BAB
1
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Ginjal
merupakan organ penting manusia.Tetapi tak banyak orang yang mengenal ginjal
secara mendalam. Hal ini disebabkan tingkat kepedulian masyarakat untuk
mengetahui ginjal yang memiliki kontribusi besar dalam tubuh manusia itu masih
rendah. Ginjal itu harus dijaga baik-baik. Karena itu suatu penyakit yang tidak
ada gejalanya, sehingga kalau sudah bermasalah maka langsung ke serangan hebat.
ginjal berfungsi sebagai alat filtrasi, yaitu mengeluarkan kelebihan garam, air,
dan asam. Serta membuang atau mengatur elektrolit seperti K, Ca, Mg, PO4,
membuang sisa metabolisme tubuh, dan bertugas melakukan sekresi untuk
menghasilkan EPO yang berfungsi untuk mengatur Haemoglobin darah (HB), aktivasi
vitamin D untuk kesehatan tulang, serta mensekresi renin untuk mengatur tekanan
darah. Ginjal-ginjal
mempunyai kemampuan untuk memonitor jumlah cairan tubuh,
konsentrasi-konsentrasi dari elektrolit-elektrolit seperti sodium dan
potassium, dan keseimbangan asam-basa dari tubuh. Mereka menyaring
limbah-limbah dari metabolisme tubuh, seperti urea dari metabolisme protein dan
asam urat (uric acid) dari penguraian DNA. Dua limbah didalam darah dapat
diukur: blood urea nitrogen (BUN) dan creatinine (Cr).
B. Tujuan
Penulisan
Tujuan
makalh ini agar pembaca dapat mengetahui
tentang:
- Organ-organ saluran perkemihan
- Mengetahui pengertian ginjal
- Mengetahui fungsi ginjal
- Saluran-saluran pada ginjal
C. Metode penulisan
Dalam penulisan makalah
ini, tim penulis menggunakan metode deskriptif yaitu dengan penjabaran
masalah-masalah yang ada dan menggunakan studi kepustakaan literature yang
ada baik diperpustakaan maupun di media
internet sebagai pelengkap.
D. Sistematika
Makalah
ini terdiri dari 3 bab yang disusun dengan sistematika penulisan sebagai
berikut:
BAB
I :
Pendahuluan terdiri dari: Latar Belakang, Tujuan Penulisan, Metode Penulisan dan Sistematika Penulisan
BAB II
: Tinjauan Teoritis
BAB III
: Penutup terdiri dari
kesimpulan dan saran.
Daftar Pustaka
BAB
II
TINJAUAN
TEORITIS
SISTEM URINARIA
System
urinaria adalah suatu system tempat terjadinya proses penyaringan darah
sehingga darah bebas dari zat-zat yang tidak dipergunakan oleh tubuh dan
menyerap zat-zat yang masih dipergunakan oleh tubuh. Zat-zat yang tidak
dipergunakan oleh tubuh larut dalam air dan dikeluarkan berupa urine (air
kemih).
A. Pengertian
Ginjal
Ginjal merupakan organ pada tubuh manusia yang
menjalankan banyak fungsi untuk homeostasis, yang terutama adalah sebagai organ
ekskresi dan pengatur kesetimbangan cairan dan asam basa dalam tubuh. Terdapat
sepasang ginjal pada manusia, masing-masing di sisi kiri dan kanan (lateral)
tulang vertebra dan terletak retroperitoneal (di belakang peritoneum). Selain
itu sepasang ginjal tersebut dilengkapi juga dengan sepasang ureter, sebuah
vesika urinaria (buli-buli/kandung kemih) dan uretra yang membawa urine ke
lingkungan luar tubuh. Ginjal juga mengatur jumlah natrium
dalam tubuh dengan mengekskresikan dalam jumlah tertentu untuk mempertahankan
homeostasis.Ginjal dapat membentuk urin dengan kadar zat terlalu total yang
lebih tinggi atau rendah dibandingkan dengan plasma. Ginjal terletak dibagian
belakang kavum abdominalais dibaelakang peritonium pada ke dua sisi vertebra
lumbalis III , Melekat langsung pada dinding belakang abdomen.Bentuk ginjal
seperti biji kacang , jumlahnya ada dua buah kiri dan kanan, ginjal kiri lebih
besar dari ginjal kanan dan pada umumnya ginjal laki-laki lebih panjang dari
ginjal wanita.
B.
Struktur Ginjal
Setiap
ginjal terbungkus oleh selaput tipis yang disebut kapsula renalis yang terdiri
dari jaringan fibrus bewarna biru tua. Lapisan luar terdapat lapisan koteks
(subtansia kortekalis), dan lapisan sebelah dalam bagian medula (subtansia
medularis) berbentuk kerucut dan disebut renalpiramid. Puncak kerucut tadi
menghadap kaliks yang terdiri dan lubang-lubang kecil disebut papilarenalis.
Masing-masing piramid saling dilapisi oleh kolumna renalis, jumlah renalis
15-16 buah.
Garis-gari
yang terlihat pada piramid disebut tubulus nefron yang merupakan bagian
terkecil dari ginjal yang terdiri dari glomerulus, tubulus proksimal (tubulus
kontorti satu), ansa henle, tubulus distal (tubuli kotorti dua) dan tubulus
urinarius (papila vateri).
Pada
setiap ginjal diperkirakan ada 1000.000 nefron, selama 24 jam dapat menyaring
darah 170 liter. Arteri renalis membawa darah murni dari aorta ke ginjal,
lubang-lubang yang terdapat pada piramid renal masing-masing membentuk simpul
dan kapiler satu badan malfigi yang disebut glomerulus. Pembuluh aferen yang
bercabang membentuk kapiler menjadi vena renalis yang membawa darah dari ginjal
ke vena kava inferior.
1.
Filtrasi glomerulus
Kapiler
glomerolus secara relatif bersifat impermeabel terhadap protein plasma yang
lenih besar dan permebel terhadap air dan larutan yang lebih kecil seperti
elektrolit, asam amino, glukosa dan sisa nitrogen. Glomerulus mengalami
kenaikan tekanan darah 90 mmHg. Kenaikan ini terjadi karena arteriole aferen
yang mengarah ke glomerulus mempunyai diameter yang lebih besar dan memberikan
sedikit tahanan dari kapiler yang lain. Darah didorong kedalam ruangan yang
lebih kecil, sehingga darah mendorong air dan partikel kecil yang terlarut
dalam plasma masuk kedalam kapsula bowman tekanan darah terhadap dinding
pembuluh ini disebut tekanan hidrostatik (TH). Gerakan masuknya kedalam kapsula
bowman disebut sebagai filtrasi glomerulus. Tiga faktor dalam proses filtrasi
dalam kapsula bowman menggambarkan integrasi ketiga faktor tersebut yaitu :
a.
Tekanan osmotik (TO). Tekanan yang
dikeluarkan oleh air (sebagai pelarut) pada membran semipermeabel sebagai usaha
untuk menembus membran semipermeabel kedalm area yang mengandung lebih banyak
molekul yang dapat melewati membran semipermeabel. Pori-pori dalam kapiler
glomerulus membuat membran semipermeabel memungkinkan untuk melewati yang lebih
kecil dan air tetapi mencegah molekul yang lebih besar, misalnya protein dan
plasma.
b.
Tekanan hidrostatik (TH). Sekitar 15
mmHg dihasilkan oleh adanya filtrasi dalam kapsula dan berlawanan dengan
tekanan hidrostatik darah. Filtrasi juga mengeluarkan tekanan osmotik 1-3 mnHg
yang berlawanan dengan osmotik darah.
c.
Perbedaan tekanan osmotik plasma dengan
cairan dalam kapsula bowman mencerminkan perbedaan konsentrasi protein ,
perbedaan ini menimbulkan pori-pori kapiler mencegah protein plasma untuk
difiltrasi.
Tekanan hidrostatik, dan tekanan
osmotik filtrat kapsula bouman bekerja sama untuk meningkatkan gerakan air dan molekul permeabel, Molekul
permeabel kecil dari plasma masuk kedalam kapsula bowman . tekanan hidrostatik
dan tekanan osmotik fitrat dalam kapsula bowman bersama-sama mempercepat
gerakan air dan molekul permeabel dari kapsula bowman masuk ke kapiler jumlah
tekanan ( 90-3 ) – ( 32-15 ) = 17mmHg akan mempermudah pemindahan filtrat dari
aliran darah kedalam kapsula bowman. Laju ini dinamakan laju filtrasi
glomerulus ( LFG ). Pada orang sehat jumlah pertukaran filtrasi permenit 125
ml, faktor klinis yang memengaruhi LFG adalah TH dan TO filtrat,
hipoproteinemia terjadi pada kelaparan akan menurunkan TO dan meningkatakan
LFG.
Pada ansa henle filtrat urine
menjadi lebih tinggi konsentrasinya bagian pars asenden berdinding tipis cukup
permeabel bersama dengan cairan interstisial yang berkonsentrasi tinggi
menyebabkan air berosmosis dari filtrat kedalam cairan interstisial membuat
fitrat cukup pekat sampai waktunya filtrat mencapai ansa pars asenden.
Pars asensen berdinding tebal
secara relatif impermeabel terhadap air, pars ini mengandung ion karier secara
aktif mentranspor natrium keluar dari filtrat, pengeluaran elektrolit tanpa air
membuat filtat lebih encer dari sebelumnya. Pada tubulus distal natrium kembali
direabsorbsi melalui tranpor aktif hidrogen, kalium, dan asam urat dapat di
tambahkan kedalam urine melalui sekresi tubular. Duktus koligentes(tubulus
koligentes) menerima isi dari banyak tunulus distalis dan tidak resorbsi atau
sekresi elektrolit pada orang yang hidrasinya baik reabsorbsi air juga tidak
ada.
2.
Proses Pembentukan Urine
Glomerolus
berfungsi sebagai ultrafiltrasipada simpai bowman, berfungsi untuk menampung
hasil filtrasi dari glomerulus. Pada tubulus ginjal akan terjadi penyerapan
kembali zat-zat yang sudah di saring pada glomerulus, sisa cairan akan
diteruskan kepiala ginjal terus berlanjut ke ureter. Urin berasal dari darah
yang dibawa arteri renalis masuk kedalam ginjal, darah ini terdiri dari bagian
yang padat yaitu sel darah dan bagian plasma darah. Ada 3 tahap pembentukan
urine :
a.
Proses filtrasi
Terjadi
di glomerulus, proses ini terjadi karena perbedaan aferen lebih besar dari
permukaan aferen maka terjadi penyerapan darah. Sedangkan sebagian yang
tersaring adalah bagian cairan darah kecuali protein. Cairan yang tersaring
ditampung oleh simpai bowman yang terdiri dari glukosa, air, natrium, klorida,
sulfat, bikabornat, dll.yang diteruskan ke tubulus ginjal.
b.
Proses Reabsorpsi
Pada
proses ini terjadi penyerapan kembali sebagian besar glukosa, natrium, klorida,
fosfat, dan ion bikarbonat. Prosesnya terjadi secara pasif yang dikenal dengan
obligator reabsorpsi terjadi pada tubulus atas. Sedang kan pada tubulus ginjal
bagian bawah terjadi kembali penyerapan natrium dan ion bikarbonat. Bila
diperlukan akan diserap kembali kedalam tubulu bagian bawah. Penyerapannya
terjadi secara aktif dikenal dengan reabsorpsi fakultatif dan sisanya dialirkan
pada papila renalis.
c.
Proses Sekresi
Sisa
penyerapan urine kembali yang terjadi pada tubulus dan diteruskan ke piala
ginjal selanjutnya diteruskan ke ureter masuk ke vesika urinaria.
3.
Peredaran Darah
Ginjal
mendapat darah dari aorta abdominalis yang mempunyai percabangan arteria
renalis . Arteri ini berpasangan kiri dan kanan. Arteria renalis bercabang
menjadi arteria interlobaris kemudian menjadi arteri arkuata. Arteria
interloburalis yang berada ditepi ginjal bercabang menjadi kapiler membentuk
gumpalan-gumpalan yang disebut glomerolus. Glomerolus ini dikelilingi oleh alat
yang disebut simpai bowman. Disini terjadi penyaringan pertama dan kapiler
darah yang meninggalkan simpai bowman kemudian menjadi vena renalis masuk ke vena
kava inverior.
4. Persarafan ginjal
Ginjal mendapat persarafan dari fleksus renalis
(vasomotor). Saraf ini berfungsi untuk mengatur jumlah darah yang masuk kedalam
ginjal, saraf ini berjalan bersamaan dengan pembukuh darah yang masuk ginjal.
Diatas ginjal terdapat kelenjar suprarenalis, kelenjar ini merupakan sebuah
kelenjar buntu yang menhasilkan dua macam hormone yaitu hormone adrenalin dan
hormone kortison. Adrenalin dihasilkan oleh medulla.
5. Reabsorpsi dan sekresi tubulus
Sewaktu filtrate glomerulus memasuki tubulus ginjal,
filtarat ini menglir melalui bagian-bagian tubulus. Sebelum diekskresikan
sebagai urine beberapa zat diabsosi kembali secara selektif dari tubulus dan
kembali kedalam darah, sedangkan yang lain disekresikan dari darah kedalam lumen
tubulus. Pada akhirnya urine terbentuk dan semua zat dalam urine akan
menggambarkan penjumlahan dari tiga proses dasar ginjal (filtrasi glomerulus,
reabsorsi tubulus, dan sekresi tubulus).
Ekskresi = filtrasi glomerulus – reabsorsi tubulus +
sekresi tubulus
a. Reabsorpsi tubulus
Ginjal menangani beberapa zat yang difiltrasi secara
bebas dalam ginjal dan diabsorpsi dengan kecepatan berbeda. Kecepatan
masing-masing zat dan difiltrasi dapat dihitung sebagai berikut.
Filtrasi
= kecepatan filtrasi glomerulus x
kecepatan plasma
Perhitungan ini menganggap bahwa zat-zat difiltrasi
secara bebas dan tidak terikat pada protein plasma.
Kebanyakan zat proses filtrasi glomerulus dan
reabsoprsi tubulus secara kuantitatif relative sangat besar terhadap sekresi urine.
Sedikit saja perubahan pada filtrasi glomerulus atau reabsorpsi tubulus secara
potensis secara potensial dapat menyebabkan perubahan yang relative besar.
Beberapa produk buangan seperti ureum dan kreatinin sulit diabsorpsi dari
tubulus dan diekskresi dalam jumlah yang relative besar.
b. Reabsorpsi tubulus proksimal
Secara normal sekitar 65 % dari muatan natrium dan air
yang difiltrasi dan nilai persentaseterendah dari klorida akan diabsorpsi oleh
tubulus proksimal sebelum filtrate mencapai ansa henle. Persentase ini dapt
menigkat atau menurun dalam berbagai kndiisi fisiologi.
Sel tubulus proksimal mempunyai banyak sekali brush
boerder. Permukaan membrane epitel brush boerder dimuati molekul protein yang
mentranspor ion natrium melewati membrane lumen yang bertalian dengan mekanisme
transport nutrient organic (asam amino dan glukosa). Tubulus proksimal
merupakan tempat penting untuk sekresi asam dan basa, organic seperti
garam-garan empedu, oksalat, urat, dan katekolamin.
C.
Fungsi-fungsi Ginjal
Ginjal-ginjal memainkan peran kunci dalam fungsi tubuh, tidak hanya
menyaring darah dan membersihkan limbah,namun juga menjaga keseimbangan dari
tingkat-tingkat elektolit-elektrolit didalam tubuh, mengontrol tekanan darah,
dan menstimulasi produksi dari sel-sel darah merah. Ginjal-ginjal terletak
didalam abdomen (perut) kearah belakang dan masing-masing satu buah disisi
kanan dan kiri dari tulang belakang (spine). Mereka mendapat suplai darahnya
melalui arteri-arteri renal (ginjal) langsung dari aorta dan mengirim balik
darah ke jantung melalui vena-vena renal ke vena cava. "Renal"
berasal dari kata latin untuk ginjal. Ginjal-ginjal mempunyai kemampuan untuk
memonitor jumlah cairan tubuh, konsentrasi-konsentrasi dari
elektrolit-elektrolit seperti sodium dan potassium, dan keseimbangan asam-basa
dari tubuh. Mereka menyaring limbah-limbah dari metabolisme tubuh, seperti urea
dari metabolisme protein dan asam urat (uric acid) dari penguraian DNA. Dua
limbah didalam darah dapat diukur: blood urea nitrogen (BUN) dan creatinine
(Cr). Ketika darah mengalir ke ginjal,
sensor-sensor didalam ginjal memutuskan berapa banyak air yang dikeluarkan
sebagai air seni, bersama dengan berapa konsentrasi dari
elektrolit-elektrolitnya. Sebagai contoh, jika seseorang kekurangan cairan
(dehidrasi) dari latihan olahraga atau dari suatu penyakit, maka ginjal akan
menahan sebanyak mungkin air dan air seni menjadi sangat pekat. Ketika
kecukupan air terjadi didalam tubuh, air seni menjadi lebih encer dan menjadi
bening. Sistim ini dikontrol oleh renin, suatu hormon yang diproduksi didalam
ginjal yang merupakan bagian dari sistim-sistim tubuh yang mengatur cairan dan
tekanan darah.
Ginjal-ginjal juga adalah sumber dari erythropoietin didalam tubuh,
suatu hormon yang menstimulasi sumsum tulang (bone marrow) untuk membuat
sel-sel darah merah. Sel-sel special didalam ginjal memonitor konsentrasi
oksigen didalam darah. Jika tingkat oksigen darah turun, tingkat-tingkat
erythropoietin naik dan tubuh mulai memproduksi lebih banyak sel-sel darah merah. Setelah ginjal-ginjal menyaring darah, air
seni dikeluarkan melalui ureter, suatu tabung kecil yang menghubungkannya ke
kandung kemih (bladder). Kemudian air seni itu di tampung didalam kandung kemih
menunggu waktu kencing, ketika kandung kemih mengirim air seni keluar dari
tubuh melalui urethra.
D. URETER
Ureter terdiri dari 2 saluran pipa, masing-masing dari
ginjal ke kandung kemih (vesika urinaria), panjangnya kurang lebih 25-30 cm,
dengan penampang kurang lebih 0,5 cm. ureter sebagian terletak dalam rongga
abdomen dan sebagian terletak dalam rongga pelvis.
Lapisan dinding ureter terdiri dari :
a. Dinding luar jaringan ikat (jaringan fibrosa)
b. Lapisan tengah lapisan otot polos
c. Lapisan sebelah dalam lapisan mukosa
Lapisan dinding ureter menimbulkan garakan-gerakan peristaltic tiap 5
menit sekali yang akan mendorong air kemih yang masuk kedalam kandung kemih.
Gerakan peristaltic mendorong urine melalui ureter yang dieksekresikan oleh
ginjal dan disemprotkan dalam bentuk campuran, melalui osteum uretralis masuk
kedalam kandung kemih.
Ureter bejalan hamper vertical kebawah sepanjang fasia muskulus psoas
dan dilapisi oleh peritoneum. Penyempitan uriter terjadi pada tempat uriter
meninggalkan pelvis renalis, pembuluh darah, saraf, dan pembuluh limfe
berasaldari pembuluh sekitarnya mempunyai saraf sensorik.
1. Persarafan ureter
Persarafan ureter merupakan cabang dari pleksus
mesenterikus inferior, pleksus spermatikus, dan pleksus pevis; sepertiga dari
nervus vagus; rantai eferens dan nervus vagus rantai eferens dari nevus
torakali ke-11 dan ke-12, nevus lumbalis ke-1 dan nervus vagus mempunyai
rantai aferen untuk ureter.
E.
Vesika
Urinaria
Vesika urinaria (kandung kemih) dapat mengembang dan
mngempis seperti balon karet, terletak dibelakang simfisis pubis didalam rongga
panggul. Bentuk kandung kemih sepreti kerucut yang dikelilingi oleh otot yang
kuat, berhubungan dengan ligamentum vesika umbilikalis medius.
Bagian vesika urinaria terdiri dari:
1.
Fundus
yaitu, bagian yang menghadap kearah belakang dan bawah, bagian ini terpisah
dari rectum oleh spatium rectovesikale yang terisi oleh jaringan ikat duktus
deferen, vesika seminalis, dan prostat.
2.
Korpus,
yaitu bagian antara verteks dan fundus.
3.
Verteks,
bagian yang mancung kearah muka dan berhubungan kearah muka dan berhubungan
dengan ligamentum vesika umbilikalis.
Diiding kandung kemih terdiri dari lapisan sebelah
luar (peritoneum), tunika muskularis (lapisan otot), tunika submukusa, dan
lapisan mukosa (lapisan bagian dalam). Pembuluh limfe vesika urinaria
mengalirkan cairan limfe kedalam nodi limfatik iliaka interna dan eksterna.
1.
Lapisan
otot vesika urinaria
Lapisan otot vesika urinaria terdiri dari otot polos
yang tersusun dan saling berkaitan dan disebut m. detrusor vesikae. Peredaran
darah vesika urinaria berasal dari arteri vesikalis superior dan inferior yang
merupkan cabang dari arteri iliaka interna. Venanya membentuk pleksus venosus
vesikalis yang berhubungan dengan pleksus prostatikus yang mengalirkan darah
kevena iliaka interna.
2.
Persarafan
vesika urinaria
Persarafan vesika urinaria berasal dari pleksus
hipogastrika inferior. Serabut ganglion simpatikus berasal dari ganglion
lumbalis ke-1 dan ke-2 yang berjalan turun ke vesika urinaria melalui pleksus
hipogastrikus. Serabut preganglion parasimpatis yamg keluar dari nervus
suplenekus pelvis yang berasal dari nervus sakralis 2, 3, dan 4 berjalan melalui
hipogastrikusinferior mencapai dinding vesika urinaria.
F.
Uretra
Uretra merupakan saluran sempit yang berpangkal pada
kandung kemih yang berfungsi mnyalurkan air kemih keluar.
1.
Uretra
pria
Pada laki-laki uretra berjalan berkelok-kelok melalui tengah-tengah
prostat kemudian menembus lapisan fibrosa yang menembus tulang pubis kebagian
penis panjangnya kurang lebih 20 cm. uretra laki-laki terdiri dari:
a. Uretra prostatia
b. Uretra membranosa
c. Uretra kavernosa
Lapisan uretra laki-laki terdir dari lapisan mukosa
(lapisan paling dalam), dan lapisan submukosa.
Uretra prostatika merupakan saluran terlebar,
panjangnya 3 cm, berjalan hampir vertikulum melalui glandula prostat, mulai
dari basis sampai ke apeks dan lebih dekat kepermukaan anterior.
Uretra pars membranasea merupakan saluran yang paling
pendek dan paling dangkal, bejalan mengarah kebawah dan kedepan diantara apeks
glandula prostat dan bulbus uretra. Pars membranasea menembus diafragma
urogenetalis, panjangnya kira-kira 2,5 cm, dibawah belakang simfisis pubis
diliputi oleh jaringan spingter uretra membranasea.
Uretra pars kavernosus merupakan saluran terpanjang
dari uretra dan terdapat didalam korpus kavernosus uretra, panjangnya kira-kira
15 cm, mulai dari pars membranasae sampai ke orifisium dari diafragma
urogenetalis. Pars kavernosus uretra berjalan kedepan dan keatas menuju bagian
depan simpisis pubis.
2. Uretra wanita
Uretra pada wanita, terletak dibalakang simfisis pubis
berjalan miring sedikit kearah atas, panjangnya kurang lebih 3-4 cm. lapisan
uetra wanita terdiri dari tunika muskularis (sebelah luar), lapisan spongeosa
merupakan pleksus dari vena-vena, dan lapisan mukosa (lapisan sebelah dalam).
Muara uretra pada wanita terletak disebelah atas vagina (antara klitoris dan
vagina) dan uretra disini hanya sebagai saluran ekskresi. Apabila tidak
berdilatasi diameternya 6 cm. uretra ini menembus fasia diafragma
urogenitalis dan orifisium eksterna
langsung didepan permukaan vagina, 2,5 cm di belakang gland klitoris. Glandula
uretra bermuara ke uretra, yang terbesar diantaranya adalah glandula pars
uretralis (skene) yang bemuara kedalam orifisium uretra yang hanya berfungsi
sebagai saluran ekskresi.
G. Berkemih
Distensi kandung kemih akan meransng stress reseptor
yang terdapat pada dinding kandung kemih dengan jumlah kurang lebih 250 cc
sudah cukup untuk meransang berkemih (proses miksi). Akibatnya akan terjadi
refleks kontraksi dinding kandung kemih, dan pada saat yang sama terjadi
relaksasi sfingter internus, segera diikuti oleh relaksasi sfingter ekternus,
akhirnya terjadi pengosongan kandung kemih.
H. Urine
Mikturisi (berkemih) merupakan refleks yang dapat
dikendalikan dan dapat ditahan oleh pusat persarafan yang lebih tinggi dari
manusia. Gerakannya oleh kontraksi otot abdomal yang menambah tekanan didalam
rongga dan berbagai organ yang menekan kandung kemih membantu mengosongkannya.
Rata-rata dalam suatu hari 1-2 liter, tetapi berbeda sesuai dengan jumlah
cairan yang masuk. Warnanya bening oranye, pucat tanpa endapan, baunya tajam, reaksinya
sedikit asam terhadap lakmus dengan pH rata-rata 6.
Komposisi urine terdiri dari kira-kira 95% air,
zat-zat sisa nitrogen dari hasil metabolisme protein asam urea, amoniak dan
kreatinin, elektrolit (natrium, kalsium, NH3,
bikarbonat, fospat, dan sulfat), pigmen (bilirubin, urobilin), toksin, horomon.
BAB III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Berdasarkan
penjelasan diatas system urinaria merupakan system yang paling penting untuk
membuang sisa metabolism makanan yang dihasilkan oleh tubuh terutama senyawa
nitrogen seperti urea. System urinaria terdiri atas kedua ginjal (ren, kidney).
Ureter, kandung kemih (vesika urinaria/ urinary/ bladder/ nier) dan uretra.
Dalam
pemenuhan kebutuhan eliminasi urine terjadi proses berkemeih. Sedangkan
berkemih merupakan proses pengosongan vesika urinaria (kandung kemih).
B.
SARAN
1. Dalam memenuhi kebutuhan, kita harus lebih
memperhatikan kebutuhan eliminasi urine.
2. Menjaga kebersihan tempat keluarnya urine