A. Pengertian
Neoplasma / Kanker adalah pertumbuhan sel baru yang disebut tumor atau massa yang tidak normal, akibat proliferasi sel-sel yang beradaptasi
tanpa terkendali dan tanpa
memiliki hubungan koordinasi dengan tubuh. Neoplasma terbagi atas akut atau kronis.
Neoplasma ganas disebut juga sebagai kanker. (SylviaA Price, 2005).
Menurut wills, Neoplasma adalah
pertumbuhan sel baru yang bisa
bersifat cancerousatau noncancerous–neoplastik. Massa neoplasma menimbulkan pembengkakan atau benjolan pada jaringan tubuh yang disebut
tumor. Tumor yang diklasifikasikan dalam bentuk ganasatau kronis disebut kanker.
Massa jaringan abnormal dengan
pertumbuhan berlebihan ini tidak memiliki koordinasi dengan pertumbuhan
jaringan normal,massa tetap tumbuh
dengan sangat cepat, bahkan mampu
melebihiukuran sel normal,setelah stimulus yang menimbulkan
perubahan tersebut berhenti.
Berikut adalah sifat dari neoplasma.
1.
Hilangnya respon terhadap pengendalian
pertumbuhan
2.
Bertindak sebagai parasit
3.
Berkompetisi terhadap sel/jaringan untuk
kebutuhan metabolisme.
4.
Tidak tergantung factor pertumbuhan
5.
Less adhesive each other sehingga mudah
bermetastase
6. Destruktif
B.
Klasifikasi
Setiap tumor memilki dua komponen penyusun dasar, yaitu:
1. Parenkim, adalah jaringan yang
terdiri atas sel yang telah mengalami transformasi atau neoplastik.
2. Stroma, adalah faktor penunjang
non-neoplastik
yang
berasal dari pejamu (factor
pencetus), stroma terdiri dari jaringan ikat dan pembuluh
darah.Parenkim neoplasma menentukan perilaku biologisnya.Komponen ini yangmenentukan nama tumor
bersangkutan, Stroma mengandung pembuluh darah yang memberikan
dukungan bagi pertumbuhan neoplasma.
Tumor terbagia atas 2 klasifikasi yaitu akut dan kronis, yaitu:
1. Tumor akut, Secara umum diberi nama dengan akhiran
–omake, yaitu jenis
sel asaltumor tersebut. Suatu tumor akut yang berasal dari jaringan fibrosa
adalah fibroma,tumor
tulang rawan yang
jinak disebut kondroma.
Tata nama untuk tumor
epitel jinak lebih rumit. Tumor ini kadang-kadang diklasifikaikan
berdasarkanmikroskopik dan kadang-kadang makroskopik. Yang lain
diklasifikasikan berdasarkan asal sel.
2. Tumor kronis,Tata
nama tumor kronis pada
dasarnya mengikuti tata nama tumor akut, dengan penambahan dan
pengecualian tertentu. Neoplasma ganas yang berasal dari jaringan mesenkim
atau turunannya disebut Sarkoma. Kanker yang berasal dari jaringan fibrosa
disebut fibrosarkoma dan neoplasma kronis yang
terdiri kondrosit disebut kondrosarkoma. Sarkoma diberi nama kronis
berdasarkanhistogenesisnya (yaitu jenis sel yang membetuknya). Neoplasma yang
berasal darisel epitel disebut Karsinoma.
C.
Karakteristik
Metabolisme sel tumor
1. Sel-sel
neoplama mendapat energi terutama dari glikolisis anaerob,karena kemampuan sel
untuk oksidasi berkurang, meskipun mempunyaienzim yang lengkap untuk oksidasi.
2.
Susunan enzim sel uniform, sehingga
lebih mengutamakan berkembang biak yang membutuhkan energi untuk
anabolisme daripada untuk berfungsi yang menghasilkan energi dengan
jalan katabolisme.
3.
Jaringan yang tumbuh memerlukan
bahan-bahan untuk membentuk protoplasma dan energi, antara lain adalah asam amino. Sel-sel neoplasma
dapatmengalahkan sel-sel normal dalam mendapatkan bahan-bahan tersebutsehingga
pada tumor kronis stadium
akhir akan terjadi koheksia.
Inti sel tumor
1.
Tampak lebih besar karena jumlah
sitoplasma berkurang.
2.
Hiperkromatik, karena pada
pemulasan jumlah nukleoprotein
yangmengikat hematoksilin jumlahnya meningkat.
3.
Nukleulus (anak inti) lebih besar
dari normal.
4.
Banyak gambaran mitosis, pada
keadaan kronis dijumpai
mitosis yangabnormal.
Perbedaan antara
tumor akut dan
kronis
Tumor
Akut
1.
Kecepatan tumbuh: Tumbuh lambat, secara klinis tidak
cepat membesar dan secara mikroskopistidak ditemukan gambaran mitosis abnormal.
2.
Diferensiasi: Berdiferensiasi baik, yang berarti
sel-sel tumor masih menyerupai sel-sel jaringan normal.
3.
Mortalitas:Biasanya tidak menyebabkan kematian
bila letaknya pada alat tubuh yang vital.
Tumor
Kronis
1.
Kecepatan tumbuh: Tumbuh cepat, sehingga secara
klinis cepat membesar, secara mikroskopis banyak ditemukan gambaran
mitosis baik normal maupun abnormal.
2.
Diferensiasi: Berdiferensiasi buruk, karena
sel-sel tumor sudah banyak berbeda dari sel-sel normal. Bersifat anaplasia yang
berarti hilangnya diferensiasi, semakin anaplastik suatu tumor, semain ganas tumor itu.
3. Mortalitas:Jika tidak diobati, meskipun
letaknya pada organ tak vital dapatmenyebabkankematian.
D.
Etiologi
Segala
sesuatu yang menyebabkan terjadinya kanker disebut karsinogen. Dan berbagai penelitian dapat diketahui bahwa
karsinogen dapat dibagi ke dalam 4 golongan:
1. Bahan kimia
2. Virus
3. Radiasi (ion
dan non-ionisasi)
4. Agen biologic
Karsinogen Kimia
Kebanyakan karsinogen
kimia ialah pro-karsinogen . Yaitu karsinogen yang memerlukan perubahan
metabolis agar menjadi karsinogen aktif, sehingga dapat menimbulkan perubahan
pada DNA, RNA, atau Protein sel tubuh.
Karsinoen
Virus
Virus yang
bersifat karsinogen disebut virus onkogenik. Virus DNA dan RNA dapat
menimbulkan transformasi sel. Mekanisme transformasi sel oleh virus RNA adalah
setelah virus RNA diubah menjadi DNA provirus oleh enzim reverse transeriptase
yang kemudian bergabung dengan DNA sel penjamin. Setelah mengenfeksi sel,
materi genitek virus RNA dapaat membawa bagian materi genitek sel yang di
infeksi yang disebut V-onkogen kemudian dipindahkan ke materi genitek sel yang
lain.
Karsinogen
Radrasi
Radrasi UV
berkaitan dengan terjadinya kanker kulit terutama pada orang kulit putih.
Karena pada sinar / radiasi UV menimbulkan dimmer yang merusak rangka
fosfodiester DNA.
Agen
Biologik
1. Hormon :
bekerja sebagai kofaktor pada karsinogenesis
2. Mikotoksin :
Mikotoksin ialah toksin yang dibuat oleh jamur
3. Parasit : Parasit
yang dihubungkan dengan terjadinya kanker ialah schistosoma dan clonorchis
sinensis.
Faktor-faktor
mempengaruhi angka kejadian kanker :
1. Jenis kelamin
2. Umur
3. Ras ( suku
bangsa )
4. Lingkungan
5. Geografik
6.
Herediter
E. Faktor Resiko
1. Merokok
Kanker paru beresiko
10 kali lebih tinggi dialami perokok berat diabandingkan dengan yang bukan
perkok. Peningkatan factor reesiko ini b erkaitan dengan riwayat jumlah merokok
dalam tahun ( jumlah bungkus rokok yang digunakan setiap hari X jumlah tahun
merokok) serta factor saat mulai merokok ( semakin muda individu memulai
merokok, semakin besar resiko terjadinya kanker paru). Faktor lain yang juga
diperteimbangakan termasuk didalamnya jenis rook yang dihisap (kandungna tar,
rook filter dan kretek)
Perokok pasif
beresiko tinggi untuk mengalami kanker paru
. dengan kata lain, individu yang secara tidak sengaja terpajan asap
rokok ( didalam mobil, gendung atau tempat lainnya) juga beresiko tinggi
mengalami kanker paru.
2. Polusi Udara
Ada berbagai
karsinogen telah diidentifikasi, termasuk didalamnya adalah sulfur, emisi
kendaraan bermotor, dan polutan dari pengolahan dan pabrik. Bukti-bukti
menunjukan bahwa insiden kanker paru lebih besar id daerah perkotaan sebagai
akibat penumpukan polutan dan emisi kendaraan bermotor/
3. Polkusi
Lingkungan Kerja
Pada keadaan
tertentu, karsinoma bronkogenik tampak berupa suatu penyakit akibat polusi
dilingkungan kerja. Dari berbagai industry, yang laing berbahya adalah asbebs
yang kini banyak sekali diproduksi dan digunakan ada banguanan. Resiko kanker
paru diantara para pekerja yang
berhuungan atau lingkungannya nmengandung asbes ± 10 kali lebih besar dari pada
masyarakat umum. PEnbingkatan resiko ini juga dialami oleh merekan yang
berkerja dengfan uranium, kromat, arsen dalam ( misalnay insektisita yang
digunakan utuk pertanian ), bersi dan oksida besi. Resiko kanker paru baik
akibat kontak dengan asbes maupun uranium akan menjadi lebih besar lagi jika
orang itu juga perokok.
4. Rendahnya
asupan vitamin A
Beberapa
penelitian tyelah menunjukan bahwa perkokyang dietnya rendhah vitamin A dapat
memperbesar resiko terjadinya kanker paru. Hipotesis ini didapatkan dari
beberapa penelitian yang menyimpulkan bahwa vitamin A dapat menurunkan resiko
peningkatan jumlah sel kanker. Hal ini b erkaitan dengan fungsi utama vitamin
Ayang turut berperan dalam pengaturan diferensiasi sel.
5. Faktor
Herediter
Terdapat juga
bukti bahwa anggota keluarga dari penderita kanker paru memiliki resiko yang
lebih besar mengalami penyakit yang sama. Walaupun demikian masih belum
diketahui dengan pasti apakah hal ini benar-benar atau Karena factor familial.
F. Tanda Dan Gejala
Pada tahap awal perkembangan neoplasma
benigna dan maligna adalaha simptomatik. Massa sel secara sederhana tidak cukup
besar untuk memepengaruhi fungsi tubuh.
Sesuai dengan peningkatan ukuran tumor, terjadi perubahan local pada
fungsi. Saat neoplasma maligna bertumbuh dan bermetatasisi, neoplasma ini
mempengaruhi fungsi tempat yang jauh dan mkengganggu keseimbangan biokimia dan
nutrisi tubuh.
Gejala dirasakan sejak terjadi invasi
tumor di tempat atau akibat reaksi sistemik;
endobronkial: batuk, hemoptasis, dispenia, atelectasis, pneumonia
pasca obstruksi, perifer
perifer (pleura dan dinding dada): nyeri dada, efusi pleura
Penyebaran regional: disfagia, stridor, nyeri dada, sinkop, nyeri
atau pembengkakan wajah dan lengan
Metastasis: nyeri pada organ yang terkena , edema, nyeri tulang,
kejang dan sakit kepala.
Endokrin (paraneoplastik): hiperpigmentasi, obesitas sentripetalm
sinkop
Konstitusional: penurunan berat badan anoreksia, kelemahan dan
demam.
Penurunan berat badan dan kakheksia, demam,
stridor, paralisis pita suara, pekak pada perkusi, mengi terlokalisasi, ronki
yang tidak hilang dengan antibiotic, adenopati (supraklavikula, aksla);
penurunan kekuatan atau sensasi pada lengan dan temuan neurologis fokal.
G. Patofisiologi
Karsinoma pada sel skuamosa merupakan karsinoma bronkogenik histologis
yang paling sering ditemukan. Kanker ini ditemukan pada permukaan sel epitel
bronkus. Perubahan epitel – termasuk metaplasia atau dysplasia terjadi akibat
kebiasaan merokok jangka panjang – secara khas mendahlui timbulnya tumor.
Karsinoma sel skuamosa biasanya terletak sentral disekitar hilus dan menonjol
ke dalam bronki besar. Diameter tumor jarang malampaui beberapa sentimeter dan
cenderung menyebar secara langsung ke kelenjar getah bening hilus ,diding dada
dan mediastinum. Karsinoma sel skuamosa
sering kali disertai batuk dan hemoptysis aklibat iritasi atau ulserasi,
pneumonia dan pembentukan abses akibat obstruksi dan infeksi sekunder. Karena
tumor ini cenderung agak lamban dalam bermetastasis, maka pengobatan dini dapat
memperbaiki prognosis.
Faktor-faktor
mempengaruhi pertumbuhan tumor :
1. Kinetik
pertumbuhan sel tumor
Ini akan
terlihat dari pernyataan beberapa lama waktu yang diperlukan oleh suatu sel
transformasi untuk membentuk massa tumor yang jelas secara klinis.
2. Angiogenesis
Tumor
Pasokan darah
terhadap jaringan tumor. Tanpa ada pembuluh darah atau pembuluh umfe tumor
ganas akan gagal untuk bermetastasis.
3. Progresi dan
Heterogenitas Sel Tumor
Tumor ganas
berasal morokional dengan berjalannya waktu mereka menjadi heterogen . pada
tingkat molecular progresi tumor dan heterogenitas sebagai akibat dari mutasi
multiple yang terkumpul dan saling tidak tergantungpada sel yang berbeda
sehingga menurunkan subklonal dengan sifat yang berbeda.
H. Asuhan Keperawatan
1.
Bersihan jalan napas tidak efektif berhubugnan dengan peningkatan jumlah
/ perubahan mucus/ psikositas secret, keterbatasan gerakan dada, nyeri,
kelemahan , dan kelelahan
2.
Pola pernafasan tidak efektif berhubungan dengan obstruksi
trakeobronkial oleh secret, perdarahan aktif , penurunan ekspansi paru, proses
infalmasi.
3.
Gangguan pertukaran gas yang behubugnan dengan gangguan lairan udara ke
alveoli atau ke bagian utama paru dan perubahan membrane alveoli kapiler
(atelectasis, edema paru, efusi dan skeresi berlebihan, perdarahan aktif)
4.
Nyeri berhubungan dengan infasi kanker ke pleura dan dinding dada
5.
Cemas berhubugnan dengan ketakutan atau ancaman akan kematian, tindakan
diagnostic dan penyakit kronis
6.
Gangguan pemenuhan nutrisi : kurang dari kebutuhantubuh yag berhubungan
dengan intake yang tidak adekuat, peningkatan metabolism dan proses keganasan
7.
Gangguan citra tubuh yang behubungan dengan perubahan struktur tubuh