LOMBA KARYA TULIS ILMIAH 2010
FAKULTAS PERTANIAN-PETERNAKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
POTENSI DAUN KEMANGI (Ocimum basilicum forma
citratum Back)
MENCEGAH
RADIKAL BEBAS
Oleh:
AAN AJI PRAYOGI (Ketua)
ARIFIN (Anggota)
JEFRI ELIYAN (Anggota)
SEKOLAH MENENGAH ATAS
NEGERI 1 KUTASARI
2010
LEMBAR PENGESAHAN
POTENSI DAUN KEMANGI (Ocimum basilicum forma
citratum Back)
MENCEGAH
RADIKAL BEBAS
OLEH:
AAN AJI PRAYOGI NIS 2046
ARIFIN NIS 2066
JEFRI ELIYAN NIS 2150
Karya Tulis ini Disusun Guna Mengikuti Lomba Karya Tulis Ilmiah
Remaja
Tingkat Nasional yang diadakan Oleh Fakultas Pertanian-Peternakan
Universitas Muhammadiyah Malang Tahun 2010
Kutasari,
05 Juli 2010
Mengetahui :
Kepala Sekolah Pembimbing
Drs. Suranto Yuli
Purwanto,S.Pd
NIP. 130 801 940 NIP
132 236 936
KATA
PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT. Atas
segala rahmat, taufik dan hidayahnya sehingga penulis dapat menyusun dan
menyelesaikan karya tulis ini yang berjudul “Kemangi (Ocimum basilicum forma citratum Back) Cegah Radikal Bebas”.
Karya tulis ini ditulis dalam rangka mengikuti lomba
Karya Tulis Ilmiah Remaja yang diselenggarakan oleh Fakultas Pertanian
Peternakan Universitas Muhammadiyah Malang.
Penulis menyampaikan terimakasih kepada :
- Drs. Suranto selaku kepala SMA N 1 KUTASARI yang telah memberikan fasilitas dan mendukung pembuatan karya tulis ini.
- Yuli Purwanto S.Pd. selaku guru Biologi dan Pembina KIR yang telah memberikan masukan dan dukungan selama proses pembuatan karya tulis ini.
- Teman-teman KIR yang telah memberikan masukan dan semangat dalam proses penyusunan karya tulis ini.
- Teman-teman angkatan 2010 SMA N 1 KUTASARI dan semua pihak yang telah memberikan dukungan moril kepada penulis.
Penulis menyadari karya tulis ini masih jauh dari
kesempurnaan, untuk itu segala kritik dan saran yang bersifat membangun
senantiasa penulis harapkan demi kesempurnaan karya tulis ini dimasa yang akan
datang. Semoga karya tulis ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Amin
Purbalingga,
05 Juli 2010
Penyusun
BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Radikal bebas adalah molekul
yang kehilangan elektron,
sehingga molekul tersebut menjadi tidak stabil dan selalu berusaha mengambil
elektron dari molekul atau sel lain. Banyaknya faktor yang dapat memicu
penyakit, salah satunya radikal bebas. Selain menyebabkan diabetes, Alzheimer
maupun kanker, kelompok atom ini bisa memicu penyakit jantung koroner. Tubuh
yang dipenuhi radikal bebas berlebihan, molekul-molekulnya tidak stabil di
dalam tubuh dan berubah menjadi molekul pemangsa. Pada proses metabolisme
normal, tubuh memproduksi partikel kecil dengan tenaga besar disebut sebagai
radikal bebas. Atom atau molekul dengan elektron bebas ini dapat digunakan
untuk menghasilkan tenaga dan beberapa fungsi fisiologis seperti kemampuan untuk
membunuh virus dan bakteri. Namun oleh karena mempunyai tenaga yang sangat
tinggi zat ini juga dapat merusak jaringan normal apabila jumlahnya terlalu
banyak. Radikal bebas dapat mengganggu produksi DNA, lapisan lipid pada dinding
sel, mempengaruhi pembuluh darah, dan produksi prostaglandin (Droge, 2002). Radikal
bebas juga dijumpai pada lingkungan, beberapa logam (misalnya besi, tembaga),
asap rokok, polusi udara, obat, bahan beracun, makanan dalam kemasan, bahan
aditif, dan sinar ultraviolet dari matahari maupun radiasi.
Radikal
bebas dapat diatasi salah satunya dengan mengunakan antioksidan. Antioksidan
terbagi menjadi antioksidan enzim dan vitamin. Antioksidan enzim meliputi
superoksida dismutasi (SOD), katalase, dan glutation peroksidase (GSH,Prx).
Antioksidan vitamin mencakup alfa tokoferol (Vitamin E), beta karoten (Vitamin
A) dan asam askorbat (Vitamin C).
Sebelas
sayuran yang mengandung antioksidan diantaranya yaitu kenikir
(Cosmos caudatus), beluntas (Pluchea indica), mangkokan (Nothopanax
scutellarium), kecombrang (Nicolaia speciosa Horan), kemangi (Ocimum sanctum),
katuk (Sauropus androgynus), kedondong cina (Polyscias pinnata), daun antanan
(Centella asiatica), poh-pohan (Pilea trinervia), daun ginseng (Talinum
paniculatum), dan krokot (Portulaca oleracea).
Konsumsi
kemangi yang mengandung zat antioksidan dapat mencegah radikal bebas. Kemangi
mengandung sederetan flavonoid yang membantu melindungi sel-sel dan
kromosom dari kerusakan. Kemangi juga kaya vitamin A yang membantu mencegah
kerusakan sel akibat radikal bebas yang mengoksidasi kolesterol di aliran
darah sehingga mencegah penumpukan kolesterol di pembuluh darah. Selain vitamin
A, kemangi juga mengandung magnesium. Mineral esensial ini membantu merilekskan
jantung dan pembuluh darah, sehingga memperlancar aliran darah. Nutrisi lain
yang bisa didapatkan dengan mengonsumsi kemangi adalah besi, kalsium, kalium,
dan vitamin C.
Vitamin E
dipercaya sebagai sumber antioksidan yang kerjanya mencegah lipid peroksidasi
dari asam lemak tak jenuh dalam membran sel dan membantu oksidasi Vitamin A
serta mempertahankan kesuburan. Vitamin E disimpan dalam jaringan adipose dan
dapat diperoleh dari minyak nabati terutama minyak kecambah, gandum,
kacang-kacangan, biji-bijian, dan sayur-sayuran.
Ketersediaan
di alam daun kemangi (Ocimum basilicum
forma citratum Back) masih berlimpah dengan kemampuan memproduksi tinggi,
umur pendek, dapat diolah dengan berbagai bentuk dan rasa.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan
latar belakang pemikiran di atas permasalahan yang perlu dikaji lebih mendalam
adalah :
1.
Apakah daun kemangi (Ocimum basilicum forma citratum Back) berpotensi
mencegah radikal bebas.
2.
Apakah daun kemangi (Ocimum basilicum forma citratum Back)
dapat dimanfaatkan sebagai alternatif mencegah radikal bebas.
3.
Apakah daun kemangi (Ocimum basilicum forma citratum Back) dapat
dimanfaatkan sebagai alternatif mencegah penyakit akibat radikal bebas.
C. Tujuan Penulisan
Penulisan karya tulis ilmiah remaja ini bertujuan untuk
mengkaji potensi kemangi (Ocimum
basilicum forma citratum Back) dapat mencegah radikal bebas dan mengetahui
manfaat daun kemangi (Ocimum basilicum
forma citratum Back) sebagai alternatif mencegah penyakit akibat radikal
bebas.
D. Manfaat Penulisan
Manfaat penulisan karya tulis ilmiah remaja ini adalah
memberikan informasi ilmiah tentang potensi daun kemangi (Ocimum basilicum forma citratum Back) mencegah radikal bebas dan
mengetahui manfaat daun kemangi (Ocimum
basilicum forma citratum Back) sebagai alternatif mencegah penyakit akibat
radikal bebas.
BAB
II
TELAAH PUSTAKA
A. Telaah Biologi Kemangi (Ocimum basilicum forma citratum
Back)
Kemangi adalah terna kecil yang daunnya biasa dimakan
sebagai lalap. Aroma daunnya khas, kuat namun lembut dengan sentuhan aroma
limau. Kemangi berupa tanaman semak,
semusim, dengan tinggi 30-150 cm. Sedangkan batangnya memiliki ciri berkayu, segi
empat, memiliki alur dan cabang, berbulu, serta berwarna hijau. Daun memiliki
ciri tunggal, ujung runcing, tepi bergerigi, menyirip, lebar 3-6 mm (Hutapea,
1991). Nama lain kemangi (Ocimum
basilicum forma citratum Back) di daerah yaitu: Lampes (Sunda), Kemangi
(Madura), Uku-uku (Bali), Lufe-lufe (Ternate) (Hutapea.1991). Populasi kemangi
yang menyebar luas di seluruh belahan dunia beriklim tropis, seperti di benua
Eropa, daerah Mediteranean, Asia Pasifik, Amerika Selatan dan Utara, Timur
Tengah, Australia.
Tanaman kemangi cocok hidup di tanah subur, gembur, dan
cukup tersedia air. Namun demikian, tanaman tersebut mampu hidup di tanah yang
kurang subur. Tanaman kemangi juga ditemukan tumbuh liar di tegalan, kebun,
bahkan di bekas pembuangan sampah yang telah mengalami pelapukan sempurna.
Tanaman kemangi banyak dijumpai di dataran rendah hingga ketinggian 1.100 m
dari permukaan laut (Martono dkk, 2004;52). Kemangi dapat tumbuh pada tanah
yang memiliki pH antara 5-7, pada kondisi tanah yang asam kemangi pun dapat
tumbuh dengan baik, serta menyukai
tempat yang terbuka dan mendapat sinar matahari. Walaupun demikian, dapat pula
hidup di tempat yang ternaung atau kurang memperoleh sinar matahari.
Klasifikasi tanaman kemangi menurut
Hutapea (1991) adalah sebagai berikut:
Kingdom : Plantae
Divisio : Spermatophyta
Sub Divisio : Angiospermae
Klassis : Dicotyledonae
Ordo : Tubiflorae
Familia : Lamiaceae
Genus : Ocimum
Species
: Ocimum basilicum forma citratum Back
Daun Ocimum basilicum forma citratum Back
berkhasiat sebagai peluruh air susu ibu, sebagai obat penurun panas, memperbaiki
pencernaan. Di dalam sari daun kemangi sendiri terkandung zat antioksidan,
antibakteri atau antiseptik, sehingga dengan mengkonsumsi kemangi segar mampu menghilangkan
bau serta menyegarkan mulut (Soria, 2006). Teh yang
dibuat dari daun kemangi dapat digunakan untuk mengatasi mual, disentri, atau
menurunkan panas. Selain itu kemangi dapat mengobati panu, sariawan, mengatasi
bau keringat, dan mengobati kutil.
Menurut
catatan Sudarman Mardi Siswoyo (1975) tanaman kemangi dapat dimanfaatkan untuk
mengobati beberapa kelainan tubuh. Daun kemangi digunakan untuk mengobati demam
dan rasa mual. Di Jakarta, kemangi lazim digunakan
dalam sajian khas betawi, seperti laksa atau nasi ulam. Di Jawa Barat, kemangi digunakan
dalam beragam masakan Sunda yang lezat seperti ulukutek oncom leunca (tumis
leunca), pais lauk (pepes ikan), laksa bogor ataupun karedok.
Sementara di daerah Jawa Timur, daun kemangi disajikan dengan nasi krawu,
botok, trancam (urap), pencek tempe ataupun ikan bumbu pesmol.
Dalam masakan khas Manado seperti bubur gurih komplet dibubuhi kemangi sebagai
pelengkap sajian.
Di India, seduhan teh kemangi lazim disajikan
menggantikan seduhan teh asli. Minuman tersebut biasanya disajikan pada saat
pergantian musim, yaitu ketika orang mudah terserang batuk, pilek, ataupun
demam. Berbeda dengan di Eropa, disana kemangi disuling dan diambil minyak
atsirinya. Minyak atsiri kemangi banyak digunakan sebagai bahan campuran
pembuatan obat ataupun untuk perawatan tubuh seperti sabun mandi, biang parfum,
body lotion, minyak gosok, permen pelega tenggorokan, dan juga minyak
aroma terapi.
Daun
kemangi banyak mengandung minyak atsiri, terutama senyawa lnalool, eugenol,
metil khavikol dalam jumlah besar (hampir 40 persen). Ada pula kardinen, 3-karen, a-humulen, sitral
dan trans-karofillen. Minyak atsiri inilah yang memberikan aroma khas sekaligus
begitu banyaknya khasiat pada daun kemangi.
Selain
itu kemangi juga mengandung senyawa flavanoid yang bermanfaat sebagai
antiradikal bebas. Kemangi mengandung sederetan flavonid yang membantu
melindungi sel-sel dan kromosom dari kerusakan. Kemangi juga kaya vitamin A
yang membantu mencegah kerusakan sel akibat radikal bebas yang
mengoksidasi kolesterol di aliran darah sehingga mencegah penumpukan kolesterol
di pembuluh darah. Selain vitamin A, kemangi juga mengandung magnesium. Mineral
esensial ini membantu merilekskan jantung dan pembuluh darah, sehingga
memperlancar aliran darah. Nutrisi lain yang bisa didapatkan dengan mengonsumsi
kemangi adalah besi, kalsium, kalium, dan vitamin C. Zat gizi yang terkandung
pada 100 gram bahan dari kemangi terlampir pada tabel.
B.
Telaah Radikal Bebas
Radikal bebas adalah molekul
yang kehilangan elektron,
sehingga molekul tersebut menjadi tidak stabil dan selalu berusaha mengambil
elektron dari molekul atau sel lain. Radikal bebas dapat dihasilkan dari hasil metabolisme
tubuh dan faktor eksternal seperti asap rokok, hasil penyinaran ultra violet,
zat kimiawi dalam makanan dan polutan lain. Penyakit yang disebabkan oleh radikal
bebas bersifat kronis, yaitu dibutuhkan waktu bertahun-tahun untuk penyakit
tersebut menjadi nyata. Contoh penyakit yang sering dihubungkan dengan radikal
bebas adalah serangan jantung, kanker, katarak
dan menurunnya fungsi ginjal. Untuk mencegah atau mengurangi penyakit kronis
karena radikal bebas diperlukan antioksidan.
Tubuh manusia dapat menetralisir radikal bebas ini, hanya saja bila jumlahnya
terlalu berlebihan, maka kemampuan untuk menetralisirnya akan semakin berkurang.
Radikal
bebas yang mengambil elektron dari sel tubuh manusia dapat menyebabkan
perubahan struktur DNA sehingga timbullah sel-sel mutan. Bila perubahan DNA ini
terjadi bertahun-tahun, maka dapat menjadi penyakit kanker. Tubuh manusia,
sesungguhnya dapat menghasilkan antioksidan
tetapi jumlahnya sering sekali tidak cukup untuk menetralkan radikal bebas yang
masuk ke dalam tubuh atau sering sekali, zat pemicu yang diperlukan oleh tubuh
untuk menghasilkan antioksidan tidak cukup dikonsumsi. Sebagai
contoh, tubuh manusia dapat menghasilkan Glutathione, salah satu antioksidan
yang sangat kuat, hanya saja tubuh memerlukan asupan vitamin C sebesar 1.000 mg
untuk memicu tubuh menghasilkan glutahione ini. Keseimbangan antara antioksidan
dan radikal bebas menjadi kunci utama pencegahan stres
oksidatif dan penyakit-penyakit kronis yang dihasilkannya.
C. Telaah Antioksidan
Antioksidan
adalah inhibitor yang bekerja menghambat oksidasi dengan cara bereaksi dengan
radikal bebas reaktif membentuk radikal bebas tak reaktif yang relatif stabil.
Antioksidan terbagi menjadi antioksidan enzim dan vitamin. Antioksidan enzim
meliputi superoksida dismutasi (SOD), katalase, dan glutation peroksidase
(GSH,Prx). Antioksidan vitamin mencakup alfa tokoferol (Vitamin E), beta karoten
(Vitamin A) dan asam askorbat (Vitamin C).
D. Telaah Penyakit Radikal Bebas
Radikal
bebas dapat menyebabkan berbagai macam penyakit degeneratif, diantaranya penuaan
dini, aterosklerosis (penyempitan pembuluh darah), katarak, tekanan darah
tinggi (hipertensi), menurunnya fungsi ginjal, penyakit kemunduran fungsi
kognitif (alzheimer atau dementia/pikun), serangan jantung dan kanker, serta penyakit
sendi (rheumatoid artritis).
Penuaan
dini adalah proses penuaan kulit yang lebih cepat dari semestinya. Aterosklerisis
adalah penyakit yang menjadikan dinding arteri lebih tebal dan kurang lentur. Katarak
adalah kekeruhan pada lensa mata yang menyebabkan penglihatan seseorang menjadi
buram bahkan sampai tidak terlihat. Hipertensi
adalah suatau keadaan dimana seseorang mengalami peningkatan tekanan darah di
atas normal yang ditunjukkan oleh alat pengukur tekanan darah. Menurunnya
fungsi ginjal diakibatkan oleh diabetes,
keracunan obat-obatan dan tekanan darah tinggi. Alzheimer adalah
penyakit penurunan saraf yang karena berkurangnya gizi di otak. Serangan
jantung dipicu oleh rokok, mengkonsumsi makanan berkolesterol tinggi, kurang
gerak, malas berolahraga, stes, dan kurang istirahat. Kanker disebabkan oleh faktor
keturunan dan faktor lingkungan (asap rokok, sinar UV). Penyakit sendi terjadi
karena berkurangnya cairan di dalam sendi.
Radikal bebas berperan dalam terjadinya berbagai penyakit. Hal ini
dikarenakan radikal bebas adalah spesi kimia yang memiliki pasangan elektron
bebas di kulit terluar sehingga sangat reaktif dan mampu bereaksi dengan
protein, lipid, karbohidrat, atau DNA. Reaksi antara radikal bebas dan molekul
itu berujung pada timbulnya suatu penyakit. Efek oksidatif radikal bebas dapat
menyebabkan peradangan dan penuaan dini. Lipid yang seharusnya menjaga kulit
agar tetap segar berubah menjadi lipid peroksida karena bereaksi dengan radikal
bebas sehingga mempercepat penuaan. Kanker pun disebabkan oleh oksigen reaktif
yang intinya memacu zat karsinogenik, sebagai faktor utama kanker. Selain itu,
oksigen reaktif dapat meningkatkan kadar LDL (low density lipoprotein) yang
kemudian menjadi penyebab penimbunan kolesterol pada dinding pembuluh darah.
Akibatnya timbullah atherosklerosis atau lebih dikenal dengan penyakit jantung
koroner.
E. Potensi Kemangi
BAB
III
METODE
PENULISAN
A. Objek Penulisan
Objek penulisan karya ilmiah ini
adalah potensi kemangi (Ocimum basilicum
forma citratum Back) mencagah radikal bebas.
B. Dasar Pemilihan Objek
Pemilihan objek ini didasarkan pada
:
1.
Kemangi mengandung antioksidan
yang berpotensi mencegah penyakit akibat radikal bebas.
2.
Kemangi telah benyak dikenal
oleh masyarakat tetapi pemanfaatannya belum banyak diketahui.
C. Metode Pengumpulan Data
Data karya tulis ilmiah ini adalah
data sekunder yang berasal dari jurnal ilmiah, internet, dan referensi
pendukung lain yang berkaitan dan sesuai. Diskusi dilakukan dengan pembimbing
untuk mengkaji permasalahan lebih mendalam.
D. Metode Penulisan
Metode penulisan yang dipakai dalam
karya tulis ilmiah remaja ini adalah metode deskriptif analitis, yaitu :
1.
Menidentifikasi permasalahan
berdasarkan data yang ada.
2.
Menganalisis permasalahan
berdasarkan data pendukung.
3.
Mencari alternatif pemecahan
masalah yaitu memberikan deskripsi potensi kemangi (Ocimum basilicum forma citratum Back) mencegah radikal bebas.
4.
Kemangi mencegah radikal bebas.
E. Sitematika Penulisan
Sitematika penulisan yang digunakan
dalam penulisan Karya Ilmiah ini mengacu pada Pedoman Umum Lomba Karya Tulis
Remaja Tingkat SMA, pada panitia
Lomba Karya Tulis Ilmiah 2010 Tingkat Nasional Fakultas Pertanian-Peternakan
Universitas Muhammadiyah Malang.
F. Cara Kerja
Cara kerja penulisan karya ilmiah
remaja ini adalah sebagai berikut:
Tahap I : Persiapan penulisan yang meliputi penggalian
ide, penyiapan sarana dan prasarana
penulisan.
Tahap II : Pelaksanaan yang meliputi pencarian data karya
ilmiah dan dilakukan diskusi dengan pembimbing.
Tahap III : Tahap akhir yang meliputi perbaikan dan
pengkajian terhadap materi penulisan.
BAB
IV
BAGIAN
ISI
A. Analisis Permasalahan
Daun Kemangi (Ocimum basilicum forma
citratum Back) Mencegah Radikal Bebas
Kemangi
berupa tanaman semak, semusim. Kemangi telah
benyak dikenal oleh masyarakat tetapi pemanfaatannya belum banyak diketahui.
Hal ini dikarenakan kurangnya pengetahuan masyarakat mengenai manfaat dan
pengolahan kemangi agar dapat dimanfaatkan secara optimal dan mempunyai nilai
ekonomi tinggi. Dalam 100 gram kemangi mengandung antioksidan yaitu Vitamin A
(5000 SI), dan Vitamin C (50 g) (Setijo Pitojo ,1996) yang berperan mencegah
radikal bebas. Oleh karena itu, perlu pengkajian lebih lanjut tentang potensi daun
kemangi, salah satu kajian yang perlu dikembangkan adalah daun kemangi
dijadikan sebagai alternatif pencegah radikal bebas. Pemanfaatan daun kemangi
untuk mencegah radikal bebas dapat langsung memanfaatkan daunnya sebagai
lalapan. Untuk pemanfaatan daun kemangi sebagai pencegahan radikal bebas dapat
lebih efektif dan efisien serta bisa dibuat secara ekstraksi.
Ekstraksi Daun kemangi (Ocimum basilicum forma citratum Back)
Ekstrak
adalah sediaan kering, kental, atau cair dibuat dengan menyari simplisia nabati
atau hewani menurut cara yang cocok di luar pengaruh cahaya matahari langsung.
Ekstrak kering harus mudah digerus menjadi serbuk (Ansel, 1989). Metode
pembuatan ekstrak yang umum digunakan antara lain maserasi, perkolasi,
Soxhletasi, dan infundasi. Metode ekstraksi dipilih berdasarkan beberapa faktor
seperti sifat dari bahan mentah obat dan penyesuaian dengan tiap macam metode
ekstraksi dan kepentingan dalam memperoleh ekstrak yang sempurna (Ansel, 1989).
Maserasi merupakan proses paling tepat untuk simplisia yang sudah halus dan
memungkinkan direndam hingga meresap dan melunakkan susunan sel, sehingga zat-zatnya
akan larut. Proses ini dilakukan dalam bejana bermulut lebar, serbuk ditempatkan
lalu ditambah pelarut dan ditutup rapat, isinya dikocok berulang-ulang kemudian
disaring. Proses ini dilakukan pada temperatur 15-200 C selama tiga
hari (Ansel, 1989). Perkolasi merupakan proses penyarian serbuk simplisia
dengan pelarut yang cocok dengan melewatkan secara perlahan-lahan melewati
suatu kolom, serbuk simplisia dimasukkan ke dalam perkolator. Dengan cara
penyarian ini mengalirkan cairan melalui kolom dari atas ke bawah melalui celah
untuk keluar dan ditarik oleh gaya berat seberat cairan dalam kolom. Dengan
pembaharuan yang terus menerus bahan pelarut, memungkinkan berlangsungnya
maserasi bertingkat (Ansel, 1989). Bahan yang akan disari berada di dalam
kantung ekstraksi (kertas, karton) di dalam sebuah alat ekstraksi dari gelas
yang berada di antara labu suling dan suatu pendingin. Labu tersebut berisi
bahan pelarut yang menguap dan jika diberi pemanasan akan menguap mencapai ke
dalam pendingin balik melalui pipa pipet, pelarut ini berkondensasi di dalamnya
dan menetes ke bahan yang disari. Larutan berkumpul di dalam wadah gelas dan
setelah mencapai tinggi maksimum secara otomatis ditarik ke dalam labu tersebut
(Voigt, 1984). Infundasi adalah proses penyarian yang umumnya digunakan untuk menyari
zat kandungan aktif yang larut dalam air dan bahan-bahan nabati. Penyarian dengan
cara ini menghasilkan sari yang tidak stabil dan mudah tercemar oleh kuman dan
kapang. Oleh karena itu sari yang diperoleh dengan cara ini tidak boleh
disimpan lebih dai 24 jam (Anonim, 1986). Metode yang digunakan untuk
mengekstraksi daun kemangi adalah maserasi. Digunakan metode maserasi, karena
maserasi merupakan proses paling tepat untuk obat yang halus dan memungkinkan
direndam dalam pelarut sampai meresap dan melunakkan susunan sel, sehingga
zat-zat yang mudah terlarut akan terlarut (Ansel, 1989)
B. Efek Positif Yang Didapat Setelah Mengkonsumsi Daun
Kemangi (Ocimum
basilicum forma citratum Back)
BAB
V
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
Perlu adanya penelitian lebih lanjut
mengenai potensi daun kemangi (Ocimum basilicum forma citratum Back)
sebagai alternatif mencegah radikal bebas dan adanya sosialisasi mengenai
pemanfaatan daun kemangi sebagai tanaman yang berkhasiat tinggi.
DAFTAR
PUSTAKA
Pitojo, Setijo.1996.Kemangi
dan Selasih.Slawi:Trubus Agriwijaya
Pudjaatmaka,A.Hadyana.1990.Kamus Kimia Organik.Jakarta:Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan
http://sadhonohadi.com/index2.pht?option=Com_Content&do_pdf=1&id=170
Diakses tanggal 16 Januari 2010
http://www.mediaindonesia.com/mediahidupsehat/index.php/read/2009/12/30/1990/9/Kemangi-Cegah-Radikal-Bebas
Diakses tanggal 16 Januari 2010
http://mysecienceblogs.com/kids/2008/04/22/teori-penuaan-dan-radikal-bebas/
Diakses tanggal 16 Januari 2010
http://www.plantamor.com/index.php?plant=914
Diakses tanggal
http://id.wikipedia.org/wiki/kemangi
Diakses tanggal 16 Januari 2010
http://infoobatalami.blogspot.com/2009/02/penyakit-di-timbulkan-oleh-radikal.html
Diakses tanggal 16 Januari 2010
http://arietita.blogspot.com/2009/08/kandungan-kimia-daun-kemangi.html
Diakses tanggal 16 Januari 2010
http://www.iptek.net.id/ind/teknologi_pangan/index.php?mnu=2&id=291
Diakses tanggal 16 Januari 2010
http://etd.eprints,ums.ac.id/2336/1/k100040209.pdf
Diakses tanggal 16 Januari 2010
http://dhanza.wordpress.com/2007/09/11/antioksidan-penangkal-penuaan-dini/
Diakses tanggal 16 Januari 2010
http://www.chem-is-try.org/artikel_kimia/berita/antioksidan_dan_radikal_bebas/
Diakses tanggal 16 Januari 2010
http://safru.blogspot.com/2010/03/manfaat-daun-kemnagi.html.
Diakses tanggal 09 April 2010
http://id.svhoong.com/exact-seciences/18200447-oksigen-yang-tidak-stabil-adalah/
Diakses tanggal 24 Maret 2010
http://www.infeksi.com/articles.php?1n&pg=1271&id=2
(article.php)
http://www.epreneurz.biz/Astaxa4.pdf
Diakses tanggal 24 Maret 2010
http://cpddokter.com/home/index.php?option=com_content&task=view&id=1797itemid=2
Diakses tanggal 24 Maret 2010
http://www.kedaisambal.com/news/latest-news/188-kemangi-pelengkap-lalapan-yang-kaya-khasiat.pdf
Diakses tanggal 24 maret 2010
http://id.wikipedia.org/wiki/Radikal_bebas
Diakses tanggal 24 Maret 2010
LAMPIRAN
Lampiran 1. Gambar Tanaman
Kemangi
Lampiran 2. Gambar Daun
Kemangi
Lampiran Tabel
Zat gizi
yang terkandung pada 100 gram bahan dari kemangi sebagai berikut:
Kandungan
|
Jumlah
|
Kalori
|
46 kal
|
Protein
|
4 g
|
Lemak
|
0,5 g
|
Hidrat arang
|
8,9 mg
|
Kalsium
|
45 mg
|
Fosfor
|
75 mg
|
Besi
|
2,0 mg
|
Nilai vitamin A
|
5000 SI
|
Vitamin B1
|
0,08 mg
|
Vitamin C
|
50 g
|
Air
|
85 g
|
Bagian yang dapat dicerna
|
80 %
|
(Setijo
Pitojo ,1996)
Kandungan antioksidan pada tumbuhan
No
|
Nama
Tumbuhan
|
Kandungan
Flavonoid dalam 100 mg
|
Kandungan
Fenol dalam
100
mg
|
1.
|
Katuk
|
831,70
|
|
2.
|
Kenikir
|
420,85
|
1225,88
|
3.
|
Kedondong Cina
|
358,17
|
|
4.
|
Krokot
|
4,05
|
|
5.
|
Beluntas
|
1030,03
|
|
6.
|
Mangkokan
|
669,30
|
|
December 9, 2013 at 6:38 PM
kreatif banget... thanks buat ilmunya