BAB I
PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG
Dalam kehidupan
modern saat ini, selalu saja ada satu waktu dimana manusia merasa tidak
mengerti, tidak tahu serta tidak mampu mengatasi permasalahan kehidupan yang
dihadapinya. Bahkan, orang yang mengedepankan rasional atau seorang yang
sudah berhasil menempuh pendidikan jenjang tertinggi sekalipun suatu saat
mengalami kondisi saat dirinya tidak tahu dan tidak mampu. Ketika seseorang
merasa tidak tahu dan tidak mampu untuk mengatasi permasalahan yang
dihadapinya, maka ia akan membutuhkan kekuatan dari luar dirinya yang diyakini
akan bisa membantu mengatasi permasalahannya. Kekuatan dari luar mungkin bisa
Sang Pencipta atau hal – hal lain yang dianggap mampu dan diyakini mampu
membantu mengatasi permasalahan.
Sebagai
Insan yang beriman tentu saja dalam mangatasi problematika kehidupan selalu
disandarkan pada kekuatan Tuhan, tidak dengan cara – cara yang tidak sesuai
dengan Agama. Apalagi sebagai umat islam dituntunkan untuk meminta pertolangan
hanya kepadanya. Salah satu ekspresi seorang dalam meminta pertolangan kepada
Allah dengan melalui Do’a yang dipanjatkan dengan tulus ikhlas dan dengan
keyakinan penuh akan terkabulnya. Do’a merupakan harapan munculnya kekuatan
dari Tuhan agar bisa memecahkan permasalahan, Do’a juga sebagai sugesti
sesorang agar mampu mengatasi berbagai permasalahan hidup yang diahadapi.
B.
RUMUSAN MASALAH
1.
Bagaimana sejarah do’a ?
2.
Apa pengertian do’a ?
3.
Apa tujuan kita berdo’a ?
4.
Apa saja manfaat do’a ?
5.
Jelaskan tahap – tahap terapi do’a ?
6.
Sebutkan instruksi – instruksi untuk
terapi do’a ?
7.
Jelaskan penelitian tentang terapi do’a
?
8.
Bagimana pandangan Islam tentang terapi
do’a ?
C.
TUJUAN
Tujuan
dari penulisan makalah ini antara lain :
1.
Menjelaskan sejarah do’a.
2.
Menjelaskan pengertian do’a.
3.
Menjelaskan tujuan berdo’a.
4.
Menjelaskan manfaat do’a.
5.
Menjelaskan tahap – tahap terapi do’a.
6.
Menjelaskan instruksi – instruksi untuk
terapi do’a.
7.
Menjelaskan penelitian tentang terapi
do’a.
8.
Menjelaskan pandangan Islam tentang
terapi do’a.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
SEJARAH
Do’a telah
dikenal sejak petama kali diciptakan manusia yaitu Nabi Adam. Dalam Kitab Khazinatul Asrar diterangkan sesudah
Nabi Adam diciptakan dan ditiupkan ruh, beliau berdo’a kepada Allah Wahai Tuhanku, tunjukilah daku jalan yang
lurus yaitu jalan orang – orang yag telah Engkau anugerahi nikmat kepada
mereka, bukan jalan mereka yang Engkau murkai dan bukan pula jalan mereka yang
sesat yang terkandung dalam Surat Al Faatihah. Mulai saat itu do’a
digunakan oleh para Nabi dan sebagian umatnya, mereka senantiasa memohon
pertolongan kepada Allah dengan memanjatkan do’a kepada – Nya.
B.
PENGERTIAN
Kata do’a berasal dari bahasa latin
yaitu precarius yang berarti untuk
mendapatkan dengan mengemis dan dari precari
berarti memohon. Jadi, doa adalah mengangkat dari hati dan jiwa ke Mahatinggi.
Menurut Nouwen, Christensen dan Laird
(2006), doa adalah sikap dari
membuka hati diam – diam selaras dengan Roh Allah, mengungkapkan itu sendiri dengan rasa syukur.
membuka hati diam – diam selaras dengan Roh Allah, mengungkapkan itu sendiri dengan rasa syukur.
Menurut istilah
do’a berarti memohon kepada Allah SWT secara langsung untuk memperoleh karunia
dan segala yang diridhoi – Nya untuk menjauhkan diri dari kejahatan atau
bencana yang tidak dikehendaki.
C. TUJUAN BERDO’A
1.
Agar selamat dunia akhirat;
2.
Memohon hidup selalu dalam bimbingan Allah SWT;
3.
Untuk mengungkapkan rasa syukur kepada Allah SWT;
4.
Meminta perlindungan Allah SWT dari Setan yang
terkutuk.
D. MANFAAT DO’A
1.
Mengurangi daya stress yang ditimbulkan oleh beraneka
ragam persoalan hidup yang kita alami mereka yang suka malas berdoa akan lebih
mudah untuk mengalami stress;
2.
Meningkatkan ketegaran hati mereka yang lebih tekun
berdoa akan lebih tegar menghadapi peristiwa – peristiwa yang terjadi di luar
yang dikehendakinya bahkan peristiwa pahit sekalipun;
3.
Menjadikan yang tidak baik menjadi baik setiap orang
yang tekun berdoa akan memiliki kemampuan untuk merubah yang tidak baik menjadi
baik, dibandingkan mereka yang malas berdoa justru menjadikan yang baik menjadi
buruk;
4.
Layak menerima keselamatan. Dengan berdoa tekun seseorang
mendapatkan kesempatan untuk semakin kuat dan bahkan karena relasinya yang baik
dengan Allah selagi di dunia ini ia juga akan mengalami yang sama kelak di
keabadian;
5.
Menurunkan tingkat emosi atau kemarahan mereka yang
lebih sering berdoa akan lebih mampu mengendalikan diri dalam hal emosi dan
kemarahan mereka yang sedang mau marah dan kemudian berdoa niscaya emosinya
menjadi stabil;
6.
Mengurangi bahkan menghilangkan rasa putus asa mereka
yang tekun berdoa akan memiliki kemampuan lebih untuk tidak mudah putus asa
saat berada dalam kegagalan dibanding mereka yang jarang bahkan sama sekali
malas berdoa;
7.
Membuat orang menjadi lebih terbuka terhadap kelemahan
dan kekurangan sesama mereka yang tekun berdoa dengan baik memiliki sikap yang
lebih terbuka terhadap sesamanya karena ia akan terbantu dalam doa-doanya untuk
menyadari juga kelemahan – kelemahannya sendiri
8.
Meningkatkan kemampuan dalam mengembangkan diri.
Seseorang yang dalam hidupnya tekun untuk berdoa akan memiliki kekuatan dan
kemampuan untuk mengembangkan diri dengan lebih maksimal, karena ia akan
semakin memahami talenta – talenta yang Tuhan berikan dan bagaimana seharusnya
dikembangkan;
9.
Meningkatkan daya tahan tubuh dari penyakit – penyakit
yang disebabkan gangguan psikis dengan ketekunan dalam berdoa, seseorang akan
memiliki daya tahan secara fisik karena mampu untuk menghadapi dan menjalani
kehidupan dengan segala peristiwanya dalam terang Kehendak Allah, sehingga
tubuh tidak menjadi mudah lemah karena beban pikiran dan pekerjaan;
10.
Meningkatkan daya cinta kasih kepada diri sendiri dan
orang lain ketekunan dalam doa membuat seseorang memiliki relasi intim dengan
Tuhan Allah. Allah sendiri adalah kasih maka mereka yang tekun berdoa niscaya
memiliki daya cinta kasih yang lebih kepada diri sendiri dan sesamanya. Mereka
yang terjerumus dalam narkoba pastilah orang yang tidak tekun berdoa karena
tidak mampu mencintai dan mengasihi diri sendiri.
E. TAHAP – TAHAP TERAPI DO’A
1.
Tahap
Kesadaran Sebagai Hamba
Inti dari
terapi ini adalah pembangkitan kesadaran, kesadaran terhadap kehambaan dan
kesadaran akan kelemahan sebagai manusia. Bentuk kesadaran ini akan
menghantarkan seseorang yang berdoa berada pada keadaan lemah. Tanpa adanya
kesadaran akan kelemahan diri ini maka kesungguhan dalam berdoa sulit dicapai. Hakikat
berdoa adalah meminta yang meminta derajatnya harus lebih rendah dari pada yang
dimintai. Untuk itu sebelum seseorang berdoa diharuskan untuk merendahkan diri
dihadapan Allah.
Bentuk
kesadaran diri ini dapat dilakukan dengan melihat kepada diri sendiri misalnya
melihat jantung bahwa jantung itu bergerak bukan kita yang menggerakkan, darah
yang mengalir bukan atas kehendak kita atau juga dapat melihat masalah yang
sedang dihadapi, ketidakberdayaan, ketidakmampuan mengatasi hal ini dimunculkan
dalam kesadaran sehingga bukan nantinya dapat menimbulkan sikap menerima dan
sikap pasrah. Pada tahap ini seseorang juga disadarkan akan gangguan kejiwaan
atau penyakit yang dialami. Penyakit tersebut bukan ditolak namun diterima
sebagai bagian dari diri kemudian dimintakan sembuh kepada Allah.
2.
Tahap
Penyadaran Akan Kekuasaan Allah S.W.T
Selanjutnya
setelah diri sadar akan segala kelemahan dan segala ketidakmampuan diri maka
pengisian dilakukan yaitu dengan menyadari kebesaran Allah kasih sayang dan
terutama adalah maha penyembuhnya Allah. Tahap ini juga menimbulkan pemahaman
tentang hakekat sakit yang dialami bahwa sakit berasal dari Allah dan yang akan
menyembuhkan adalah Allah. Penyadaran akan kekuasaan Allah ini dapat dilakukan
dengan melihat bagaimana Allah menggerakkan segala sesuatu, menghidupkan segala
sesuatu.
Tahap ini juga
dapat menumbuhkan keyakinan kita kepada Allah atas kemampuan Allah dalam
menyembuhkan. Bagaimamana seseorang dapat berdoa kalau dirinya tidak mengenal
atau meyakini bahwa sang penyembuh tidak dapat menyembuhkan. Yakin juga
merupakan syarat mutlak dari suatu doa karena Allah sesuai dengan prasangka
hambanya, jika hambanya menyangka baik maka Allah baik demikian pula
sebaliknya. Kegagalan utama terhadap jawaban Allah atas doa yang kita panjatkan
kepada Allah adalah keraguan kita. Seringkali ketika berdoa namun hati
mengatakan dikabulkan tidak ya atau
mengatakan mudah – mudahan dikabulkan
kalimat ini maksudnya tidak ingin mendahului Allah tapi sebenarnya adalah
meragukan Allah dalam mengabulkan doa kita.
Ada perbedaan
antara mendahului kehendak Allah dengan keyakinan yang tujukan kepada Allah.
Jika mendahului biasanya menggunakan kata seharusnya begini, harus begini, tapi
jika yakin kita optimisme akan kehendak Allah dan tidak masuk pada kehendak
Allah. Sebagai contoh bila kita berdoa ya Allah hilangkan kesedihan hati saya
maka kita yakin kepada Allah bahwa Allah memberikan kesembuhan. Hal yang
penting juga adalah afirmasi terhadap doa yang kita panjatkan kalau berdoa
harus yakin dikabulkan tidak ada alasan lain untuk tidak yakin selain
dikabulkan. Sebab Allah akan mengabulkan apa yang kita yakini dari pada apa
yang kita baca dalam doa kita.
3.
Tahap
Komunikasi
Setelah sadar
akan kelemahan dan penyakit yang dialami dan sadar akan kebesaran Allah maka
selanjutnya adalah berkomunikasi dengan Allah sebagai bagian penting dari
proses terapi. Tahap komunikasi ini dapat berbentuk dengan cara:
a.
Pengungkapan pengakuan segala kesalahan dan dosa, ini
merupakan langkah awal sebab dengan hati yang bersih kontak dengan Allah akan
lebih jernih;
b.
Pengungkapan kegundahan hati dan kegelisahan yang
dialami, tahap ini dapat berefek katarsis yaitu memberikan segala permasalahan
keluar diri, dalam kontek ini kita memberikan segala kegalauan hati kepada
Allah. Selain itu, pengungkapan ini kita akan menumbuhkan rasa dekat kepada
Allah. Tahap ini juga merupakan curhat seperti seorang anak dengan ibunya,
begitu dekat dan tidak ada yang ditutupi, jujur kepada Allah dari apa yang
dirasakan apa yang dipikirkan apa yang menjadi kekhawatiran. Tahap ini jika
dilakukan dengan benar sudah merupakan terapi terhadap jiwa, seperti halnya
seorang klien yang mencurahkan segala unek – uneknya kemudian didengar oleh
psikolognya dengan penuh penerimaan, dengan penuh kasih sayangnya;
c.
Permohonan doa kesembuhan terhadap apa yang dialami.
Permohonan doa bukanlah perminataan yang memaksa Allah untuk mengabulkan. Untuk
itu doa yang dipanjatkan harus disertai dengan kerendahan hati, dengan segenap
sikap butuh kepada Allah. Posisi hamba yang berdoa adalah meminta dia tidak
berhak untuk memaksa, hamba tadi hanya diberi wewenang untuk meyakini bahwa
doanya dikabulkan bukan memaksa allah untuk mengabulkan.
d.
Tahap menunggu diam namun hati tetap mengadakan
permohonan kepada Allah. Doa merupakan bentuk komunikasi antara yang meminta
dan yang memberi. Ketika proses permintaan sudah disampaikan maka proses
pemberian (dijawabnya doa) harus ditunggu karena pemberian atau dijawabnya
bersifat langsung. Syarat untuk dapat menerima jawaban ini adalah dengan sikap
rendah diri, terbuka dan tenang (tidak tergesa gesa). Sikap ini akan dapat
menangkap kalam Allah (jawaban doa) yang tidak berbentuk ucapan tidak berbentuk
huruf tapi berbentuk pemahaman pencerahan, ilham (enlightment) atau berbentuk
perubahan perubahan emosi dari tidak tenang menjadi tenang, dari sedih menjadi
hilang kesedihannya. Tahap ini merupakan tahap respon yang diberikan oleh Allah
kepada kita sebagai jawaban doa yang kita panjatkan. Tahap ini juga disertai
dengan sikap pasrah total kepada Allah mengikuti apa maunya Allah dan apa
kehendak Allah, sikap ini akan dapat menangkap jawaban Allah.
F. INSTRUKSI UNTUK TERAPI DO’A
1.
Tumbuhkan niat dalam diri untuk minta disembuhkan
Allah;
2.
Rilekskan tubuh, kendorkan dari mulai kaki hingga
kepala, jangan ada ketegangan otot;
3.
Sadari keluhan yang dirasakan, amati keluhan itu, ikuti
dengan kesadaran bahwa kita lemah, tidak berdaya dan tidak memiliki kemampuan
apa – apa;
4.
Sadari kebesaran Allah, lihat alam semesta, bagaimana
Allah menggerakkan alam ini, menghidupkan alam ini, Dia Allah yang memberi
hidup dan memberi mati, dia yang memberi sembuh dan memberi sakit;
5.
Ungkapkan seluruh keluhan yang dirasakan kepada Allah;
6.
Mintakan kesembuhan kepada Allah;
7.
Tetap relaks dan masih pada posisi memohon kepada
Allah;
8.
Pasrah kepada Allah sertai dengan keyakinan bahwa Allah
menjawab doa yang dipanjatkan;
9.
Menghayati doanya dengan diam, namun tetap ingat
memohon kepada Allah.
G.
PENELITIAN TERAPI DO’A
Sejumlah penelitian
telah mendokumentasikan efektivitas doa sebagai strategi coping. Ai, Dunkle,
Peterson, dan Bolling (1998) menemukan bahwa pasien yang berdoa setelah operasi
jantung memiliki signifikan penurunan depresi pada 1 tahun dibandingkan dengan pasien
setelah operasi tidk berdo’a dan bahwa mereka mengalami kondisi kesulitan
secara keseluruhan. Hubungan antara gereja kehadiran dan kesehatan telah
diperiksa oleh Strawbridge, Cohen, Sema dan Kaplan (1997). Mereka menemukan
bahwa orang yang sering menghadiri gereja
memiliki tingkat kematian lebih rendah daripada mereka yang menghadiri pada
jarang dasar. Orang yang pergi ke gereja secara teratur juga lebih
mungkin untuk terlibat dalam mempromosikan kesehatan perilaku seperti
berolahraga dan tidak merokok. Hasil positif dari doa belum ditemukan di semua
studi terakhir. Dalam metaanalisis dari studi di mana doa digunakan sebagai
intervensi, Masters dan Speilmans (2007) menemukan bukti bahwa doa syafaat jauh
memiliki dampak pada hasil kesehatan. Blumenthal dan rekan (2007) melaporkan
bahwa doa, meditasi dan kehadiran di gereja
memberikan kontribusi minimal untuk morbiditas jantung menurun di pasien
infark miokard akut yang memiliki depresi atau rendahnya tingkat dukungan
sosial. Mekanisme bagaimana doa bekerja, apakah syafaat pada nama orang lain
atau untuk diri sendiri, tidak diketahui.
H.
PANDANGAN ISLAM TENTANG TERAPI DO’A
Terapi
berdoa merupakan salah satu terapi yang sangat berkhasiat dalam penyembuhan berbagai
penyakit. Tidak hanya untuk kesehatan dan penyakit fisik, namun terutama bagi
ketenangan diri orang yang telah menunaikan ibadah sholat akan sangat terasa
perbedaan ketenangan dirinya. Meskipun tidak dengan gerakan seperi gerakan sholat
yang setiap gerakannya sangat bermanfaat bagi kesehatan duduk berserah diri
kepada Allah dapat menjadi salah satu terapi yang sangat berkhasiat bagi kesehatan
yaitu bermanfaat untuk menenangkan pikiran serta menjauhkan diri dari beban –
beban pikiran.
Dengan
demikian, segala manfaat yang dihasilkan oleh terapi berdoa sangat jelas –
jelas positif, sehingga terapi berdoa adalah salah sau terapi yan sangat
dianjurkan sebelum terapi – terapi lain khususnya dalam Islam. Sebelum terapi –
terapi kesehatan dan terapi penyakit fisik lainnya yang paling pertama
dianjurkan adalah sholat serta berserah diri kepada Allah S.W.T. Para ulama
tidak hanya menganjurkan untuk melakukan terapi berdoa ini setiap menghadapi
segala masalah, tetapi para ulama itu sendiri juga melaksanakan terapi ini.
Sesungguhnya
terapi doa ini pada dasarnya diperbolehkan dalam Islam selama tidak
merusak diri sendiri dan orang lain serta tidak membawa kepada perbuatan
syirik. Misalnya, mantra – mantra atau jampi – jampi, hal ini dilakukan dengan
mengucapkan kalimat – kalimat yang bukan dari bacan Al – Qur’an dan lebih
mengharapkan pertolongan dari jin ataupun setan bukan meminta kepada Allah.
Sehingga hal ini tidak boleh dilaksanakan karena termasuk perbuatan syirik atau
menduakan Allah.
BAB III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Sejarah do’a dikenal sejak Nabi Adam A.S. Doa adalah mengangkat dari hati dan jiwa ke Mahatinggi. Salah
satu tujuan berdo’a adalah mengungkapkan rasa syukur kepada Allah dengan
manfaatnya bisa mengurangi stres dan lain – lain. Tahap – tahap terapi
doa antara lain tahap kesadaran sebgai hamba, tahap penyadaran akan kekuasaan
Allah serta tahap komunikasi yang dilakukan melalui berbagai macam instruksi
maupun telah dibuktikan dengan penelitian tentang terapi do’a tersebut. Menurut
pandangan Islam sendiri bahwa terapi berdoa itu diperbolehkan selama tidak merusak
diri sendiri dan orang lain serta tidak membawa kepada perbuatan syirik.
DAFTAR PUSTAKA
Snyder PhD, RN, Mariah dkk.
2006. Complementary
& Alternative Therapies in Nursing. New York: SPRINGER
PUBLISHING COMPANY.
http://kotamedan.wordpress.com/category/terapi-doa/
http://binmuhsinhabbatussauda.blogspot.com/2009/11/pengobatan-menurut-pandangan-islam.html
http://organisasi.org/definisi_doa_doa_berdoa_arti_pengertian_taca_cara_dan_waktu_mustajab_agama_islam