
Perawat menginterpretasikan dan membuat keputusan tentang data yang dikumpulkan. Perawat mengatur atau mengumpulkan data kedalam kategori yang sama untuk mengidentifikasi area signifikan dan membuat salah satu keputusan diantaranya :
1)        Tidak ada masalah kesehatan disfungsional, tidak ada intevensi yang diindikasikan;
2)        Ada resiko masalah kesehtan disfungsional, intervensi diperlukan untuk memfasilitasi peningkatan kesehatan;
3)        Ada masalah kesehatan fungsional aktual, intervensi diperlukan untuk memfasilitasi peningkatan kesehatan.
c.         Perencanaan
Setelah diagnosis keperawatan teridentifikasi, suatu rencana asuhan dibuat dan hasil atau tujuannya ditetapkan. Sasaran akhir dari askep adalah mengubah diagnosis keperawatan menjadi status kesehatan yang diinginkan. Rencana harus ditetapkan sebelum intervensi yang dibuat. Titik akhir fase perencanaan adalah pengembangan rencana askep. Ada dua macam perencanaan yaitu :
1)        Rencana asuhan standar adalah rencana yang cukup luas untuk menghadapi situasi yang dapat dialami pasien engan maslah tertentu.
2)        Rencana asuhan individual adalah rencana yang ditekankan hanya pada diagnosis pada situasi pasien tertentu.
d.        Implementasi
Dimulai ketika perawat menempatan intervensi tertentu ke dalam tindakan dan mengumpulkan umpan balik mengenai efeknya. Umpan balik muncul kembali dalam bentuk observasi dan komunikasi serta memberi dasar data untuk mengevaluasi hasil intervensi keperawatan. Selama tahap ini, keamanan dan kenyaman psikologis pasien berkenaan dengan asuhan traumatik tetap harus diperhatikan.
e.         Evaluasi
Adalah langkah terakhir dalam proses pembuatan keputusan. Perawat mengumpulkan, menyortir dan menganalisis data untuk menetapkan apakah tujuan telah tercapai, rencana memerlukan modifikasi dan alternatif baru yang harus dikembangkan.
f.          Dokumentasi
Perawat mengkaji dan mengidentifikasi masalah, rencana dan mengimplementasi tanpa dokumentasi, namun evaluasi dilakukan paling baik dengan bukti tertulis tentang kemajuan pencapaian hasil.

D.     KONSEP KEPERAWATAN DEWASA (KMB)
1.         Pengertian
Keperawatan medikal bedah adalah pelayanan profesional yang didasarkan ilmu dan teknik keperawatan medikal bedah berbentuk pelayanan bio – psiko – sosio – spiritual yang komprehensif ditujukan pada orang dewasa dengan cenderung mengalami gangguan fisiologi atau tanpa gangguan struktur akibat trauma.
2.         Ruang Lingkup Keperawatan Medikal Bedah (KMB)
Adalah bentuk asuhan keperawatan pada klien dewasa yang mengalami gangguan fisiologis baik yang sudah nyata atau terprediksi mengalami gangguan karena adanya penyakit, trauma atau kecacatan. Ruang lingkup ini meliputi lingkup klien dan garapan keperawatan.
a.         Lingkup klien
Klien yang ditangani dalam praktek keperawatan medikal bedah adalah orang dewasa, dengan pendekatan one to one basis. Kategori dewasa berimplikasi pada pengembangan yang dijalani sesuai tahapannya.
b.        Lingkup garapan keperawatan
Adalah segala hambatan pemenuhan kebutuhan dasar yang terjadi karena perubahan fisiologis pada satu atau berbagai sistem tubuh serta modalitas dan berbagai upaya untuk mengatasinya.


3.         Dasar Penggunaan Keperawatan Medikal Bedah
Keperawatan medikal bedah di lakukan dengan :
a.         Pelayanan profesional
Seorang perawat dalam memberikan pelayanan keperawatan kepada pasien, selalu memandang pasien secara holistik atau menyeluruh baik bio – psiko – sosial – kultural – spiritual.
b.        Berdasarkan ilmu pengetahuan
Perawat dalam melaksanakan tugasnya sudah melalui jenjang pendidikan formal yang sudah ditetapkan oleh pemerintah.
c.         Menggunakan scientific metode
Dalam melaksanakan askep melaui tahap – tahap dalam proses keperawatan berdasarkan pendekatan ilmiah dengan menggunakan standarisasi askep yang ada (NANDA, NIC, NOC).
d.        Berlandaskan etika keperawatan
Perawat dalam melaksanakan tugasnya dituntut untuk dapat menerapkan asas etika keperawatan yang ada, meliputi asas autonomy (menghargai hak pasien), beneficience (menguntungkan bagi pasien), veracity (kejujuran) dan justice (keadilan).
4.         Suasana Komunikasi Pada Klien Dewasa
a.         Saling terbuka, terbuka untuk mengungkapkan diri dan terbuka untuk mendengarkan orang lain. Hanya dalam suasana keterbukaan segala alternatif dapat tergali. 
b.        Saling percaya, bahwa apa yang disampaikan itu benar adanya akan dapat membawa hasil yang diharapkan.
c.         Saling menghargai, segala pendapat, perasaan, pikiran, gagasan, sistem nilai yang dan mengesampingkan harga kendala dalam jalannya dianut perlu dihargai.
d.        Hormatmenghormati, orang dewasa akan mampu berkomunikasi dengan baik apabila pendapat pribadinya dihormati, ia lebih senang kalau ia boleh turut berfikir dan mengemukakan pikirannya.
5.         Sehat – Sakit
Sehat yaitu sebuah keadaan yang tidak hanya terbebas dari penyakit akan tetapi juga meliputi seluruh aspek kehidupan manusia yang meliputi aspek fisik, emosi, sosial dan spiritual.
Sakit yaitu keadaan dimana fisik, emosional, intelektual, sosial, perkembangan, atau seseorang berkurang atau terganggu, bukan hanya keadaan terjadinya proses penyakit.


Faktor yang mempengaruhi kesehatan seseorang antara lain :
a.         Keturunan;
b.        Harapan seseorang tentang dirinya;
c.         Lingkungan, yaitu lingkungan fisik;
d.        Perkembangan, status perkembangan ditentukan oleh faktor usia;
e.         Pelayanan, berupa tempat pelayana yang mempengaruhi status kesehatan seseorang;
f.         Sosial dan kultural, pemikiran yang menimbulkan perubahan perilaku kesehatan;
g.        Pengalaman masa lalu, pengalaman yang tidak diinginkan di masa lalu sehingga mempengaruhi status kesehatan selanjutnya.
Sakit terbagi menjadi 2 yaitu akut dan kronis :
a.         Akut artinya suatu gangguan atau penyakit yang berlangsung pada waktu yang singkat atau dikenal sebgai penyakin menahun.
b.        Kronis artinya gangguan atau penyakit yang  berlangsung pada waktu yang lama atau sering disebut sebgai penyakit menahun
6.         Proses Keperawatan Dewasa
a.        Pengkajian
1)        Dewasa Awal
Tahap perkembangan ini dapat mengambil manfaat dari pengkajian gaya hidup pribadi meliputi pengkajian kepuasan hidup secara umum, hobi dan minat, kebiasaan seperti diet, tidur, olahraga, perilaku seksual dan penggunaan kafein, alkohol, obat terlarang.
2)        Dewasa Tengah
Pengkajian keperawata dewasa harus meliputi faktor psikososial individu seperti mekanisme koping dan sumber pendukung sosial.
b.        Diagnosa Keperawatan
Pernyataan diagnosa keperawatan harus mencakup penyebab yang diperkirakan atau etiologi untuk suatu pernyataan. Pernyataan etiologi memungkinnan perawat untuk mencapai target tujuan spesifik lebih cepat dan intervensi pada faktor penyebab untuk setiap pernyataan diagnosa. Perawat menggunakan pemikiran kritis untuk mengembangkan rencana yang difokuskan pada menghilangkan etiologi masalah melalui intervensi keperawatan.
c.         Perencanaan
Pada saat memberikan askep, perawat harus mengenali kebutuhan klien, keluarga dan komunitas adalah saling berhubungan. Contohnya, karakteristik budaya, etnik dan psikososial, spiritual serta biologis bervariasi sebagai pertimbangan ketika merencanakan perawatan. Cara individu dan masyarakat sekitar memandang variasi ini dapat mempengaruhi respon individu pada perancanaan perawatan.
d.         Intervensi
Intervensi keperawatan pada dewasa awal dan tengah mengubah kebiasaan hidup sehat dan pengajaran peningkatan kesehatan dan manajemen stres.
e.         Evaluasi
Ketika mengevaluasi rencana perawatan, penting untuk perawat menentukan apakah tercapai perilaku atau respons klien yang diharapkan (kriteria hasil) yang teridentifikasi dalam pernyataan tujuan. Jika hasilnya belum terpenuhi, perlu merevisi rencana atau pengkajian kembali pada diagnosa keperawatan. Evaluasi memerlukan mendengarkan, empati dan penilaian akurat terhadap perilaku klien. Pendekatan perawatan akan membantu menentukan pandangan klien tentang tujuan dan kesuksesan rencana asuhan keperawatan.

E.      KONSEP KEPERAWATAN JIWA
1.         Pengertian
Keperawatan dewasa adalah bentuk pelayanan profesonal yang merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan, menerapkam teori perilaku manusia sebagai ilmunya dan penggunaan diri sendiri secara terapeutik sebagai kiatnya.
2.         Peran Perawat dalam Keperawatan Jiwa
Menurut Wilson dan Kneisl (1988 : hal. 39) peran perawat dalam keperawatan jiwa antara lain :
a.         Memberi perawatan kontinu;
b.        Membela klien dan keluarga;
c.         Mendidik perawatan mandiri;
d.        Memakai lingkungan secara konstruktif;
e.         Mengkoordinasi berbagai aspek perawatan;
f.         Melibatkan diri pada aktivitas pencegahan primer;
g.        Memberi perawatan langung pada klien dan keluarga;
h.        Meningkatkan perikemanusiaan perawatan kesehatan jiwa.
3.         Paradigma Keperawatan Jiwa
a.         Manusia
Fungsi seseorang sebagai makhluk holistik yaitu bertindak, berinteraksi dan bereaksi dengan lingkungan secara keseluruhan. Setiap individu mempunyai kebutuhan dasar yang sama dan penting. Setiap individu mempunyai harga diri dan martabat. Semua perilaku individu bermakna dimana perilaku tersebut meliputi persepsi, pikiran, perasaan dan tindakan.
b.        Lingkungan
Manusia sebagai makhluk holistik dipengaruhi oleh lingkungan dari dalam dirinya dan lingkungan luar, baik keluarga, kelompok, komunitas.
c.         Kesehatan
Kesehatan merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia yang menunjukkan salah satu segi kualitas hidup manusia. Oleh karena itu, setiap individu mempunyai hak untuk memperoleh kesehatan yang sama melalui perawatan yang adekuat.
d.        Keperawatan
Perawat memandang manusia secara holistik dan menggunakan diri sendiri secara terapeutik. Metodologi dalam keperawatan jiwa adalah menggunakan diri sendiri secara terapeutik dan interaksinya interpersonal dengan menyadari diri sendiri, lingkungan dan interaksinya dengan lingkungan. Kesadaran ini merupakan dasar untuk perubahan. Klien bertambah sadar akan diri dan situasinya, sehingga lebih akurat mengidentifikasi kebutuhan dan masalah serta memilih cara yang sehat untuk mengatasinya. Perawat memberi stimulus yang konstruktif, sehingga akhirnya klien belajar cara penanganan masalah yang merupakan modal dasar dalam menghadapi berbagai masalah.
4.         Standar Praktik Keperawatan Jiwa
Standard keperawatan jiwa dipakai sebagai target untuk mengukur keberhasilan (Gillies, 1982, hal 97). Standard ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas asuhan keperawatan, mengurangi biaya perawatan dan menjadi dasar dalam menentukan kelalaian keperawatan. Standard praktik keperawatan jiwa terdiri dari 2 bagian yaitu standar praktek profesional yang diuraikan dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan dan standar penampilan praktek profesional.
a.        Standar praktek profesional
1)        Standard I : teori
Perawat menggunakan teori yang ilmiah sebagai dasar pengambilan keputusan dalam praktek keperawatan.
2)        Standard II : pengumpulan data
Perawat terus – menerus mengumpulkan data yang akurat, komprehensif dan sistematis.
3)        Standard III : diagnosa keperawatan
Perawat memakai diagnosa keperawatan dan standar klasifikasi gangguan jiwa dalam mengambil kesimpulan yang didukung oleh catatan pengkajian data dan alasan ilmiah yang akurat.
4)        Standard IV : perencanaan
Perawat membuat perencanaan perawatan dengan tujuan positif dan intervensi yang menggambarkan keunikan tindakan keperawatan pada setiap kebutuhan klien.
5)        Standard V : intervensi
Intervensi perawat diarahkan oleh rencana keperawatan untuk mengimplementasikan tindakan keperawatan dalam meningkatkan, mempertahankan atau memulihkan kesehatan fisik dan jiwa, mencegah penyakit serta dampak rehabilitasi.
Standard V – A, intervensi : psikoterapi
Perawat menggunakan intervensi psikoterapi untuk membantu klien dalam memperoleh atau meningkatkan kemampuan koping sebelumnya dan mencegah hendaya lebih lanjut.
Standard V – B, intervensi : pendidikan kesehatan
Perawat membantu klien, keluarga, kelompok untuk mencapai kepuasan dan produktifitas dalam pola kehidupan melalui pendidikan kesehatan.
Standard V – C, intervensi : aktivitas kehidupan sehatian (ADL)
Perawat menggunakan aktivitas kehidupan sehari – hari sebagai cara mencapai perawatan sendiri dan kesehatan fisik serta jiwa klien.
Standard V – D, intervensi : terapi somatik
Perawat menggunakan pengetahuan tentang terapi somatik dan penggunaannya yang dihubungkan dengan keterampilan klinik dalam bekerja dengan klien.
Standard V – E, intervensi : lingkungan terapeutik
Perawat menciptakan, mengatur dan mempertahankan lingkungan terapeutik melalui kerjasama dengan klien dan petugas kesehatan lain.
Standard V – F, intervensi : psikoterapi
Perawat menggunakan keahlian klinik yang tinggi, psikoterapi, psikoterapi anak dan terapi modalitas yang lain sebagai psikoterapist bagi individu, kelompok, keluarga serta mengakui tanggung jawab profesional dalam praktik keperawatan.
6)        Standard VI : Evaluasi
Perawat mengevaluasi respon klien pada tindakan keperawatan dalam rangka memperbaiki data dasar, diagnosa keperawatan dan rencana perawatan.
b.        Standard penampilan praktek profesional
1)        Standard VII : Pertimbangan Teman (peer, review)
Perawat berperan serta dalam meninjau pekerjaan teman dan sistem evaluasi yang lain untuk menjamin kualitas keperawatan yang diberikan pada klien.

2)        Standard VIII : pendidikan bekelanjutan
Perawat ikut bertanggungjawab dalam pendidikan berkelanjutan dan pengembangan profesi dan menyokong pengembangan profesi lain.
3)        Standard IX : kerjasama inter disiplin
Perawat bekerjasama dengan disiplin lain dalam mengkaji, merencanakan, mengimplementasikan, mengevaluasi program serta aktivitas program maupun kesehatan jiwa.
4)        Standard X : pemanfaatan sistem kesehatan masyarakat
Perawat berperan serta dengan anggota masyarakat lain dalam mengkaji, merencanakan, mengimplementasikan, dan mengevaluasi pelayanan kesehatan jiwa dan sistem masyarakat termasuk peningkatan rentang pelayanan kesehatan yaitu prevensi primer, sekunder, dan tertier gangguan jiwa.
5)        Standard XI : penelitian
Perawat mendukung keperawatan dan pelayanan kesehatan jiwa melalui pembaharuan teori dan praktik serta berperan dalam penelitian.
5.        Hubungan Perawat – Klien
Adalah pengalaman belajar bersama untuk memperbaiki emosi klien. Perawat memakai diri sendiri dan teknik pendekatan yang khusus dalam bekerja dengan klien untuk memberi pengertian dan  merubah merubah perilaku klien.
Secara umum tujuan hubungan terapeutik (Stuart dan Sundeen, 1987 : 96), yaitu :
a.         Kesadaran diri, penerimaan diri dan penghargaan diri yang meningkat;
b.        Pengertian yang jelas tentang identitas diri dan integritas diri ditingkatkan;
c.         Meningkatkan fungsi dan kemampuan untuk memenuhi kebutuhan dan mencapai tujuan pribadi yang realistis;
d.        Kemampuan untuk membina hubungan intim interdependen, pribadi dengan kecakapan menerima dan memberi kasih sayang.
Format Pengkajian Keperawatan Jiwa
Ruang Rawat: Tanggal dirawat/MRS:
I.             Identitas Klien
Nama : ...(L/P)                         Umur : ...tahun                        Nomor CM : ...
II.           Alasan Masuk
III.        Faktor Predisposisi
1.        Pernah mengalami gangguan jiwa di masa lalu ? (ya/tidak)
2.        Pengobatan sebelumnya (berhasil/kurang berhasil/tidak berhasil)
3.        Trauma :
Jenis Trauma
Usia
Pelaku
Korban
Saksi
Aniaya fisik
tahun



Aniaya seksual
tahun



Penolakan
tahun



Kekerasan dalam keluarga
tahun



Tindakan kriminal
tahun



Lain – lain
tahun




Jelaskan No 1,2,3....
4.        Anggota keluarga yag gangguan jiwa? (ada/tidak)
Bila ada hubungan keluarga   :
Gejala                                     :
Riwayat pengobatan              :
5.        Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan?
IV.        Pemeriksaan Fisik
1.        Tanda Vital


TD    : .../mmHg
N       : ... x/mnt
S     :  ...0C
P     :  ...x/mnt


2.        Ukuran
Berat Badan (BB)    :  ...Kg
Tinggi Badan (TB)   :  ...cm
3.        Keluhan fisik (ada/tidak)
V.           Psikososial
1.        Genogram
2.        Konsep diri


a.         Gambaran diri   : 
b.        Identitas diri     : 
c.         Peran                 : 
d.        Ideal diri    :
e.         Harga diri   :


3.        Hubungan sosial
a.         Orang yang berarti                                                     :
b.        Peran serta kegiatan kelompok/masyarakat               :
c.         Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain    :

4.        Spiritual
a.         Nilai dan keyakinan    :
b.        Kegitan ibadah           :
VI.        Status Mental
1.        Penampilan


a.         Rapi
b.        Penggunaan pakaian tidak sesuai
c.         Cara berpakaian tidak seperti bisanya
d.        Lain – lain


2.        Pembicaraan (cepat/ keras/ gagap/ lambat/ membisu/ apatis/ inkoherensi/ tidak mampu memulia pembicaraan).
3.        Aktivitas motorik (lesu/ tegang/ gelisah/ gimas/ tremor/ kompulsif/ agitasi TIK/ lain – lain).
4.        Afek dan emosi
a.       Afek (datar/ labil/ tumpul/ tidak sesuai/ lain – lain);
b.      Emosi (sedih/ khawatir/ gembira/ putus asa/ ketakutan/ lain – lain).
5.        Interaksi selama wawancara (bermusuhan/ tidak koorperatif/ mudah tersinggung/ kontak mata kurang/ defensif/ curiga/ lain – lain)
6.        Persepsi – sensori
a.         Apakah ada gangguan (ada/ tidak ada)
b.        Halusinasi (pendengaran/ penglihatan/ perabaan/ pengecap)
c.         Ilusi (ada /tidak ada/ lain – lain).
7.        Proses pikir
a.         Proses pikir (arus dan bentuk pikir)


1)        Sirkumtasial
2)        Blocking
3)        Fligh of idea
4)        Tangensial
5)        Kehilangan asosiasi
6)        Pengulangan pembicaraan


b.        Isi pikir (obsesi/ hipokondria/ ide terkait/ depersonalisasi/ pikiran magis)
Waham (agama/ somatik/ kebesaran/ curiga/ nihilistik/ sisip pikir/ siar pikir/ kontrol pikir).
8.        Tingkat kesadaran (bingung/ sedasi/ stupor/ lain – lain)
Adakah gangguan orientasi (disorientasi) meliputi waktu, orang, tempat.
9.        Memori (gangguan daya ingat jangka panjang/ menengah/ pendek/ koafabulasi/ lain – lain).
10.    Tingkat konsentrasi dan berhitung (muah beralih/ tidak mampu berkonsentrasi/ tidak mampu berhitung sederhana/ lain – lain).
11.    Kemampuan penilaian (gangguan ringan/ gangguan bermakna/ lain – lain).
12.    Daya tilik diri (mengingkari penyakit yang diderita/ menylahkan hal – hal di luar dirinya/ lain – lain).
VII.     Kebutuhan Rencana Pulang
1.        Kemampuan klien memenuhi kebutuhan
Kemampuan memenuhi kebutuhan
Ya
Tidak
Makanan


Keamanan


Perawatan kesehatan


Pakaian


Transportasi


Tempat tinggal


Keuangan


Lain – lain



2.        Kegiatan hidup sehari – hari (ADL)
a.         Perawatan diri
Kegiatan hidup sehari – hari
Bantual total
Bantuan minimal
Mandi


Kebersihan


Makan


BAK


BAB


Ganti pakaian



b.        Nutrisi
1)        Apakah anda puas dengan pola makan anda? (puas / tidak puas). Jika tidak puas, jelaskan...
2)        Apakah anda makan memisahan diri (ya/ tidak). Bila ya, jelaskan
3)        Frekuensi makan sehari : ...x
4)        Nafsu makan (meningkat/ menurun/ berlebihan/ sedikit – sedikit)
5)        Berat badan (meningkat/ menurun)
BB saat ini      :  ...Kg
BB terendah   :  ...Kg
BB teringgi     :  ...Kg
c.         Tidur
1)        Apakah ada masalah tidur (ya/ tidak)
2)        Apakah merasa segar setelah bangun tidur? (segar/ tidak segar)
3)        Apakah ada kebiasaan tidur siang? (ya, lamanya : ...jam/ tidak)
4)        Apakah ada yang menolong anda mempermudah untuk tidur? (ya, jelaskan.../ tidak)
5)        Tidur malam jam : ...; bangun jam : ...; rata – rata tidur malam jam : ...
6)        Apakah ada gangguan tidur? (sulit untuk tidur/ samnambulisme/ gelisah saat tidur/ bangun terlalu pagi/ terbangun saat tidur/ berbiara saat tidur/ lain – lain)
3.        Kemampuan klien dalam hal – hal berikut ini :
a.         Mengantisipasi kehidupan sehari – hari (ya/ tidak)
b.        Membuat keputusan berdasarkan keinginan sendiri (ya/ tidak)
c.         Mengatur penggunaan obat (ya/ tidak)
d.        Melakukan pemeriksan kesehatan (ya/ tidak)
4.        Klien memiliki sistem pendukung


Keluarga (ya/ tidak)
Teman sejawat (ya/ tidak)
Terapis (ya/ tidak)
Kelompok sosial (ya/ tidak)


5.        Apakah klien menikmati saat bekerja, kegiatan produktif atau hobi? (ya menikmati/ tidak menikmati, jelaskan....)
VIII.  Mekanisme Koping
Adaptif
Mal adaptif
Bicara dengan orang lain
Minum alkohol
Mampu menyelesaikan masalah
Reaks lambat/berlebihan
Tekhnik relaksasi
Bekerja berlebihan
Aktivitas kontruktif
Menghindar
Olah raga
Menciderai diri
Lain – lain
Lain – lain

IX.        Masalah Psikososial dan Lingkungan
1.        Masalah dengan dukungan kelompok, spesifiknya...
2.        Masalah berhubungan dengan lingkungan, spesifiknya...
3.        Masalah dengan pendidikan, spesifiknya...
4.        Masalah dengan pekerjaan, spesifiknya...
5.        Masalah dengan perumahan, spesifiknya...
6.        Masalah dengan ekonomi, spesifiknya...
7.        Masalah dengan pelayanan kesehatan, spesifiknya...
8.        Masalah lainnya, spesifiknya...
X.           Pengetahuan Kurang Tentang


1.        Koping
2.        Penyakit fisik
3.        Obat – obatan
4.        Faktor presipitasi
5.        Sistem pendukung
6.        Penyakit/ gangguan jiwa
7.        Lain – lain


XI.        Aspek Medis
Diagnosa medis....
Terapi medis...

F.       KEPERAWATAN KOMUNITAS
1.      Pengertian
Keperawatan komunitas adalah pelayanan keperawatan profesional yang ditujukan kepada masyarakat dengan pendekatan pada kelompok resiko tinggi alam upaya pencapaian derajat kesehatan yang optimal melalui pencegahan penyakit dan peningkatan kesehatan dengan menjalin keterjangkauan pelayanan kesehtan yang dibutuhkan dan melibatkan klien sebagai mitra dalam perencanan, pelaksanaan dan evaluasi pelayanan keperawatan (Spradney, 1985 ; Logan dan Dawkir, 1987).
2.         Paradigma Keperawatan Komunitas
Paradigma Keperawatan Komunitas terdiri 4 komponen pokok yaitu manusia, keperawatan, kesehatan dan lingkungan (Logan & Denis, 1987). Sebagai sasaran praktik keperawatan klien dibedakan menjadi individu, keluarga dan masyarakat.
a.        Manusia
1)        Individu Sebagai Klien
Individu adalah anggota keluarga yang unik sebagai kesatuan utuh dari aspek biologi psikologi, sosial dan spiritual. Peran perawat yaitu memenuhi kebutuhan dasar klien mencakup biologi psikologi, sosial dan spiritual karena adanya kelemahan mental serta fisik, keterbatasan pengetahuan, kurangnya kemauan menuju kemandirian pasien.
2)        Keluarga  Sebagai Klien
Keluarga adalah sekelompok individu yang berhubungan erat secara terus – menerus dan terjadi interaksi satu sama lain, baik perorangan, maupun bersama – sama di dalam lingkungan sendiri atau keseluruhan.

3)        Masyarakat Sebagai Klien
Ciri – cirinya yaitu adanya interaksi antar warga yang diatur oleh adat istiadat, norma, hukum dan peraturan yang khas mengikat semua warga.
b.        Kesehatan
Adalah kemampuan melaksanakan peran dan fungsi dengan efektif serta dipengaruhi oleh faktor lingkungan, perilaku, pelayanan kesehatan juga keturunan.
c.         Keperawatan
Adalah bentuk pelayanan kesehtan yang diberika perawat kepada individu, keluarga, kelompok, masyarakat yang mempunyai maslah kesehatan meliputi promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif.
d.        Lingkungan
Lingkungan berfokus pada linngkunagn masyarakat dimana dapat mempengaruhi status kesehatan manusia yang meliputi lingkungan fisik, psikologi, sosial budaya dan spiritual.
3.         Tujuan Keperawatan Komunitas
a.        Tujuan Umum
Meningkatkan derajat kesehatan dan kemampuan masyarakat secara menyeluruh dalam memelihara kesehatan untuk mecapai derajat kesehatan optimal yang mandiri.
b.        Tujuan Khusus
1)        Dipahaminya pengertian sehat sakit oleh masyarakat;
2)        Tertanganinya kelompok keluarga rawan yang memerlukan pembinaaan dan askep;
3)        Tertanganinya kasus – kasus yang memerlukan penanganan tindaklanjut dan askep di rumah;
4)        Terjalaninya kasus – kasus tertentu termasuk kelompok resiko tinggi yang memerlukan penanganan dan askep di rumah serta di puskesmas;
5)        Teratasinya dan terkendalinya keadaan lingkungan fisik maupun sosial untuk menuju kesehatan yang optimal;
6)        Tertanganinya kelompok masyarakat khusus yang memerlukan pembinaan dan askep di rumah, di panti maupun di masyarakat;
7)        Meningkatkan kemampua individu, keluarga, kelompok, masyarakat untuk melaksanakan upaya perawatan dasar dalam rangka mengatasi masalah keperawatan.
4.         Sasaran Keperawatan Komunitas
Adalah seluruh masyarakat termasuk individu, keluarga, kelompok yang beresiko tinggi seperti keluarga penduduk di daerah kumuh, terisolasi serta tidak terjangkau termasuk juga kelompok bayi, balita serta ibu hamil. Ada 3 tingkatan sasaran keperawatan komunitas menurut Anderson (1988) antara lain individu, keluarga dan komunitas.
5.         Karakteristik Keperawatan Komunitas
Karakteristik tersebut meliputi pelayanan keperawatan yang diberikan berorientasi pada kelompok, fokus pelayanan utama adalah peningkatan dan pencegahan penyakit, askep diberikan secara komprehensif dan berkelanjutan dengan melibatkan partisipasi klien, klien memiliki otonomi yang tinggi, fokus perhatian dalam pelayanan keperawatan lebih kearah pada kondisi sehat, pelayanan memerlukan kolaborasi interdisplin, perawat secara langsung dapat mengaji dan mengintervensi klien serta lingkungannya maupun pelayanan didasarkan pada kewaspadaan epidemiologi.
6.         Prinsip Keperawatan Komunitas
a.         Semua tindakan dalam askep harus memberikan manfaat yang besar bagi komunitas;
b.        Prinsip keadilan yaitu disesuaikan dengan kemampuan dari komunitas itu sendiri;
c.         Pelayanan keperawatan dilakukan bekerjasama dengan klien dalam waktu yang panjang serta besifat berkelanjutan;
d.        Askep diberikan secara langsung mengkaji dan mengintervensi klien dan lingkungannya yang tujuannya untuk peningkatan kesehatan;
e.         Prinsip otonomi yaitu klien atau komunitas diberi kebebasan dalam memilih beberapa alternatif terbaik dalam menyelesaikan masalah kesehatan yang ada.
7.         Tanggung Jawab Perawat Komunitas
a.         Mempertahankan lingkungan yang sehat;
b.        Mengajarkan upaya – upaya peningkatan kesehatan;
c.         Kolaborasi dalam mengembangkan pelayan kesehatan yang diterima;
d.        Mencegah atau melaporkan adanya kelalain penyalahgunaan wewenang;
e.         Menjamin pelayanan yang berkualitas dan melaksankan riset keperawatan;  
f.         Memberikan pembelaan untuk mendapatkan kehidapan dan pelayana kesehatan sesuai standar;
g.        Mengidentifikasikan standar kehidupan yang mengancam penyakit serta melakukan rujukan;
h.        Melaksanakan pelayanan mandiri serta berpartisipasi dalam mengembangkan pelayanan profesional;
i.          Menyediakan pelayanan bagi oarang sakit atau cacat di rumah mencakup pengajaran terhadap pengasuhnya.

8.         Peran Perawat Komunitas
a.         Pendidik (educator), memberikan informasi yang memungkinkan klien membuat pilihan dan perawat selalu mengkaji serta memotivasi belajar klien.
b.        Advokat, perawat memberi pembelaan kepada klien yang tidak dapat bicara untuk dirinya.
c.         Manajemen kasus, menyediakan pelayanan kesehatan yang berkualitas, mengurangi fragmentasi  serta meningkatkan kualitas hidup klien.
d.        Kolaborator, bekerjasama dengan anggota tim kesehatan lain untuk mencapai tahap kesehatan optimal.
e.         Panutan (role model), berperilaku sehat jasmani dan rohani dalam kehidupan sehari – hari.
f.         Penliti, penelitian dalam askep membantu mengidentifikasi serta mengembangkan teori – teori keperawatan sebagai dasar praktik keperawatan.
g.        Pembaharu (change agent), agen pembaharu dalam merubah perilaku dan pola hidup yang erat kaitannya dengan peningkatan pemeliharaan kesehatan.   
9.         Proses Keperawatan Komunitas
a.        Pengkajian
Pada tahap ini perawat mengumpulkan data yang bertujuan mengidentifikasikan data yang penting mengenai klien. Yang perlu dikaji antara lain :
1)        Core/inti : data demografi kelompok atau komunitas yang terdiri dari umur, pendidikan, jenis kelamin, pekerjaan, agama, nilai – nilai, keyakinan serta riwayat timbulnya komunitas.
2)        8 subsistem yang mempengaruhi komunitas (Betty Neuman) meliputi perumahan, pendidikan, keamanan dan keselamatan di lingkungan tempat tinggal, politik dan kebijakan pemerintah terkait dengan kesehatan, pelayanan kesehatan yang tersedia untuk melakukan deteksi dini gangguan, sistem komunikasi, ekonomi dan rekreasi.
3)        Status kesehatan komunitas, dapat dilihat dari biostatik dan vital stastik antara lain angka mortalitas, angka morbiditas, IMR, MMR serta cakupan imunisasi.
b.        Diagnosa Kepeawatan Komunitas dan Analisa Data
Setelah dilakukan pengkajian sesuai dengan data – data yang dicari, maka dikelompokkan dan dianalisa seberapa besar stressor yang mengancam masyarakat dan seberapa besar reaksi yang timbul pada masyarakat tersebut. Diagnosa komunitas terdiri dari : masalah kesehatan, karakteristik populasi dan lingkungan.
c.         Perencanaan (intervesi)
Merupakan tindakan menetapkan apa yang harus dilakukan untuk membantu sasaran dalam upaya promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif. Langkah pertama dalam tahap ini yaitu menetapkan tujuan dan sasaran kegiatan untuk mengatsi masalah yang telah ditetapkan sesuai dengan diagnosis keperawatan. Dalam menentukan tahap berikutnya yaitu rencana pelaksanaan kegiatan, maka ada dua faktor yang mempengaruhi yaitu sifat masalah dan sumber masyarakat seperti dana, sarana, tenaga yang tersedia.
Dalam pelaksanaan pengembangan masyarakat dilakukan melalui tahapan sebagai berikut :
1)        Tahap Persiapan
Pemilihan daerah yang menjadi prioritas menentukan cara berhubungan dengan masyarakat, mempelajari dan bekerjasama dengan masyarakat.
2)        Tahap Pengorganisasian
Dengan persiapan pembentukan kelompok kerja kesehatan untuk menumbuhkan kepedulian terhadap kesehatan masyarakat.
3)        Tahap Pendidikan dan Pelatihan
a)         Kegaitan pertemuan teratur dengan kelompok masyarakat;
b)        Melakukan pengkajian;
c)         Membuat program berdasarkan masalah atau diagnosa keperawatan;
d)        Melatih kader;
e)         Keperawatan langsung terhadap individu, keluarga dan masyarakat.
4)        Tahap Formasi Kepemiminan
5)        Tahap Koordinasi Intersektoral
6)        Tahap Akhir
Melakukan kunjungan bertahap untuk mengevauasi serta memberikan umpan balik untuk perbaikan kegiatan kelompok kerja kesehatan lebih lanjut.
d.        Pelaksanaan (implementasi)
Perawat bertnggungjawab untuk melaksanakan tindakan yang telah direncanakan dan sifatnya :
1)        Bantuan dalam upaya mengatasi masalah – masalah kurang nutrisi, mempertahankan kondisi seimbang atau sehat dan meningkatkan kesehatan;
2)        Mendidik komunikasi tentang perilaku sehat untuk mencegah kurang gizi;
3)        Sebagai advokat komunitas sekaligus memfasilitas terpenuhinya kebutuhan komunitas.
Pada kegiatan praktik keperawatan komunitas berfokus pada tingkat pencegahan yaitu :
1)        Pencegahan primer yaitu pencegahan sebelum sakit dan difokuskan pada populasi sehat, mencakup pada kegiatan kesehatan secara umum serta perlindungan khusus terhadap penyakit, contohnya imunisasi, penyuluhan gizi, simulasi dan bimbingan dini dalam kesehatan keluarga.
2)        Pencegahan sekunder yaitu pencegahan kegiatan yang dilakukan pada saat terjadinya perubahan derajat kesehatan masyarakat dan ditemukan masalah kesehatan. Pencegahan ini menekankan pada diagnosa dini dan tindakan untuk menghambat poses penyakit, contohnya mengkaji keterbelakangan tumbuhkembang anak, memotivasi keluarga untuk melakukan pemeriksaan kesehatan seperti mata, gigi, telinga.
3)        Pencegahan tersier yaitu kegiatan yang menekankan pengembalian individu pada tingkat berfungsinya secara optimal dari ketidakmampuan keluarga, contohnya membantu keluarga yang mempunyai anak dengan resiko gangguan kurang gizi untuk melakuakan pemeriksaan secara teratur ke posyandu.
e.         Evaluasi
Adalah penilain terhadap program yang telah dilaksanakan dibandingkan dengan tujuan semula dan dijadikan dasar untuk memodifikasi rencana berikutnya. Fokus dari evaluasi keperawatan komunitas antara lain :
1)        Hubungan antara kenyataan yang ada dengan terget pelaksanaan;
2)        Perkembangan atau kemajuan proses, kesesuian dengan perencanaan, peran staf atau pelaksan tindakan, fasilitas dn jumlah peserta;
3)        Efisiensi biaya, bagaimana pencarian sumber dana dan penggunaannya serta keuntungan program;
4)        Efektifitas kerja, apakah tujuan tercapai dan apakah klien atau masyarakat puas terhadap tindakan yang dilaksanakan;
5)        Dampak, apakah status kesehatan meningkat setelah dilaksanakan tindakan, apa perubahan yang terjadi dalam 6 bulan atau 1 tahun.
Format Pengkajian Asuhan Keperawatan Komunitas
Nama kepala keluarga   :
Status                            :
Pekerjaan                      :
Alamat lengkap             :
I.              Kependudukan
Daftar nama anggota keluarga yang tinggal berdasarkan lamanya tinggal :




No
Nama KK & Anggota Keluarga
L/P
Golongan Umur
Hubungan dengan kep. kel
Pendidikan
Pekerjaan
Thn
Usia









1.        Apakah ada anggota keluarga yang pindah dalam 1 tahun ini? (ya/ tidak). Bila ya, sebutkan : ...orang
2.        Apakah ada anggota keluarga yang baru dalam 1 tahun ini? (ya/ tidak). Bila ya, sebutkan : ...orang
II.           Status Kesehatan
A.       Kesakitan
1.        Daftar nama anggota keluarga yang sakit 1 bulan yang lalu
No
Nama
Keluhan/ penyakit
Pengobatan
Tidak berobat
Kader
Dukun
Dokter/mantri
Pkm/
RS









Keterangan : jenis penyakit termasuk jiwa, kurang gizi dan kecacatan
2.        Apakah ada lansia dikeluarga ini (ya/ tidak)
3.        Apakah penyakit yang sering diderita oleh lansia (rematik/ hipertensi/ gastritis/ gangguan pendengaran/ dan lain – lain)
4.        Memiliki kartuu sehat/jamkesmas
B.       Kematian
Daftar anggota keluarga yang meninggal dalam periode 1 tahun terakhir
No
Nama
Umur
Pengobatan
Sebab kematian






Keterangan   : apabila yang meninggal bayi, maka ukuran waktu meninggal dalam hari.
III.        Upaya Pelayanan Kesehatan
A.       Kesehatan ibu dan anak
1.        Kehamilan
a.         Nama anggota keluarga yang hamil : ...
b.         Kehamilan ke (I/ II/ III/ IV/ >V)
c.         Umur kehamilan : ...bulan
d.        Apakah ibu hamil sudah memeriksa kehamilannya? (ya/ tidak). Bila ya, diperiksa dimana (posyandu/ pusesmas/ rumah bersalin/ dokter atau bidan praktik/ dukun). Bila tidak sebutkan alasannya.
e.         Apakah ibu hamil sudah diimunisasi TT (ya/ tidak). Bila ya, diimunisai di mana (posyandu/ pusesmas/ rumah bersalin/ dokter atau bidan praktik/ dukun).
2.        Persalinan (umur bayi max 11 bulan)
a.         Nama ibu yang bersalin              :
b.         Tanggal persalinan                      :
c.         Nama bayi (sesuai urutan kel.)    :
d.        Jenis kelamin                               :
e.         Yang menolong persalinan (dukun bayi tidak terlatih/ bidan/ dukun bayi terlatih/ paramedis/ dukun bayi sedang dilatih/ dokter)
f.          Apakah ibu mengalami keguguran? (ya/ tidak). Bia ya, terjadi pada usia kehamilan berapa (1 – 3 bulan/ 4 – 6 bulan /7 – 9 bulan/ >9 bulan)
g.         Ditolong oleh siapa pada saat keguguran? (bidan/ perawat atau mantri/ dukun beranak/ dokter). Bila ya, dimana? (posyandu/ puskesma/ rumah bersalin/ dokter atau bidan praktik/ dukun)
B.       Imunisasi yang sudah diberikan kepada bayi (umur max 12 bulan)
No
Jenis Imunisasi
Ya
Tidak
1.       
BCG


2.       
DPT – HB 1


3.       
DPT – HB 2


4.       
DPT – HB 3


5.       
POLIO 1


6.       
POLIO 2


7.       
POLIO 3


8.       
POLIO 4


9.       
CAMPAK


10.   
HB 0 – 10 hari


 
1.        Keluarga berencana
a.         Berapakah jumlah akseptor dalam keluarga : ...orang
b.         Jenis alat kontrasepsi yang digunakan (kondom/ suntikan/ susuk/ MOV/ MOP/ IUD/ pil/ dan lain – lain)
c.         Berapa lama menggunakan alat kontrasepsi : ...bulan
d.        Dimanakh mendapatkan pelayanan KB/alat kontrasepsi tersebut? (posyandu/ puskesmas/ rumah bersalin/ dokter/ bidan praktik/ polindes)


C.        Gizi balita (0 – 4 tahun)
1.        Jumlah balita yang ada di keluarga         : ...anak
2.        Jumlah balita yang mempunyai KMS     : ...anak
3.        Jumlah balita yang ditimbang bulan ini  : ...anak
4.        Cek status gizi anak  pada KMS (melihat BB anak) : baik/ sedang/ kurang/ buruk
5.        Umur berapa bayi tersebut disapih (apabila ada) : < 1 bulan/ 1 – 6 bulan/ 6 bulan – 1 tahun/ 1 – 2 tahun/ > 2 tahun
D.      Kesehatan lingkungan
1.        Apakah keluarga mempunyai usaha dibidang makanan/minuman? (ya/ tidak). Bila ya, sebutkan..
2.        Apakah usaha tersebut pernah diperiksa petugas kesehatan? (ya/ tidak). Bila ya, berapa kali dalam 1 tahun usaha tersebut diperiksa petugas kesehatan? (1 kali/ 2 kali/ 3 kali/ 4 kali / >4 kali)
E.       P2M
1.        Apakah ada anggota keluarga yang menderita demam (diduga malaria)? (ya/ tidak)
2.        Apabila ada sudahkah diambil darahnya oleh petigas kesehatan untuk diperiksa? (ya sudah/ belum)
F.       Puskesmas
1.        Apakah anggota keluarga yang sakit dapat mendapatkan perawatan di rumah?
Ya, nama penderita  :
Jenis penyakit           :
Dirawat (di rumah oleh keluarga/ di rumah oleh petugas kesehatan/ tidak)
2.        Berapa kali petugas kesehatan mengunjungi penderita selama sakit? (1 kali/ 2 kali/ 3 kali/ 4 kali/ >4 kali)
G.      Laboratorium
1.        Apakah ad anggota keluarga yang diperiksa di laboratorium puskesmas? (ya/ tidak)
2.        Apakah jenis pemeriksaan? (urine/ tinja/ darah/ lain – lain)
IV.        Perilaku Terhadap Kesehatan
A.       Kebiasaan mandi dan gosok gigi
1.        Berapa kali anggota kelurga mandi dalam 1 hari? (tidak pernah/ 1 kali/ 2 kali/ 3 kali/ >3 kali)
2.        Dimana anggota keluarga mandi? (kamar mandi sendiri/ pancuran/ kamar mandi umum/ kolam/ sungai)
3.        Apakah waktu mandi menggunakan sabun? (ya/ tidak)
4.        Apakah anggota keluarga gosok gigi? (ya/ tidak)
5.        Apakah anggota keluarga menggosok gigi menggunakan pasta gigi? (ya/ tidak)
6.        Berapa kali anggota keluarga menggosok gigi dalam 1 hari? (tidak pernah/ 1 kali/ 2 kali/ 3 kali/ 4 kali/ >4 kali)
7.        Apakah jumlah gigi sama dengan anggota keluarga? (ya/ tidak)
B.        Kebiasaan BAB
1.        Dimanakah anggota keluarga BAB? (kolam/ sembarang tempat)
C.       Kebiasaan mengambil air minum
1.        Dimanakah anggota keluarga mengambil air minum? (mata air atau sunagi/ sumur keluarga/ sumur umum/ PAM)
2.        Apakah air dimasak sebelum diminum? (ya/ tidak/ kadang – kadang)
D.       Kebiasan ganti pakaian
1.        Berapa kali anggota keluarga mengganti pakaian kerja/sekolah? (tiap hari/ tiap 2 hari sekali/ tiap 3 hari sekali/ >3 hari)
2.        Berapa kali anggota keluarga mengganti pakaian harian? (1 kali/ 2 kali/ >2 kali)
E.        Kebersihan rumah
1.        Dalam sehari berapa kali membersihkan rumah? (1 kali/ 2 kali/ > dari 2 kali/ tidak teratur)
2.        Berapa kali membersihkan sarang laba – laba? (< dari 1 bulan sekali/ tidak tentu/ 1 bulan sekali/ 1 minggu sekali)
3.        Berapa kali membersihkan tempat penampungan air? (tiap hari/ tidak tentu/ 1 bulan sekali/ 1 minggu sekali)
F.        Pantangan makan dan minum
1.        Apakah ada pantangan makan dan minum bagi ibu hamil atau melahirkan? (ya, sebutkan../ tidak)
2.        Apakah ada pantangan bagi bayi atau anak? (ya, sebutkan../ tidak)
G.       Keluarga sadar gizi
1.        Makanan pokok
2.        Apakah jenis lauk yang dimakan? (protrin hewani/ nabati/ campuran)
3.        Apakah ada sayuran dalam menu makanan? (selalu ada/ kadang – kadang/ tidak ada)
4.        Apakah ada buah – buahan? (selalu ada/ kadang – kadang/ tidak ada)
5.        Apakah keluarga mengkonsumsi susu? (selalu ada/ kadang – kadang/ tidak ada)
6.        Berapa kali kebiasaan makan dalam sehari? (1 kali/ 2 kali/ 3 kali/ tidak tentu)
7.        Bagaimana menghidangkan makanan? (tertutup/ terbuka / kadang – kadang)
8.        Apakah ada pantangan makan dalam keluarg? (ada/ tidak)
9.        Bagaimana kebiasaan mencuci sayuran? (tidak dicuci/ dipotong baru dicuci/ dicuci baru dipotong)
10.    Apakah keluarga bisa menggunakan garam beryodium dalam makanan sehari – hari? (ya/ tidak)
11.    Apakah ibu hanya memberi ASI sampai umur 6 bulan? (ya/ tidak)
V.           Lingkungan
1.        Perumahan
a.         Bagaimana keadaan ventilasi
b.        Apakah tinggi langit – langit dari lantai minimal 2,4 m? (ya/ tidak)
c.         Apakah terdapat lubang angin/ jendela? (ya/ tidak)
d.        Apakah luas jendela >10% dari luas lantai? (ya/ tidak)
e.         Apakah di dalam ruangan terasa sejuk? (ya/ tidak)
f.         Apakah di dalam rumah terasa panas? (ya/ tidak)
g.        Apakah di dalam rumah terasa pengap? (ya/ tidak)
h.        Apakah terdapat jendela rumah? (ada/ /ada ditutup/ tidak ada)
i.          Apakah terdapat genting kaca di dalam rumah? (ada/ tidak ada)
2.        Jamban
a.         Bagaimana kondisi fasilitas MCK? (baik/ buruk)
b.        Apakah keluarga memiliki MCK? (ada/ tidak)
c.         Berapa keluarga yang memiliki MCK? (1 buah/ > dari 1)
d.        Bagaimana jenis MCK? (di dalam rumah/ di luar rumah)
e.         Berapa jarak sumber air dengan MCK? (> dari 10 m/ < 10 m)
f.         Bagaiman sistem pembuangan air kotor? (Sistem peresapan tertutup/ Sistem peresapan terbuka/ dibuang di selokan/ dibuang di sembarangan tanpa saluran)
3.        Pembuangan sampah
a.         Bagaimana pengelolaan sampah? (dibakar/ ditimbun/ dibuang ke sungai/ didaur ulang/ diangkut dinas kebersihan/ dan lain – lain)
4.        Sumber pencemaran
a.         Apakah ada sumber pencemaran di rumah? (ada/ tidak)
b.        Apakah jenis pencemaran (polusi)? (limbah RT/ limbah industri)
c.         Apakah jenis pencemaran zat? (kimia/ non kimia)
d.        Berapa jarak dari rumah kesumber polusi? (> dari 10 m/ < 10 m)
e.         Apakah ada tindakan yang telah dilakukan untuk menanggulangi masalah tersebut? (ya/ tidak)
f.         Apakah keluarga mempunyai kandang ternak? (ya/ tidak)
g.        Bagaimana keadaan kandang ternak? (menyatu dengan rumah/ terpisah dengan rumah)
h.         Bila terpisah dari rumah, berapa jarak kandang ternak dari rumah? (menempel/ di kolong rumah/ > dari 10 m dari rumah/ < 10 m dari rumah)
i.          Apakah terdapat lalat? (tidak ada/ ada, 1 – 5 ekor/ ada. 6 – 10 ekor/ ada, > dari 10 ekor)
j.          Apakah terdapat nyamuk (tidak ada/ ada, 1 – 5 ekor/ ada. 6 – 10 ekor/ ada, > dari 10 ekor)
k.        Apakah keluarga mempunyai pekarangan rumah? (ya/ tidak)
l.          Apakah ada pemanfaatan pekarangan rumah? (ya/ tidak)









BAB III
PENUTUP
A.     KESIMPULAN
Proses keperawatan adalah metode perencanaan dan pemberian asuhan keperawatan yang sistematis dan rasional. Di dalam proses keperawatan tersebut mencakup berbagai macam aspek diantaranya aspek keperawatan maternitas, keperawatan anak, keperawatan dewasa/Keperawatan Medikal Bedah (KMB), keperawatan jiwa dan keperawatan komunitas. Setiap aspek tersebut memiliki kekhususan untuk pelayanan kesehatan kepada kliennya agar terciptalah asuhan keperawatan yang baik dan benar.
B.      SARAN
1.         Diharapkan para perawat dapat menerapkan setiap asuhan keperawatan yang sesuai dengan kebutuhan klien.
2.         Dalam memberikan asuhan keperawatan, perawat melaksanakan dengan sebaik – baiknya agar klien merasa puas dengan pelayanan yang kita berikan.

DAFTAR PUSTAKA
Azizah, Lilik Ma’rifatul. (2011). Keperawatan Jiwa Aplikasi Praktik Klinik. Graha Buku : Yogyakarta.
Dwi, Budi dan Falen. (2010). Catatan Kuliah Keperawatan Komunitas. Nuha Medika :  Yogyakarta.
Deswani. (2010). Panduan Praktik Klinik dan Laboratorium Keperawatan Maternitas. Salemba Medika : Jakarta.
Purwaningsih, Wahyu dan Siti Fatmawati. (2010). Asuhan Keperawatan Maternitas. Nuha Medika : Yogyakarta.
Supartini, Yupi. (2002). Buku Ajar Konsep Dasar Keperawatan Anak. EGC : Jakarta.
Wong, Donna dkk. (2002). Buku Ajar Keperawatan Pediatrik Wong Ed. 6 Vol. 1. EGC : Jakarta.
http://www.konsep-sehat-sakit.pdf
http://www.nurseofmysoul.blogspot.com/
http://mzaenuri-rsj.blogspot.com/2010/08/peran-fungsi-tugas-perawat-jiwa.html
http://jamaluddinnr.blogspot.com/2010/11/makalah-keperawatan-medikal-bedah.html
http://franciscasri.wordpress.com/2008/06/16/lingkup-praktik-keperawatan-medikal-bedah/

0 comments :

Post a Comment