Konsep Dasar Asuhan Keperawatan
1.      Asuhan Keperawatan
Kasus:
Ny. A datang ke rumah sakit dengan anaknya bernama An. B yang  berumur 2 bulan dengan keluhan terdapat belahan pada bibir yang menyebabkan bayi  susah untuk menelan dan menyusu. Pasien terlihat kurus karena berkurang nafsu makan.
Data Subjektif :
-          Terdapat belahan pada bibir
-          Klien susah menelan dan menyusu
-          Nafsu makan klien berkurang
Data Objektif :
-          Diagnosa ditegakkan yaitu Labioskizis
-          Klien tampak kurus karena kurang nafsu makan
-          Konjungtiva Anemis
   2.    DIAGNOSA KEPERWATAN
    a.    Prabedah
     1)    Gangguan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh yang berhubungan dengan gangguan dalam pemberian makan
      2)    Risiko perubahan klien yang berhubungan dengan stres akibat hospitalisasi
      3)    Ansietas (orang tua) yang berhubungan dengan pembedahan

   b.    Post-bedah
     1)    Ketidakefektifan jalan napas yang berhubungan dengan efek anestesia, edema pascaoperasi, serta produksi lendir yang berlebihan
       2)    Gangguan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh yang berhubungan dengan teknik pemberian makan yang baru dan perubahan diet pascaoperasi
       3) Nyeri yang berhubungan dengan pembedahan
       4)    Defisit pengetahuan yang berhubungan dengan perawatan di rumah


Analisa Data
No.
Data, Tanda dan Gejala
Masalah
Etiologi
1.
DS : -keluarga kalien mengatakan bahwa berat badan klien menurun
DO : -  Klien tampak lemah
-          Klien terlihat kurang nafsu makan
-          Klien tampak kurus


 nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
definisi : keadaan individu yang mengalami kekurangan asupan nutrisi untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
kesulitan menelan

sulit makan


nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
2.
DS : -keluarga klien mengatakan bahwa seperti terjadi infeksi pada bagian belahan bibir.
DO :

Resiko Infeksi
Definisi : suatu kondisi individu yang mengalami peningkatan resiko terserang organisme patogenik.
Pertahanan tubuh yang tidak adekuat

DiagnosisKeperawatan
No
DiagnosisKeperawatan
Tgl masalah timbul
Tgl masalah teratasi
1
Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan sulit untuk makan/kurang nafsu makan yang ditandai dengan :
DS : -keluarga kalien mengatakan bahwa berat badan klien menurun
DO : -klien tampak lemah
-          Klien terlihat kurang nafsu makan.
15-09-2012
-
2
Resiko infeksi berhubungan dengan pertahanan tubuh yang tidak adekuat.
15-09-2012
-


    1.    INTERVENSI
Pra-Bedah
No
Dx
Tujuan dan Kriteria hasil
Intervensi
Rasional
1
Setelah diberikan asuhan keperawatan selama 3x24 jam diharapkan berat badan seimbang dengan kriteria hasil :
         Bayi mempertahankan status nutrisi yang ditandai oleh kenaikan berat badan bulanan (1/2 hingga 1 kg)
     Tempatkan dot botol di dalam mulut bayi, pada sisi berlawanan dari celah, ke arah belakang lidah.


     Posisikan bayi tegak atau semi-Fowler, namun tetap rileks selama pemberian makan.
     Serdawakan bayi setelah setiap pemberian 15 hingga 30 ml susu, tetapi jangan pindahkan dot botol terlalu sering selama pemberian makan.






     Coba untuk memberi makan selama kira-kira 45 menit atau kurang untuk setiap kali makan.


     Apabila bayi tidak makan tanpa tersedak atau teraspirasi, letakkan dalam posisi tegak, dan beri makan dengan menggunakan spuit serta slang karet lunak.
         Meletakkan dot botol dengan cara ini dapat menstimulasi tindakan ” stripping” bayi (menekan dot botol melawan lidah dan atap mulut untuk mengeluarkan susu).
         Posisi ini mencegah tersedak dan regurgitasi per nasal.


         Bayi perlu disendawakan dengan frekuansi yang sering karena kelainan tersebut dapat menyebabkan menelan udara lebih banyak sehingga menimbulkan rasa tidak nyaman. Melepas dot botol terlalu sering dapat melelahkan, atau membuat bayi frustasi sehingga menyebabkan pemberian makan tidak komplet.
         Pemberian makan yang lebih lama dapat melelahkan bayi sehingga dapat menyebabkan pencapaian berat badan yang sangat kurang.
         Posisi tegak mengurangi risiko aspirasi; menggunakan sebuah spuit dan slang karet lunak yang mampu menampung cairan di bagian belakang mulut bayi dapat mengurangi aspirasi melalui celah.
2
Setelah diberikan asuhan keperawatan selama 4x24 jam diharapkan tidak terjadi infeksi dengan kriteria hasil :
         Bayi tidak menunjukkan tanda-tanda infeksi yang ditandai oleh suhu tubuh kurang dari 37,80 C dan tidak ada tanda-tanda draynase telinga, batuk, ronchi kasar di lapangan paru, atau iritabilitas

     Beri minum bayi sebanyak 5-10 ml air, setelah setisp pemberian makan.





     Buang formula atau susu yang mengering dengan menggunakan aplikator yang berujung kapas basah.


     Setelah setiap pemberian makan, letakkan bayi di ayunan bayi atau baringkan bayi di tempat tidurnya dengan posisi miring kanan dengan kepala tempat tidur ditinggikan 300.
     Kaji bayi untuk menentukan bila ada tanda infeksi, termasuk drainase telinga yang berbau dan demam. Beri obat antibiotik sesuai program.
         Air dapat membersihkan pasase nasal dan palatu, serta dapat mencegah susu mengumpul di saluran eustasia, yang pada gilirannya dapat mencegah pertumbuhan bakteri yang dapat mengarah pada terjadinya infeksi.
         Merontokkan dan melepaskan matero yang berkerak dalam botol, dapat menjaga agar celah tersebut bersih dan bebas dari bakteri sehingga mengurangi risiko infeksi.
         Mengatur posisi bayi dengan cara ini dapat mencegah aspirasi yang dapat menimbulkan pneumonia.




         Kekambuhan otitis media yang terjadi akibat saluran eustasia yang tidak normal dapat dikaitkan dengan celah bibir.



0 comments :

Post a Comment