Cairan
dan Elektrolit
1. Difusi
Proses ketika materi padat, partikel, seperti
gula di dalam cairan berpindah dari daerah yang berkonsntrasi tinggi ke daerah
berkonsentrasi rendah sehingga distribusi partikel di dalam cairan menjadi
merata (fundamental keperawatan, hal 1620).
2.
Osmosis
Perpindahan pelarut murni seperti ini melalui
membran semipermeabel yang berpindah dari larutan memiliki konsentrasi solut
rendah ke larutan konsentrasi solut tinggi (fundamental keperawatan, hal 1621).
3.
Transpor Aktif
Pengangkutan lintas membran dengan
menggunakan energi ATP, melibatkan pertukaran ion Na+ dan K+
(pompa ion) serta protein kontraspor yang akan mengangkut ion Na+
bersama melekul lain seperti asam amino dan gula.
Sumber :
http://biologigonz.blogspot.com/2010/02/transport-aktif.html
4.
Hipovolume
Kekurangan volume cairan. Hal ini terjadi
saat air dan elektrolit yang hilang berada dalam proporsi isotonik (fundamental
keperawatan, hal 1627).
5.
Dehidrasi
Ketidakseimbangan hiperosmolar. Hal ini
terjadi jika ada kehilngan air tanpa disertai kehilangan elektrolit yang
proporsional, terutama natrium atau jika terdapat peningkatan substansi yang
diperoleh melalui osmosis aktif isotonik (fundamental keperawatan, hal 1627).
Dehidrasi (''hypohydration'') didefinisikan sebagai
kehilangan cairan tubuh yang berlebihan. Ini secara harfiah adalah penghilangan
air dari obyek, namun dalam hal fisiologis itu memerlukan kekurangan cairan
dalam organisme.
Sumber :
http://www.news-medical.net/health/Dehydration-What-is Dehydration-%28Indonesian%29.aspx
6.
Asidosis Respiratorik
Peningkatan konsentrasi karbondioksida
dan peningkatan konsentrasi ion hidrogen (penurunan pH) (fundamental
keperawatan, hal 1631). Disebabkan oleh hipoventilasi atau suatu kondisi yang
menekan ventilasi.
7.
Alkalosis Respiratorik
Penurunan konsentrasi karbondioksida
dan penurunan konsentrasi hidrogen (peningkatan PH) (fundamental keperawatan, hal
1631).
8.
Asidosis Metabolik
Peningkatan konsentrasi ion hidrogen
(penurunan pH) didalam cairan ekstrasel yang disebabkan oleh peningkatan kadar
ion hidrogen atau penurunan kadar
bikarbonat (fundamental keperawatan, hal 1631).
9.
Alkalosis Metabolik
Banyaknya kehilangan asam dari tubuh
atau dengan meningkatnya kadar bikaronat (fundamental keperawatan, hal 1631).
Contoh, muntah.
10. Hiponatremia
Suatu kondisi dengan nilai konsentrasi natrium di dalam
darah lebih rendah dari normal yang dapat terjadi pada saat kehilangan total
natrium atau kelebihan total air (fundamental keperawatan, hal 1628).
11. Hipernatremia
Suatu kondisi dengan nilai konsentrasi
natrium lebih tinggi dari konsentrasi normal di dalam cairan ekstrasel yang
dapat disebabkan oleh kehilangan air yang ekstrem atau kelebihan natrium total
(fundamental keperawatan, hal 1630). Contoh, peningkatan sekresi aldosteron
maka natrium dipertahankan dan kalium diekskresi.
12. Hipokalemia
Suatu kondisi ketika jumlah kalium yang
bersirkulasi di dalam cairan ekstrasel tidak adekuat (fundamental keperawatan, hal
1630).
Peningkatan konsentrasi total kalsium
dalam serum dan peningkatan kalsium yang terionisasi.
13. Hiperkalemia
Kondisi tentang lebih besarnya jumlah
kalium dari pada nilai normal kalium di dalam darah (fundamental keperawatan, hal
1630).
14. Hipokalsemia
Penurunan kadar kalsium dalam serum dan
penurunan kalsium yang terionisasi serta dapat menyebabkan beberapa penyakit.
Contoh dapat mempengaruhi kelenjar hiroide paratiroid (fundamental keperawatan, hal 1631).