A.
Definisi
Dispnea
adalah kesulitan bernapas yang disebabkan karena suplai oksigen ke dalam
jaringan tubuh tidak sebanding dengan oksigen yang dibutuhkan oleh tubuh.
Dispnea
adalah perasaan subyektif dimana seseorang merasa kekurangan udara yang
dibutuhkan untuk bernapas dan biasanya merupakan keluhan utama pada pasien
dengan kelainan jantung dan paru – paru.
Dispnea atau sesak napas adalah perasaan sulit
bernapas ditandai dengan napas yang pendek dan penggunaan otot bantu
pernapasan. Dispnea dapat ditemukan pada penyakit kardiovaskular, emboli paru,
penyakit paru interstisial atau alveolar, gangguan dinding dada, penyakit
obstruktif paru (emfisema, bronkitis, asma), kecemasan (Price dan Wilson, 2006).
B.
Etiologi
1.
Sesak Nafas karena Faktor Keturunan
Pada
asalnya memang seseorang tersebut memiliki paru – paru dan organ pernapasan
lemah. Ditambah kelelahan bekerja dan gelisah, maka bagian-bagian tubuh akan
memulai fungsi tidak normal. Tetapi, ini tidak otomatis membuat tubuh
menderita, sebab secara alami akan melindungi diri sendiri. Namun demikian,
sistem pertahanan bekerja ekstra, bahkan kadang-kadang alergi dan asma timbul
sebagai reaksi dari sistem pertahanan tubuh yang bekerja terlalu keras.
2.
Sesak Nafas karena Faktor lingkungan
Udara
dingin dan lembab dapat menyebabkan sesak nafas. Bekerja di lingkungan berdebu
atau asap dapat memicu sesak nafas berkepanjangan. Polusi pada saluran hidung
disebabkan pula oleh rokok yang dengan langsung dapat mengurangi suplai
oksigen.
3.
Sesak Nafas karena kurangnya asupan cairan
Sesak
Nafas karena kurangnya asupan cairan sehingga lendir pada paru – paru dan
saluran nafas mengental. Kondisi ini juga menjadi situasi yang menyenangkan
bagi mikroba untuk berkembang biak. Masalah
pada susunan tulang atau otot tegang pada punggung bagian atas akan menghambat
sensor syaraf dan bioenergi dari dan menuju paru – paru.
4.
Sesak Nafas karena ketidakstabilan emosi
Orang
– orang yang gelisah, depresi, ketakutan, rendah diri cenderung untuk sering
menahan nafas atau justru menarik nafas terlalu sering dan dangkal sehingga
terengah – engah. Dalam waktu yang lama, kebiasaan ini berpengaruh terhadap
produksi kelenjar adrenal dan hormon yang berkaitan langsung dengan sistem
pertahanan tubuh. Kurang pendidikan bisa juga menyebabkan sesak nafas.
Pengetahuan akan cara bernafas yang baik dan benar akan bermanfaat dalam jangka
panjang baik terhadap fisik maupun emosi seseorang.
C. Manifestasi klinis
1.
Batuk
dan produksi skutum
Batuk
adalah engeluaran udara secara paksa yang tiba – tiba dan biasanya tidak
disadari dengan suara yang mudah dikenali.
2.
Dada
berat
Dada berat umumnya
disamakan dengan nyeri pada dada. Biasanya dada berat diasosiasikan dengan
serangan jantung. Akan tetapi, terdapat berbagai alasan lain untuk dada berat.
Dada berat diartikan sevagai perasaan yang bera dibagian dada. Rata – rata
orang juga mendeskripsikannya seperti ada seseorang yang memegang jantungnya.
3.
Mengi
Mengi
merupakan sunyi pich yang tinggi saat bernapas. Bunyi ini muncul ktika udara
mengalir melewati saluran yang sempit. Mengi adalah tanda seseorang mengalami
kesulitan bernapas. Bunyi mengi jelas terdengar sat ekspirasi, namun bisa juga
terdengar saat inspirasi. Mengi umumnya muncul ketika saluran napas menyempit
atau adanya hambatan pada saluran napas yang besar atau pada seseorag yang
mengalami gangguan pita suara.
4.
napas yang
pendek dan penggunaan otot bantu pernapasan.
D.
Patofisiologi
Dispnea atau
sesak napas bisa terjadi dari berbagai mekanisme seperti jika ruang fisiologi
meningkat maka akan dapat menyebab kan gangguan pada pertukaran gas antara O2
dan CO2 sehingga menyebabkan kebutuhan ventilasi makin meningkat
sehingga terjadi sesak napas.
E.
Kategori
Dispnea
Pengkategorian dispnea
menurut American Thoracic Society (ATS)
sebagai berikut :
1.
Tidak
ada,
tidak ada sesak napas kecuali exercise berat.
2.
Ringan,
rasa napas pendek bila berjalan cepat mendatar atau mendaki.
3.
Sedang,
berjalan lebih lambat dibandingkan orang lain sama umur karena sesak atau harus
berhenti untuk bernapas saat berjalan datar.
4. Berat,
berhenti untuk bernapas setelah berjalan 100 m atau beberapa menit, berjalan
mendatar
5. Sangat
berat, terlalu sesak untuk keluar rumah sesak saat
mengenakan atau melepaskan pakaian.
F.
Penatalaksnaan
1.
Penanganan
Umum Dispnea
a.
Memposisikan pasien pada posisi setengah duduk
atau berbaring dengan bantal yang tinggi
b.
Diberikan oksigen sebanyak 2-4 liter per menit
tergantung derajat sesaknya
c.
Pengobatan selanjutnya diberikan sesuai dengan
penyakit yang diderita
2.
Terapi
Farmako
a.
Olahraga teratur
b.
Menghindari alergen
c.
Terapi emosi
3.
Farmako
a.
Quick relief medicine
b.
Pengobatan yang digunakan untuk merelaksasi
otot-otot saluran pernapasan, memudahkan pasien bernapas dan digunakan saat
serangan datang. Contoh : bronkodilator
c.
Long relief medicine
d.
Pengobatan yang digunakan untuk menobati
inflamasi pada sesak nafas, mengurangi odem dan mukus berlebih, memberikan
kontrol untuk jangka waktu yang lama. Contoh : Kortikosteroid bentuk inhalasi