BAB I
PENDAHULUAN
A.
LATAR
BELAKANG
Masalah kesehatan adalah suatu masalah yang sangat
kompleks, yang saling berkaitan dengan masalah – masalah lain diluar kesehatan
sendiri. Demikian pula pemecahan masalah kesehatan masalah, tidak hanya dilihat
dari segi kesehatannya sendiri, tapi harus dilihat dari segi – segi yang ada
pengaruhnya terhadap masalah “ sehat sakit “ atau kesehatan tersebut.
Hepatitis akut merupakan istilah umum yang berarti
peradangan pada sel sel hati. Peradangan hati ini dapat disebabkan oleh
infeksi, paparan alkohol, obat obat tertentu,bahan kimia atau racun atau dari
suatu kelainan dari sistem kekebalan tubuh.
B.
RUMUSAN
MASALAH
1. Apa
definisi hepatitis akut ?
2. Apa
saja jenis-jenis hepatitis akut?
3. Bagaimana
etiologi hepatitis akut ?
4. Apa
Tanda dan gejala hepatitis akut ?
5. Apa
patofisiologi dari hepatitis akut ?
6. Apa
Komplikasi yang terjadi pada hepatitis akut ?
7. Apa
saja pemeriksaan diagnostik hepatitis akut ?
8. Bagaimana
cara pengobtan hepatitis akut ?
9. Bagaimana
cara pencegahan hepatitis akut?
10. Asuhan
keperawatan pada klien hepatitis akut ?
C.
TUJUAN
1. Menjelaskan
dan mengetahui definisi hepatitis akut.
2. Menjelaskan
jenis-jenis hepatitis akut.
3. Menjelaskan
dan mengetahui etiologi hepatitis akut.
4. Menjelaskan
dan mengetahui manifestasi kliniks hepatitis akut.
5. Menjelaskan
dan mengetahui patofisiologi hepatitis akut.
6. Menjelaskan
dan mengetahui komplikasi hepatitis akut.
7. Menjelaskan
dan mengetahui pemeriksaan diagnostic hepatitis akut.
8. Menjelaskan
dan mengetahui pengobatan hepatitis akut.
9. Menjelaskan
dan mengetahui pencegahan hepatitis akut
10. Menjelaskan
dan mengetahui format pengkajian hepatit
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Definisi Hepatitis Akut
Hepatitis
atau lebih dikenal dengan "Penyakit Hati" adalah terjadinya
peradangan pada hati karena toxin. Bisa disebabkan oleh kimia atau obat ataupun
agen penyebab infeksi karena Pola Hidup Sehat
yang diabaikan. Bila hepatitis yang berlangsung kurang dari 6 bulan disebut
"hepatitis akut".
Hepatitis adalah suatu proses peradangan difus pada
jaringan yang dapat disebabkan oleh infeksi virus dan oleh reaksi toksik
terhadap obat-obatan serta bahan-bahan kimia. (Sujono Hadi, 1999).
Hepatitis virus akut adalah penyakit infeksi yang
penyebarannya luas, walaupun efek utamanya pada hati.( Syivia .A. price : 2005
hal : 485).
Hepatitis virus
akut adalah penyakit pada hati yang gejala utamanya berhubungan erat dengan
adanya nekrosis pad hati. Biasanya disebabkan oleh virus yaitu virus hepatitis
A, virus hepatitis B, virus hepatitis C, dll.( Arief Mansjoer, 2001 : 513
Hepatitis virus merupakan
infeksi sistemik oleh virus disertai nekrosis dan klinis, biokimia serta
seluler yang khas (Smeltzer, 2001)
B. Jenis-jenis Hepatitis
1.
Hepatitis A
Hepatitis A adalah satu-satunya
hepatitis yang tidak serius dan sembuh secara spontan tanpa meninggalkan jejak.
Penyakit ini bersifat akut, hanya membuat kita sakit sekitar 1 sampai 2 minggu.
Virus Hepatitis A (HAV) yang menjadi penyebabnya sangat mudah menular, terutama
melalui makanan dan air yang terkontaminasi oleh tinja orang yang terinfeksi.
Kebersihan yang buruk pada saat menyiapkan dan menyantap makanan memudahkan
penularan virus ini. Karena itu, penyakit ini hanya berjangkit di masyarakat
yang kesadaran kebersihannya rendah. Hepatitis A dapat menyebabkan pembengkakan
hati, tetapi jarang menyebabkan kerusakan permanen. Anda mungkin merasa seperti
terkena flu, mual, lemas, kehilangan nafsu makan, nyeri perut dan ikterik
(mata/kulit berwarna kuning, tinja berwarna pucat dan urin berwarna gelap) atau
mungkin tidak merasakan gejala sama sekali. Virus hepatitis A biasanya
menghilang sendiri setelah beberapa minggu. Untuk mencegah infeksi HAV, ada
vaksin hepatitis A untuk menangkalnya.
2.
Hepatitis B
Hepatitis
B adalah jenis penyakit liver berbahaya dan dapat berakibat fatal. Virus
Hepatitis B (HBV) ditularkan melalui hubungan seksual, darah
(injeksi intravena, transfusi), keringat, peralatan medis yang tidak
steril atau dari ibu ke anak pada saat melahirkan. Pada 90% kasus
HBV menghilang secara alami, tetapi pada 10% kasus lainnya virus tersebut tetap
bertahan dan mengembangkan penyakit kronis, yang kemudian bisa menyebabkan
sirosis atau kanker hati. Banyak bayi dan anak-anak yang terkena
hepatitis B tidak betul-betul sembuh, sehingga mendapatkan masalah liver
di usia dewasa. Anda perlu berhati-hati dengan virus HBV karena dapat
ditularkan oleh orang yang sehat (yang tidak mengembangkan penyakit
hepatitis B) tetapi membawa virus ini. Hepatitis B seringkali tidak menimbulkan
gejala. Bila ada gejala, keluhan yang khas dirasakan adalah nyeri dan
gatal di persendian, mual, kehilangan nafsu makan, nyeri perut, dan
ikterik. Hepatitis B dapat ditangkal dengan vaksin. Anak-anak biasanya
mendapatkan vaksin ini sebagai bagian dari program vaksinasi anak.
3.
Hepatitis C
Hepatitis
C menular terutama melalui darah. Sebelumnya, transfusi darah bertanggung
jawab atas 80% kasus hepatitis C. Kini hal tersebut tidak lagi terjadi
berkat kontrol yang lebih ketat dalam proses donor dan transfusi darah.
Virus ditularkan terutama melalui penggunaan jarum suntik untuk
menyuntikkan obat-obatan, pembuatan tato dan body piercing yang dilakukan dalam
kondisi tidak higienis. Penularan virus hepatitis C (HCV) juga
dimungkinkan melalui hubungan seksual dan dari ibu ke anak saat melahirkan, tetapi kasusnya lebih
jarang. Seperti halnya pada hepatitis B, banyak orang yang sehat
menyebarkan virus ini tanpa disadari. Gejala hepatitis C sama dengan
hepatitis B. Namun, hepatitis C lebih berbahaya karena virusnya sulit
menghilang. Pada sebagian besar pasien (70% lebih), virus HCV terus bertahan
di dalam tubuh sehingga mengganggu fungsi liver. Evolusi hepatitis C tidak
dapat diprediksi. Infeksi akut sering tanpa gejala (asimtomatik).
Kemudian, fungsi liver dapat membaik atau memburuk selama beberapa bulan
atau bahkan bertahun-tahun. Pada sekitar 20% pasien penyakitnya berkembang
sehingga menyebabkan sirosis. Saat ini belum ada vaksin yang dapat
melindungi kita terhadap hepatitis C.
4.
Hepatitis D
Hepatitis D Virus ( HDV ) atau virus
delta adalah virus yang unik, yang tidak lengkap dan untuk replikasi memerlukan
keberadaan virus hepatitis B. Penularan melalui hubungan seksual, jarum suntik
dan transfusi darah. Gejala penyakit hepatitis D bervariasi, dapat muncul
sebagai gejala yang ringan (ko-infeksi) atau amat progresif. .
5.
Hepatitis E
Gejala mirip hepatitis A, demam
pegel linu, lelah, hilang nafsu makan dan sakit perut. Penyakit yang akan
sembuh sendiri ( self-limited ), keculai bila terjadi pada kehamilan, khususnya
trimester ketiga, dapat mematikan. Penularan melalui air yang terkontaminasi
feces.
.
C.
Etiologi
Hepatitis Akut
1. Berdasarkan
Tipe :
Tipe A
|
Tipe B
|
Tipe C
|
Tipe D
|
Tipe E
|
|
Metode transmisi
|
Fekal-oral melalui orang
lain
|
Parenteral seksual, perinatal
|
Parenteral jarang seksual, orang ke orang, perinatal
|
Parenteral perinatal, memerlukan koinfeksi dengan
type B
|
Fekal-
oral
|
Kepa-
rahan
|
Tak ikterik dan asimto- matik
|
Parah
|
Menyebar luas, dapat berkem-
bang sampai kronis
|
Peningkatan insiden kronis dan
gagal hepar akut
|
Sama dengan D
|
Sumber virus
|
Darah, feces, saliva
|
Darah, saliva, semen, sekresi vagina
|
Terutama melalui darah
|
Melalui darah
|
Darah, feces, saliva
|
2. Zat kimia dari obat
Zat kimia atau
obat-obatan dapat menimbulkan masalah yang sama dengan reaksi akibat infeksi
virus hepatitis. Gejala
dapat terdeteksi dalam waktu 2 hingga 6 minggu setelah pemberian obat.
Pada sebagian besar kasus, gejala hepatitis menghilang setelah pemberian obat
tersebut dihentikan. Namun beberapa kasus dapat berkembang menjadi masalah hati
serius jika kerusakan hati (hepar) sudah
terlanjur parah.
Obat-obatan yang cenderung berinteraksi dengan sel-sel
hati (hepar) antara
lain halotan (biasa digunakan sebagai obat bius), isoniasid (antibiotik untuk
TBC), metildopa (obat anti hipertensi), fenitoin dan asam valproat (obat anti
epilepsi) dan parasetamol (pereda demam). Jika dikonsumsi sesuai dosis
yang dianjurkan, parasetamol merupakan obat yang aman. Namun jika dikonsumsi
secara berlebihan parasetamol dapat menyebabkan kerusakan hati (hepar) yang
cukup parah bahkan kematian.
3. Alkohol
Alkohol sangat dapat menyebabkan kerusakan sel-sel
hati (hepar). Konsumsi
alkohol berlebihan membuat kerja hati lebih berat dan bisa merusak
hati.Pemakaian alkohol yang lama juga akan menimbulkan perubahan pada
mitokondria, yang menyebabkan berkurangnya kapasitas untuk oksidasi lemak.
Semua yang tersebut di atas menyebabkan terjadinya perlemakan hati (fatty
lever). Perubahan pada MEOS yang disebabkan pemakaian alkohol yang berlangsung
lama dapat menginduksi dan meningkatkan metabolisme obat-obatan, meningkatkan
lipoprotein dan menyebabkan hiperlipidemia, berkurangnya penimbunan vitamin A
dalam hepar, meningkatkan aktivasi senyawa hepatotoksik, termasuk obat-obatan
dan zat karsinogen.
D.
Tanda
dan Gejala Hepatitis Akut
1. Masa Tunas
Virus A : 15-45 hari (rata-rata 25 hari) .
Virus B : 40-180 hari (rata-rata 75 hari) .
Virus non A dan non B : 15-150 hari (rata-rata 50 hari)
Virus non A dan non B : 15-150 hari (rata-rata 50 hari)
2. Fase Pre-Ikterik
Keluhan
umumnya tidak khas. Keluhan yang disebabkan infeksi virus berlangsung sekitar
2-7 hari. Nafsu makan menurun (pertama kali timbul), nausea, vomitus, perut
kanan atas (ulu hati) dirasakan sakit. Seluruh badan pegal-pegal terutama di
pinggang, bahu dan malaise, lekas capek terutama sore hari, suhu badan
meningkat sekitar 39oC berlangsung selama 2-5 hari, pusing, nyeri persendian.
Keluhan gatal-gatal mencolok pada hepatitis virus B.
3. Fase Ikterik
Urine
berwarna seperti teh pekat, tinja berwarna pucat, penurunan suhu badan disertai
dengan bradikardi. Ikterus pada kulit dan sklera yang terus meningkat pada
minggu I, kemudian menetap dan baru berkurang setelah 10-14 hari. Kadang-kadang
disertai gatal-gatal pasa seluruh badan, rasa lesu dan lekas capai dirasakan
selama 1-2 minggu.
4. Fase Penyembuhan
Dimulai saat menghilangnya tanda-tanda ikterus, rasa mual, rasa sakit di ulu hati, disusul bertambahnya nafsu makan, rata-rata 14-15 hari setelah timbulnya masa ikterik. Warna urine tampak normal, penderita mulai merasa segar kembali, namun lemas dan lekas capai.
Dimulai saat menghilangnya tanda-tanda ikterus, rasa mual, rasa sakit di ulu hati, disusul bertambahnya nafsu makan, rata-rata 14-15 hari setelah timbulnya masa ikterik. Warna urine tampak normal, penderita mulai merasa segar kembali, namun lemas dan lekas capai.
E.
Patofisiologi
Hepatitis Akut
Hepatitis virus merupakan infeksi sistemik
oleh usus disertai nkrosis dan inflamasi pada sel – sel hati yang menghsilkan
kumpulan perubahan klinis, biokimia serta seluler yang khas. Disini hepatitis
dibagi menjadi dua yaitu hepatitis A dan hepatitis B. Hepatitis A dinamakan
hepatitis hepatitis infekglusa, dosebabkan oleh virus RNA dari vamili
anterovirus. Cara penularanya melalui fekal orl terutama lewat konsumsi makanan
dan minuman yang tercemar virus tersebt. Masa inkubasi diperkirakan 1 – 7
minggu dengan rata – rata 30 hari. Ketika gejala muncul, bentuknya berupa
infeks saluran nafas atas yang ringan seperti flu dengan panas yang tidak
terlalu tinggi. Anoreksia merupakan gejala dini dan diperkirakan terjadi akibat
pelepasan toksin oleh hati yang rusak tersebut untuk melakukan detoksifikasi
produk yang abnormal. Sedangkan Hepatitis B berbeda dengan hepatitis A,
ditularkan melalui darah (jalur perkutan dan permukosa). Virus tersebut pernah
ditemukan oleh darah, saliva, semen serta sekretvagina dan dapat ditularkan
lewat mmbran mukosa serta pada luka kulit. Memiliki masa inkubasi panjang.
F. Komplikasi
Ensefalopati hepatik terjadi pada
kegagalan hati berat yang disebabkan oleh akumulasi amonia serta metabolik
toksik merupakan stadium lanjut ensefalopati hepatik. Kerusakan jaringan
paremkin hati yang meluas akan menyebabkan sirosis hepatis, penyakit ini lebih
banyak ditemukan pada alkoholik.
G.
Pemeriksaan
Penunjang
1.
Laboratorium
a.
Pemeriksaan pigmen
1)
Urobilirubin direk
2)
Bilirubun serum total
3)
Bilirubin urine
4)
Urobilinogen urine
5)
Urobilinogen feses
b.
Pemeriksaan protein
1)
Protein totel serum
2)
Albumin serum
3)
Globulin serum
4)
HbsAG
HBsAG adalah antigen hepatitis B permukaan yang merupakan protein virus yang pertama muncul setelah infeksi.
Keberadaan HBsAg selama 6 bulan menunjukkan infeksi kronis. Apabila hasil yang didapat adalah negatif mengindikasikan orang tersebut belum
pernah terpapar terhadap virus atau tengah pulih dari infeksi hepatitis akut
dan telah berhasil bebas dari virus (atau jika ada maka itu infeksi yang
tersembunyi). Nilai positif (reaktif) mengindikasikan sebuah infeksi aktif
namun tidak mengindikasikan apakah virus itu bisa ditularkan atau tidak.
5)
HbeAG
HBeAG adalah antigen “e” Hepatitis yang merupakan protein dari virus dan menunjukkan bahwa virus secara aktif mereplikasi
dalam hati dan bahwa darah seseorang dan cairan tubuhnya sangat menular. Hasil positif
(reaktif) mengindikasikan adanya virus yang bisa ditularkan pada orang lain.
Hasil negatif berarti virus tidak bisa ditularkan pada orang lain, kecuali di
belahan dunia di mana strain virus tidak memproduksi protein e-antigen adalah
hal yang umum.
c.
Waktu protombin
Respon waktu protombin terhadap vitamin K
d.
Pemeriksaan serum transferase
dan transaminase
1)
SGPT
SGPT
(Serum Glutamic Pyruvate Transaminase): merupakan suatu enzim yang
terdapat di dalam sel hati. Ketika sel hati mengalami kerusakan, akan terjadi
pengeluaran enzim SGPT dari dalam sel hati ke sirkulasi darah dan akan
terukur melalui pemeriksaan laboratorium.
2)
SGOT
SGOT (Serum
Glutamic Oxaloacetic Transaminase) : seperti halnya SGPT, SGOT merupakan
enzim hati yang terdapat di dalam sel parenkim hati. SGOT akan meningkat
kadanya di dalam darah jika terdapat kerusakan sel hati. Namun SGOT tidak
spesifik hanya terdapat di dalam hati. SGOT juga dapat ditemukan di
sel darah, sel jantung dan sel otot, karena itu peningkatan SGOT tidak
selalu menunjukkan adanya kelainan di sel hati.
3)
LDH (Laktat Dehidrogenase)
Laktat dehidrogenase (LDH) adalah enzim intraseluler
yang terdapat pada hampir semua sel rmetabolisme, dengan konsentrasi tertinggi
yang ditemukan di jantung, otot rangak, hati, ginjal, otak dan sel darah merah.
4)
Amonia serum
Amonia
serum merupakan indicator yang sensitive untuk menunjukkan cedera selhati
sangat membantu dalam pendeteksian penyakit hati yang akut seperti hepatitis.
2.
Radiologi
a.
Foto rontgen abdomen
b.
Pemindahan hati dengan preparat
technetium, emas, atau rose bengal yang berlabel radioaktif
c.
Kolestogram dan kalangiogram
d.
Arteriografi pembuluh darah
seliaka
3.
Pemeriksaan tambahan
a.
Laparoskopi
b.
Biopsi hati
C.
Penatalaksanan
1. Tirah baring (bed rest)
Biasanya
direkomendasikan tanpa memperhitungkan bentuk terapi yang lain sampai gejala
hepatitis sudah mereda. Selanjutnya,aktifitas pasien harus dibatasi sampai
gejaola pembesaran hati dan kenaikan kadar bilirubin serta enzim-enzim hati
dalam serum kembali normal.
2. Nutrisi yang adekuat
Nutrisi
yang adekuat harus dipertahanakan; asupan nutrisi dibatasi bila kemampuan hati
untuk memetabolisasi produk sampingan protein terganggu
3. Upaya kuratif
Untuk
mengendalikan gejala dispepsia dan malaise umum mencakup penggunaan antasid,
beladonna, serta preparat antiemetik. Apabila muntah tetap terjadi klien
mendapat terafi cairan.
4. Masa Pemulihan
Pemulihan
gejala yang lengkap kadang-kadang membutuhkan waktu 3 atau 4 bulan atau lebih lama
lagi. Selama stadium ini pengembalian aktivitas fisik yang berangsur-angsur
diperbolehkan dan harus dianjurkan sesudah gejal ikterus menghilang.
5. Pertimbangan psikososial
Pertimbangan
psikososial harus dikenali oleh perawat, khususnya akibat pengisolasian dan
pemisahan pasien dari keluarga serta sahabat mereka selama stadium akut dan
infektif. Prencanaan khusus diperlukan unutk meminimalkan perubahan dalam
persepsi sensorik. Keluarga perlu diikutsertakan dalam perencanaan untuk
mengurangi rasa takut dan cemas dalam diri pasien tentang penularan penyakit
tersebut.
D.
Pencegahan
Hepatitis Akut
1. Personal
Hygiene
Selalu
cuci tangan, menjaga kebersihan dan lingkungan.
2. Persedian
air
Menjaga
persediaan air agar tidak terkontaminasi dengan virus hepatitis.
3. Restoran
Orang
yang sudah terkontaminasi virus hepatitis tidak boleh bekerja direstoran karena
dapat ditularkan melalui makanan.
4. Imunisasi
pasif
Imunisasi serum
diberikan pada orang yang tinggal atau berkunjung di daerah yang mempunyai
resiko tinggi hepatitis A dimana dapat memberikan perlindungan selama 2 bulan.
.
BAB
III
PENUTUP
1.
Kesimpulan
Hepatitis adalah penyakit
yang menyerang hati yang disebabkan oleh virus atau obat-obatan. Penyakit ini
dapat menyerang laki-laki maupun perempuan dengan gejala-gejala klinis seperti
lelah, demam, mual, muntah, diare, mata kuning, dan lain-lain atau dapat pula
penyakit ini timbul tanpa gejala sehingga tidak terdeteksi. Penyakit hepatitis
ini merupakan penyakit yang dapat menular melalui air liur, kontak seksual,
transfusi darah, jarum suntik dan alat-alat yang terkontaminasi oleh virus
hepatitis.
2.
Saran
Sebaiknya setiap orang dapat
berhati-hati dan selalu menjaga kebersihan lingkungan agar terhindar dari
virus-virus yang dapat mengakibatkan hepatitis. Tentunya sebagai petugas
kesehatan yang rentan tertular dari penderita kita herus lebis sigap dan
memperhatiakan kesterilan.
.
DAFTAR PUSTAKA
Carpenito Lynda Jual, 1999, Rencana Asuhan dan Dokumentasi
Keperawatan, EGC, Jakarta.
Gallo, Hudak, 1995, Keperawatan Kritis, EGC, Jakarta.
Hadim Sujono, 1999, Gastroenterologi, Alumni Bandung.
Moectyi, Sjahmien, 1997, Pengaturan Makanan dan Diit untuk
Pertumbuhan Penyakit, Gramedia Pustaka Utama Jakarta.
Price, Sylvia Anderson, Wilson, Lorraine Mc Carty, 1995, Patofisiologi
Konsep Klinis Proses-proses Penyakit, EGC, Jakarta.
Smeltzer, suzanna C, Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah.
Brunner dan Suddart. Alih bahasa Agung Waluyo, Edisi 8, jakarta, EGC, 2001.
Susan, Martyn Tucker et al, Standar Perawatan Pasien,
jakarta, EGC, 1998.
Reeves, Charlene, et al,Keperawatan Medikal Bedah, Alih
bahasa Joko Setiyono, Edisi I, jakarta, Salemba Medika.
Sjaifoellah Noer,H.M, 1996, Buku Ajar Ilmu
Penyakit Dalam, jilid I, edisi ketiga, Balai Penerbit FKUI, jakarta.