Konsep Dasar Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
Riwayat
pasien bertindak sebagai dasar yang penting untuk diagnosis. Pasien diminta
untuk menggambarkan nyeri dan metode yang digunakan untuk menghilangkannya
(tekanan, antacid). Nyeri ulkus peptikum biasanya digambarkan sebagai rasa
terbakar atau menggerogoti dan terjadi kira-kira terjadi setelah 2 jam sesudah
makan. Nyeri ini sering membangunkan pasien tengah malam dan jam 3 pagi. Pasien
hanya menyatakan bahwa nyeri dihilangkan dengan antasida, makan makanan atau
dengan muntah.
Pasien
ditanya kapan muntah terjadi. Bila terjadi, seberapa banyak? Apakah muntahan
merah terang atau warna kopi. Apakah pasien mengalami defekasi disertai feses
berdarah? Selama pengambilan riwayat, perawat meminta pasien untuk menuliskan
masukan makanan, biasanya periode 72 jam dan memasukkan semua kebiasaan makan (
kecepatan makan, makanan regular, kesukaan pada makanan pedas, penggunaan
bumbu, penggunaan minuman yang mengandung kafein ).
Tingkat
ketegangan dan kegugupan pasien dikaji. Apakah pasien merokok? Bila ya,
seberapa banyak? Bagaimana pasien mengekspresikan marah, terutama dalam konteks
kerja dan kehidupan keluarga? Adakah stress pekerjaan atau adakah masalah
dengan keluarga? Adakah riwayat keluarga dengan penyakit ulkus?
Tanda
vital dikaji untuk indicator anemia ( takikardi, hipotensi ), feses diperiksa
terhadap darah samar. Pemeriksaan fisik dilakukan dan abdomen dipalpasi untuk
melokalisasi nyeri tekan.
2. Asuhan Keperawatan
Kasus Kelompok:
Tn. A, berumur 40 th berobat ke RS AD dengan keluhan
nyeri di bagian perut. Perutnya rasa terbakar atau menggorogoti dan terjadi
kira-kira setelah 2 jam sesudah makan. Nyeri ini membangunkan pasien saat
tengah malam dan sekitar jam 3 pagi dini hari. Pasien terlihat kurus karena
berkurang nafsu makan. Pasien sering kali muntah belum lama setelah
makan.konjungtiva anemis. Pasien mengatakan bahwa ia pernah mengalami defekasi
disertai fases berdarah, fases berwarna kehitaman. Setelah dilakukan
pemeriksaan endoskopi, ditemukan adanya ulkus di diding lambung. Diagnosa
ditegakkan yaitu Ulkus Peptikum.
Data Subjektif:
-
nyeri di bagian perut
-
Perutnya rasa terbakar
atau menggorogoti dan terjadi kira-kira setelah 2 jam sesudah makan
-
Nyeri ini membangunkan
pasien saat tengah malam dan sekitar jam 3 pagi dini hari
-
Pasien mengatakan bahwa
ia pernah mengalami defekasi disertai fases berdarah, fases berwarna kehitaman
Data objektif:
-
Diagnosa ditegakkan
yaitu Ulkus Peptikum
-
Setelah dilakukan
pemeriksaan endoskopi, ditemukan adanya ulkus di diding lambung
-
Pasien terlihat kurus
karena berkurang nafsu makan
-
Pasien sering kali
muntah belum lama setelah makan
-
Konjungtiva anemis
Analisis
Data
No.
|
DATA
|
PROBLEM
|
ETIOLOGI
|
||||||
1
|
DS:
-
nyeri di bagian perut
-
Perutnya rasa
terbakar atau menggorogoti dan terjadi kira-kira setelah 2 jam sesudah makan
-
Nyeri ini
membangunkan pasien saat tengah malam dan sekitar jam 3 pagi dini hari
-
Penilaian berdasarkan
PQRST:
P: infeksi dengan bakteri Helicobacter pylori.
Q:
Perutnya rasa terbakar atau menggorogoti
R:
perut (abdomen)
S:
nyeri 8 (1-10)
T:
sedudah dan sebelum makan
DO:
-
Setelah dilakukan
pemeriksaan endoskopi, ditemukan adanya ulkus di diding lambung
|
Nyeri
DEFINISI:
Pengalaman sensori
serta emosi yang tidak menyenangkan dan meningkatkan akibat adanya kerusakan
jaringan yang actual atau potensial.
|
Infeksi bakteri H.
pylori /
Sekresi asam lambung
Kerusakan Jaringan
Nyeri
|
||||||
2
|
DS:-
DO:
-
Pasien terlihat kurus
karena berkurang nafsu makan
-
Pasien sering kali
muntah/mual belum lama setelah makan
|
Perubahan nutrisi
kurang dari kebutuhan tubuh
DEFINISI:
Keadaan individu yang
mengalami kekurangan asupan nutrisi untuk memenuhi kebutuha metabolic.
|
Nyeri Abdomen
Pergerakan
peristaltic tidak optimal
Mual/Muntah
Nurtrisi kurang dari kebutuhan tubuh
|
||||||
3
|
DS:
-
Nyeri ini
membangunkan pasien saat tengah malam dan sekitar jam 3 pagi dini hari
DO:
-
Konjungtiva anemis
|
Gangguan Pola Tidur
DEFINISI:
Gangguan jumlah dan
kualitas tidur (penghentian kesadaran alami, periodic) yang di batasi waktu
dalam jumlah dan kualitas
|
Nyeri
|
Rencana Keperawatan
NO.
|
DIAGNOSA
KEPERAWATAN
|
TUJUAN
& KRITERIA HASIL (NOC)
|
INTERVENSI
(NIC)
|
1
|
Nyeri berhubungan
dengan efek sekresi asam lambung pada jaringan yang rusak, yang di tandai
dengan:
DS:
-
nyeri di bagian perut
-
Perutnya rasa
terbakar atau menggorogoti dan terjadi kira-kira setelah 2 jam sesudah makan
-
Nyeri ini
membangunkan pasien saat tengah malam dan sekitar jam 3 pagi dini hari
-
Penilaian berdasarkan
PQRST:
P: infeksi dengan bakteri Helicobacter pylori.
Q:
Perutnya rasa terbakar atau menggorogoti
R:
perut (abdomen)
S:
nyeri 8 (1-10)
T:
sedudah dan sebelum makan
DO:
-
Setelah dilakukan
pemeriksaan endoskopi, ditemukan adanya ulkus di diding lambung
|
Setelah
diberikan asuhan keperawatan selama 3 x 24 jam diharapkan nyeri yang pasien
rasakan berkurang, dengan criteria hasil:
-
Pasien akan
menunjukkan tehnik relaksasi secara invidual yang efektif untuk kenyemanan
nya.
-
Mempertahankan/
tingkat nyeri berkurang dengan skala (0-10)
-
Melaporkan nyeri pada
perawat kesehatan.
|
Pengkajian
-
Gunakan laporan dari
pasien sendiri sebagai pilihan pertama untuk mengumpulkan informai
pengkajian.
-
Minta pasien untuk
menilai nyeri dengan skala (0-10)
-
Observasi isyarat
ketidaknyemanan nonverbal.
Pendidikan
pasien/keluarga
-
Berikan informasi
tentang nyeri,seperti penyebab nyeri, seberapa lama akan berlangsung dan
prosedur antisipasi ketidaknyemanan.
-
Gunakan tindakan
pengendalian nyeri sebelum jadi berat.
Kolaboratif
-
Laporkan kepada
dokter jika tindakan tidak berhasil atau jika keluhan saat ini merupakan
perubahaan yang bermakna dari pengalaman nyeri pasien di masa lalu.
Aktivitas lain
-
Libatkan pasien dalam
modalitas pengurangan nyeri.
-
Kendalikan faktor
lingkungan yan dapat mempengaruhi respon pasien pada ketidaknyamanan.
-
Pastikan pemberia
analgesia pra-penanganan atau strategi non-farmakologis sebelum dilakukan
prosedur yang menimbulkan nyeri.
|
2
|
Perubahan nutrisi
kurang dari kebutuhan tubuh b/d anoreksia, mual dan muntah, yang ditandai
dengan:
DS:-
DO:
-
Pasien terlihat kurus
karena berkurang nafsu makan
-
Pasien sering kali
muntah/mual belum lama setelah makan
|
Setelah
diberikan asuhan keperawatan selama 3 x 24 jam diharapkan pasien mendapatkan
tingakt nutrisi optimal, dengan criteria hasil:
-
Menunjukkan status
gizi: asupan makanan, cairan dan zat gizi, ditandai dengan indicator berikut
(5):
o Asupan
cairan oral atau IV
-
Menghindari makanan
dan minuman pengiritasi, makan-makanan dan kudapan pada interval yang
dijadwalkan secara teratur, dan memilih lingkungan rileks untuk makanan.
|
Pengkajian
-
Tentukan motivasi
pasien untuk mengubah kebiasaan makan.
-
Tentukan kemampuan
pasien untuk memenuhi kebutuhan nutrisi.
-
Identifikasi pencetus
mual dan muntah.
Pendidikan untuk
pasien
-
Ajarkan pasien
tentang makanan yang bergizi dan tidak mahal
-
Berikan informasi
yang tepat tentang kebutuhan nutrisi dan bagaimana memenuhinya.
-
Intruksikan pasien
agar menarik napas dalam, perlahan, dan menelan secara sadar untuk mengurangi
mual.
Aktivitas kolaboratif
-
Diskusikan dengan
dokter kebutuhan stimulasi nafsu makan, makanan pelengkap, pemberian makanan
melalui selang atau nutrisi parenteral total agar asupan kalori yang adekuat
dapat di pertahankan.
Aktivitas lain
-
Anjurkan
makan-makanan dan minuman yang tidak mengiritasi
-
Anjurkan makanan
dimakan pada jadwal waktu teratur ,hindari kudapan sebelum waktu tidur
-
Dorong makanan pada
lingkungan yang rileks
|
3
|
Gangguan Pola Tidur
b/d Nyeri , ditandai dengan:
DS:
-
Nyeri ini
membangunkan pasien saat tengah malam dan sekitar jam 3 pagi dini hari
DO:
-
Konjungtiva anemis
|
Setelah
diberikan asuhan keperawatan selama 3 x 24 jam diharapkan pola tidur pasien
kembali normal, dengan criteria hasil:
-
Mengidentifikasi
tindakan yang dapat meningkatkan tidur atau istirahat
-
Menunjukkan
kesejahteraan fisik dan psikologis.
|
Pengkajian
-
Tentukan efeksamping
pengobatan pada pola tidur pasien.
-
Pantau pola tidur
pasien dan catat hubungan faktor-faktor fisik.
Pendidikan
Pasien/Keluarga
-
Jelaskan pentingnya
tidur yang adekuat.
-
Ajarkan pasien dan
orang lain tentang faktor-faktor yang dapat berpengaruh pada gangguan pola
tidur.
Aktivitas kolaboratif
-
Diskusikan dengan
dokter tentang perlunya meninjau kembali program pengobatan jika berpengaruh
pada pola tidur.
Aktivitas lain
-
Fasilitasi untuk
mempertahankan rutinitas waktu tidur pasien.
-
Ajarkan pasien untuk menghindari
makanan dan minuman pada jam tidur yang dapat menggau tidurnya.
|
Implementasi
Keperawatan
NO.
|
DX.
Keperawatan
|
Tgl/Jam
|
Intervensi
|
Paraf
|
1
|
Nyeri
berhubungan dengan efek sekresi asam lambung pada jaringan yang rusak
|
D.
DS:
-
nyeri di bagian perut
-
Perutnya rasa
terbakar atau menggorogoti dan terjadi kira-kira setelah 2 jam sesudah makan
-
Nyeri ini
membangunkan pasien saat tengah malam dan sekitar jam 3 pagi dini hari
-
Penilaian berdasarkan
PQRST:
P: infeksi dengan bakteri Helicobacter pylori.
Q:
Perutnya rasa terbakar atau menggorogoti
R:
perut (abdomen)
S:
nyeri 8 (1-10)
T:
sesudah dan sebelum makan
DO:
-
Setelah dilakukan
pemeriksaan endoskopi, ditemukan adanya ulkus di diding lambung
A.
-
mengajarkan pasien untuk
mengendalikan nyeri
-
pemberian obat analgesic
R.
-
Nyeri yang dirasakan
pasien berkurang.
|
||
2
|
Perubahan
nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d anoreksia, mual dan muntah
|
D.
DS:-
DO:
-
Pasien terlihat kurus
karena berkurang nafsu makan
-
Pasien sering kali
muntah/mual belum lama setelah makan
A.
-
Menganjurkan pasien
untuk makan tepat waktu biarpun sedikit.
-
Beritahukan kepada
pasien pentingnya memenuhi kebutuhan nutrisi tubuh.
R.
-
Pasien mulai mau
makan
-
Nafsu makan pasien bertambah
-
Pasien makan tepat
waktu
|
||
3
|
Gangguan
Pola Tidur b/d Nyeri
|
D.
DS:
-
Nyeri ini
membangunkan pasien saat tengah malam dan sekitar jam 3 pagi dini hari
DO:
-
Konjungtiva anemis
A.
-
memberikan pasien
obat tidur yang tidak mengandung supresor fase tidur REM
-
menciptakan kondisi
atau lingkungan yang nyaman untuk tidur pasien.
R.
-
pasien bisa tertidur
dengan nyaman.
-
Tidak terdapat
konjungtiva anemis
|
Evaluasi Keperawatan
NO.
|
DX.
Keperawatan
|
TGL/JAM
|
Intervensi
|
Evaluasi
|
Paraf
|
1
|
Nyeri
berhubungan dengan efek sekresi asam lambung pada jaringan yang rusak
|
D.
DS:
-
nyeri di bagian perut
-
Perutnya rasa
terbakar atau menggorogoti dan terjadi kira-kira setelah 2 jam sesudah makan
-
Nyeri ini
membangunkan pasien saat tengah malam dan sekitar jam 3 pagi dini hari
-
Penilaian berdasarkan
PQRST:
P: infeksi dengan bakteri Helicobacter pylori.
Q:
Perutnya rasa terbakar atau menggorogoti
R:
perut (abdomen)
S:
nyeri 8 (1-10)
T:
sesudah dan sebelum makan
DO:
-
Setelah dilakukan
pemeriksaan endoskopi, ditemukan adanya ulkus di diding lambung
A.
-
mengajarkan pasien untuk
mengendalikan nyeri
-
pemberian obat analgesic
R.
-
Nyeri yang dirasakan
pasien berkurang.
|
S.
-
nyeri di bagian perut
-
Perutnya rasa
terbakar atau menggorogoti dan terjadi kira-kira setelah 2 jam sesudah makan
-
Nyeri ini
membangunkan pasien saat tengah malam dan sekitar jam 3 pagi dini hari
-
Penilaian berdasarkan
PQRST:
P: infeksi dengan bakteri Helicobacter pylori.
Q:
Perutnya rasa terbakar atau menggorogoti
R:
perut (abdomen)
S:
nyeri 8 (1-10)
T:
sesudah dan sebelum makan
O:
-
Setelah dilakukan
pemeriksaan endoskopi, ditemukan adanya ulkus di diding lambung
A.
Nyeri
berhubungan dengan efek sekresi asam lambung pada jaringan yang rusak,
masalah teratasi dan pasien mampu mencapai tujuan.
P.
-
|
||
2
|
Perubahan
nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d anoreksia, mual dan muntah
|
D.
DS:-
DO:
-
Pasien terlihat kurus
karena berkurang nafsu makan
-
Pasien sering kali
muntah/mual belum lama setelah makan
A.
-
Menganjurkan pasien
untuk makan tepat waktu biarpun sedikit.
-
Beritahukan kepada
pasien pentingnya memenuhi kebutuhan nutrisi tubuh.
R.
-
Pasien mulai mau
makan
-
Nafsu makan pasien
bertambah
-
Pasien makan tepat
waktu
|
S:-
O:
-
Pasien terlihat kurus
karena berkurang nafsu makan
-
Pasien sering kali
muntah/mual belum lama setelah makan
A.
Perubahan
nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d anoreksia, mual dan muntah, masalah
teratasi dan pasien telah mencapai tujuannya.
P.
-
|
||
3
|
Gangguan
Pola Tidur b/d Nyeri
|
D.
DS:
-
Nyeri ini
membangunkan pasien saat tengah malam dan sekitar jam 3 pagi dini hari
DO:
-
Konjungtiva anemis
A.
-
memberikan pasien
obat tidur yang tidak mengandung supresor fase tidur REM
-
menciptakan kondisi
atau lingkungan yang nyaman untuk tidur pasien.
R.
-
pasien bisa tertidur
dengan nyaman.
-
Tidak terdapat konjungtiva
anemis
|
S:
-
Nyeri ini
membangunkan pasien saat tengah malam dan sekitar jam 3 pagi dini hari
O:
-
Konjungtiva anemis
A.
Gangguan Pola Tidur
b/d Nyeri, masalah teratasi dan pasien menapai tujuannya
P.
-
|