BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
-
Waham adalah keyakinan terhadap
sesuatu yang salah dan secara kukuh dipertahankan walaupun tidak diyakini oleh
orang lain dan bertentangan dengan realita normal (Stuart dan Sundeen, 1998)
-
Waham adalah keyakinan klien yang tidak sesuai dengan
kenyataan, tetapi dipertahankan dan tidak dapat diubah secara logis oleh orang
lain. Keyakinan ini berasal dari pemikiran klien yang sudah kehilangan control
(Depkes RI, 2000).
-
Waham adalah suatu keyakinan seseorang yang berdasarkan
penilaian realitas yang salah, keyakinan yang tidak konsisten dengan tingkat
intelektual dan latar belakang budaya, ketidakmampuan merespons stimulus
internal dan eksternal melalui proses interaksi atau informasi secara akurat
(Keliat, 1999).
-
Waham adalah keyakinan seseorang yang berdasarkan penilaian
realitas yang salah. Keyakinan klien tidak konsisten dengan tingkat intelektual
dan latar belakang budaya klien. Waham dipengaruhi oleh faktor pertumbuhan dan
perkembangan seperti adanya penolakan, kekerasan, tidak ada kasih sayang,
pertengkaran orang tua dan aniaya. (Budi Anna Keliat,1999).
B.
Manifestasi klinis
1.
Klien mengungkapkan sesuatu yang diyakininya (tentang agama,
kebesaran, kecurigaan, keadaan dirinya berulang kali secara berlebihan tetapi
tidak sesuai kenyataan
2.
Klien tampak tidak mempunyai orang lain
3.
Curiga
4.
Bermusuhan
5.
Merusak (diri, orang lain, lingkungan)
6.
Takut, sangat waspada
7.
Tidak tepat menilai lingkungan/ realitas
8.
Ekspresi wajah tegang
9.
Mudah tersinggung (Azis R dkk, 2003)
C.
Faktor predisposisi
-
Faktor perkembangan
Hambatan
perkembangan akan mengganggu hubungan interpersonal seseorang. Hal ini dapat
meningkatkan stress dan ansietas yang berakhir dengan gangguan persepsi, klien
menekan perasaannya sehingga pematangan fungsi intelektual dan emosi tidak
efektif.
-
Faktor social budaya
Seseorang
yang merasa diasingkan dan kesepian dapat menyebabkan timbulnya waham.
-
Faktor psikologis
Hubungan
yang tidak harmonis, peran ganda/bertentangan, dapat menimbulkan ansietas dan
berakhir dengan pengingkaran terhadap kenyataan.
-
Faktor biologis
Waham
diyakini terjadi karena adanya atrofi otak, pembesaran ventrikel di otak, atau
perubahan pada sel kortikal dan limbic.
-
Faktor genetic
D.
Faktor presipitasi
-
Faktor social budaya
Waham
dapat dipicu karena adanya perpisahan dengan orang yang berarti atau diasingkan
dari kelompok.
-
Faktor biokimia
Dopamine,
norepineprine, dan zat halusinogen lainnya diduga dapat menjadi penyebab waham
pada seseorang.
-
Factor psikologis
Kecemasan
yang memandang dan terbatasnya kemampuan untuk mengatasi masalah sehingga klien
mengembangkan koping untuk menghindari kenyataan yang menyenangkan.
E.
Jenis waham
1.
Waham kebesaran : individu
meyakini meyakini bahwa dia memiliki kebesaran atau kekuasaan khusus dan di
ucapkan berulang kali, tetapi tidak sesuai kenyataan. Misalnya “saya ini
pejabat di departemen kesehatan lho/ saya punya tambang emas”
2.
Waham curiga : individu
meyakini bahwa ada seseorang atau kelompok yang berusaha merugikan / mencederai
dirinya dan di ucapkan berulang kali, tetapi tidak sesuai kenyataan, contohnya
“saya tau seluruh saudara saya ingin menghancurkan hidup saya karena mereka iri
dengan kesuksesan saya.”
3.
Waham agama : individu
memiliki keyakinan terhadap suatu agama secara berlebihan dan di ucapkan
berulang kali tetapi tidak sesuai kenyataan. Contoh, “kalau saya mau masuk
surga, saya harus menggunakan pakaian putih setiap hari”
4.
Waham somatic :
Individu menyakini bahwa tubuh atau bagian tubuhnya terganggu atau terserang
penyakit dan diucapkan berulang kali, tetapi tidak sesuai kenyatan. Contoh, “Saya
sakit kanker.” (Kenyataannya pada pemeriksaan laboratorium tidak ditemukan
tanda – tanda kanker, tetapi pasien terus mengatakan bahwa ia sakit kanker).
5.
Waham nihilistic : Individu
meyakini bahwa dirinya sudah tidak ada di dunia/meninggal dan diucapkan berulang
kali, tetapi tidak sesuai kenyataan. Misalnya, “Ini alam kubur kan ya, semua
yang ada di sini adalah roh – roh”.
F.
Status mental
Berdandan
dengan baik dan berpakaian rapi, tetapi mungkin terlihat eksentrik dan aneh.
Tidak jarang bersikap curiga atau bermusuhan terhadap orang lain. klien
biasanya cerdik ketika dilakukan pemeriksaan sehingga dapat memanipulasi data.
Selain itu perasaan hatinya konsisten dengan isi waham.
G.
Sensori dan kognisi
Tidak
memiliki kelainan dalam orientasi kecuali klien waham spesifik terhadap orang,
tempat, dan waktu. Daya ingat atau kognisi lainnya biasa akurat. Pengendalian
impuls pada klien waham perlu diperhatikan bila terlihat adanya rencana untuk
bunuh diri, membunuh, atau melakukan kekerasan pada orang lain.
Gangguan
proses pikir : waham biasanya diawali dengan adanya riwayat penyakit berupa
kerusakan pada bagian korteks dan limbic otak. Bisa dikarenakan terjatuh atau
didapat ketika lahir. Hal ini mendukung terjadinya perubahan emosional seseorang
yang tidak stabil. Bila berkepanjangan akan menimbulkan perasaan rendah diri,
kemudian mengisolasi diri dari orang lain dan lingkungan. Waham kebesaran akan
timbul sebagai manifestasi ketidakmampuan seseorang dalam memenuhi
kebutuhannya. Bila respons lingkungan kurang mendukung terhadap perilakunya
dimungkinkan akan timbul resiko perilaku kekerasan pada orang lain.
H.
Masalah keperawatan yang mungkin
muncul
1.
Resiko tinggi perilaku kekerasan
2.
Perubahan proses pikir : waham
3.
Isolasi social
4.
Harga diri rendah
I.
Diagnosa keperawatan
Perubahan
proses pikir : waham
DAFTAR PUSTAKA
Direja, Ade Herman Surya. 2011. Buku Ajar Asuhan Keperawatan Jiwa.
Yogyakarta : Nuha Medika
March 22, 2013 at 3:14 AM
saya baru tahu ada waham kaya gitu gan tadi waktu liat judulnya tidak mudengan dengan tapi setelah baca artikelnya jadi tambah ilmu. makasih gan