A. Definisi
Endokarditis
merupakan peradangan pada katup dan permukaan endotel jantung. Endokarditis
infeksi (endokarditis bakterial) adalah infeksi yang disebabkan oleh invasi
langsung bakteri atau organisme lain, sehingga menyebabkan deformitas bilah
katup (Arif Muttaqin,2009).
Endokarditis
Infektif adalah infeksi pada endokardium (selaput jantung) dan katup jantung.
Endokarditis infektif dapat terjadi secara tiba-tiba dan dalam beberapa hari
bisa berakibat fatal (endokarditis infektif akut); atau bisa terjadi secara
bertahap dan tersamar dalam beberapa minggu sampai beberapa bulan (endokarditis
infektif subakut).
Endokarditis
adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh mikroorganisme pada endokard atau
katub jantung. Infeksi endokarditis
biasanya terjadi pada jantung yang telah mengalami kerusakan. Penyakit ini
didahului dengan endokarditis, biasanya berupa penyakit jantung bawaan, maupun
penyakit jantung yang didapat. Dahulu Infeksi pada endokard banyak disebabkan
oleh bakteri sehingga disebut endokariditis bakterial. Sekarang infeksi bukan
disebabkan oleh bakteri saja, tetapi bisa disebabkan oleh mikroorganisme lain,
seperti jamur, virus, dan lain-lain.
Endokarditis
tidak hanya terjadi pada endokard dan katub yang telah mengalami kerusakan,
tetapi juga pada endokar dan katub yang sehat, misalnya penyalahgunaan narkotik
perintravena atau penyakit kronik. Perjalanan penyakit ini bisa; akut, sub
akut, dan kronik, tergantung pada virulensi mikroorganisme dan daya tahan
penderita. Infeksi subakut hampir selalu berakibat fatal, sedangkan
hiperakut/akut secara klinis tidak pernah ada, karena penderita meninggal
terlebih dahulu yang disebabkan karena sepsis. Endokarditis kronik hampir tidak
dapat dibuat diagnosanya, karena gejalanya tidak khas.
B. Klasifikasi
Pengertian
mengenai endokarditis dibagi menjadi dua bagian besar yaitu endokarditis
infektif dan endokarditis non infektif.
1.
Endokarditis infektif
Penyakit yang disebabkan oleh
infeksi bakteri pada endokardium jantung atau pada pembuluh darah besar.
Penyakit ini ditandai oleh adanya vegetasi. Berdasarkan gambaran klinisnya,
endokarditis infektif dibedakan menjadi dua yaitu : 1) Endokarditis
bakterial subakut, timbul dalam beberapa minggu atau bulan dan disebabkan
oleh bakteri yang kurang ganas, seperti streptokokus viridans. 2) Endokarditis
bakterial akut, timbul dalam beberapa hari sampai beberapa minggu, dengan
tanda-tanda klinik yang lebih berat. Sering disebabkan oleh bakteri yang ganas
seperti stafilokokus aureus.
2.
Endokarditis non infektif
Penyakit yang disebabkan oleh laktor
trombosis yang disertai dengan vegetasi, Penyakit ini sering didapatkan pada
penderita stadium akhir dari proses keganasan. Berdasarkan jenis katup
jantung yang terkena infeksi, endokarditis dibedakan juga menjadi dua yaitu: 1)
Native valve endocarditis, yaitu infeksi pada katup jantung alami. 2)
Prosthetic Valve endocarditis, yaitu infeksi pada katup jantung buatan.
Gejala
klinis endokarditis, sangat bervariasai dari yang ringan hingga yang terberat,
yaitu Endokarditis Akut, dan Endokarditis Subakut,
1.
Endokarditis Akut biasanya dimulai secara tiba-tiba dengan demam tinggi
38,9-40,9 Celsius, denyut jantung yang cepat, kelelahan dan kerusakan katup
jantung yang cepat dan luas. Vegetasi endokardial (emboli) yang
terlepas bisa berpindah dan menyebabkan infeksi tambahan di tempat lain
Penimbunan nanah (abses) dapat terjadi di dasar katup jantung yang
terinfeksi atau di tempat tersangkutnya emboli yang terinfeksi. Katup jantung
bisa mengalami perforasi (perlubangan) dan dalam waktu beberapa hari
bisa terjadi kebocoran besar. Beberapa penderita mengalami syok; ginjal
dan organ lainnya berhenti berfungsi (sindroma sepsis). Infeksi arteri
dapat memperlemah dinding pembuluh darah dan meyebabkan robeknya pembuluh
darah. Robekan ini dapat berakibat fatal, terutama bila terjadi di otak atau
dekat dengan jantung
2.
Endokarditis Sub Akut bisa menimbulkan gejala beberapa bulan sebelum
katup jantung rusak atau sebelum terbentuknya emboli. Gejalanya berupa
kelelahan, demam ringan 37,2-39,2 Celsius, penurunan berat badan, berkeringat
dan anemia. Diduga suatu endokarditis jika seseorang mengalami demam
tanpa sumber infeksi yang jelas, jika ditemukan murmur jantung yang baru
atau jika murmur yang lama telah mengalami perubahan. Limpa bisa membesar, Pada
kulit timbul binti-bintik yang sangat kecil, juga di bagian putih mata atau
dibawah kuku jari tangan. Bintik-bintik ini merupakan perdarahan yang sangat
kecil yang disebabkan oleh emboli kecil yang lepas dari katup jantung. Emboli
yang lebih besar dapat menyebabkan nyeri perut, penyumbatan mendadak pada
arteri lengan atau tungkai, serangan jantung atau (stroke).
C. Etiologi
Endokarditis
paling banyak disebabkan oleh streptokokus viridans yaitu mikroorganisme yang
hidup dalam saluran napas bagian atas. Sebelum ditemuklan antibiotik, maka 90 -
95 % endokarditis infeksi disebabkan oleh streptokokus viridans, tetapi sejak
adanya antibiotik streptokokus viridans 50 % penyebab infeksi endokarditis yang
merupakan 1/3 dari sumber infeksi. Penyebab lain dari infeksi endokarditis yang
lebih patogen yaitu stapilokokus aureus yang menyebabkan infeksi endokarditis
subakut. Penyebab lainnya adalah stertokokus fekalis, stapilokokus, bakteri
gram negatif aerob/anaerob, jamur, virus, ragi, dan kandida.
Faktor
predisposisi diawali dengan penyakit-penyakit kelainan jantung dapat berupa
penyakit jantung rematik, penyakit jantung bawaan, katub jantung prostetik,
penyakit jantung sklerotik, prolaps katub mitral, post operasi jantung,
miokardiopati hipertrof obstruksi.
Endokarditi
infeksi sering timbul pada penyakit jantung rematik dengan fibrilasi dan gagal
jantung. Infeksi sering pada katub mitral dan katub aorta. Penyakit jantung
bawaan yang terkena endokarditis adalah penyakit jantung bawaan tanpa
ciyanosis, dengan deformitas katub dan tetralogi fallop. Bila ada kelainan
organik pada jantung, maka sebagai faktor predisposisi endokarditis infeksi
adalah akibat pemakaian obat imunosupresif atau sitostatik, hemodialisis atau
peritonial dialisis, serosis hepatis, diabetis militus, penyakit paru
obstruktif menahun, penyakit ginjal, lupus eritematosus, penyakit gout, dan
penyalahan narkotik intravena.
Faktor
pencetus endokarditis infeksi adalah ekstrasi gigi atau tindakan lain pada gigi
dan mulut, kateterisasi saluran kemih, tindakan obstretrik ginekologik dan
radang saluran pernapasan.
D. Manifestasi Klinis
Sering
pasien tidak mengetahui dengan jelas sejak kaluhan penyakitnya timbul. Pada
beberapa pasien, manifestasi penyakit menjadi jelas sesudah cabut gigi, infeksi
saluran nafas atau tindakan lain. Keluhan umum yang sering diderita adalah
demam, lemah, letih, lesu, keringat malam banyak, anoreksia, berat badan
menurun dan sakit sendi. Bila terjadi emboli akan timbul keluhan seperti
paralisis, sakit dada, sakit perut, hematuria, buta mendadak, sakit pada jari
tangan, dan kaki dan sakit pada kulit.
Berikut tanda dan gejala endokarditis:
1.
Peningkatan suhu berulang
2.
Menggigil dan diaforesis bergantian; dapat terjadi
pada malam hari
3.
Malaise (sensasi
ketidaknyamanan umum atau rasa gelisah, lesu atau tidak enak badan).
4.
Artralgia, yaitu nyeri pada satu atau lebih sendi.
5.
Tanda embolisasi
6.
Petechie, yaitu bintik-bintik
merah akibat perdarahan didalam kulit.
7.
Konjungtiva anemis
8.
Palatum, mukosa mulut
9.
Anoreksia
10. Penurunan
berat badan
11. Sakit kepala
12. Splenomegalin (pembesaran limpa).
13. Bunyi
jantung : awal normal, lanjut murmur.
E. Patofisiologi
Kuman
paling sering masuk melalui saluran napas bagian atas selain itu juga melalui
alat genital dan saluran pencernaan, serta pembuluh darah dan kulit (melalui jarum suntik yang tidak steril).
Pada saluran pencernaan
bakteri dapat masuk melaui makanan atau minuman yang terkontaminasi bakteri.
Ketika terjadi luka pada mulut (misalnya sariawan, gigi yang berlubang) akan
memudahkan bakteri masuk ke pembuluh darah, bakteri terbawa ke jantung sehingga
menyebabkan kerusakan pada lapisan endokardium.
Endokard
yang rusak dengan permukaannya tidak rata mudah sekali terinfeksi dan
menimbulakan vegetasi yang terdiri atas trombosis dan fibrin. Vaskularisasi
jaringan tersebut biasanya tidak baik, sehingga memudahkan mikroorganisme
berkembang biak dan akibatnya akan menambah kerusakan katub dan endokard, kuman
yang sangat patogen dapat menyebabkan robeknya katub hingga terjadi kebocoran.
Infeksi dengan mudah meluas ke jaringan sekitarnya, menimbulkan abses miokard
atau aneurisme nekrotik. Bila infeksi mengenai korda tendinae maka dapat terjadi
ruptur yang mengakibatkan terjadinya kebocoran katub.
Pembentukan
trombus yang mengandung kuman dan kemudian lepas dari endokard merupakan
gambaran yang khas pada endokarditis infeksi. Besarnya emboli bermacam-macam.
Emboli yang disebabkan jamur biasanya lebih besar, umumnya menyumbat pembuluh
darah yang besar pula. Tromboemboli yang terinfeksi dapat teranggkut sampai di
otak, limpa, ginjal, saluran cerna, jantung, anggota gerak, kulit, dan paru.
Bila emboli menyangkut di ginjal. akan meyebabkan infark ginjal,
glomerulonepritis. Bila emboli pada kulit akan menimbulkan rasa sakit dan nyeri
tekan.
F. Komplikasi
1.
Abses
(penimbunan nanah).
2.
Penyakit
katup jantung.
3.
Miokarditis.
4.
Embolisasi
5.
Serebral
6.
Ginjal
7.
Splenik
8.
Koroner
G. Pemeriksaan Diagnostik
1.
Laboratorium
Leukosit dengan jenis netrofil, anemia normokrom normositer, LED meningkat, immunoglobulin serum meningkat, uji fiksasi anti gama globulin positf, total hemolitik komplemen dan komplemen C3 dalam serum menurun, kadar bilirubin sedikit meningkat.
Pemeriksaan umum urine ditemukan maka proteinuria dan hematuria secara mikroskopik. Yang penting adalah biakan mikro organisme dari darah . Biakan harus diperhatikan darah diambil tiap hari berturut-turut dua / lima hari diambil sebanyak 10 ml dibiakkan dalam waktu agak lama (1 - 3 minggu) untuk mencari mikroorganisme yang mungkin berkembang agak lambat. biakkan bakteri harus dalam media yang sesuai. NB: darah diambil sebelum diberi antibiotik . Biakan yang positif uji resistansi terhadap antibiotik.
Leukosit dengan jenis netrofil, anemia normokrom normositer, LED meningkat, immunoglobulin serum meningkat, uji fiksasi anti gama globulin positf, total hemolitik komplemen dan komplemen C3 dalam serum menurun, kadar bilirubin sedikit meningkat.
Pemeriksaan umum urine ditemukan maka proteinuria dan hematuria secara mikroskopik. Yang penting adalah biakan mikro organisme dari darah . Biakan harus diperhatikan darah diambil tiap hari berturut-turut dua / lima hari diambil sebanyak 10 ml dibiakkan dalam waktu agak lama (1 - 3 minggu) untuk mencari mikroorganisme yang mungkin berkembang agak lambat. biakkan bakteri harus dalam media yang sesuai. NB: darah diambil sebelum diberi antibiotik . Biakan yang positif uji resistansi terhadap antibiotik.
2.
Echocardiografi
Diperlukan untuk:
Diperlukan untuk:
a.
Melihat vegetasi pada katub aorta
terutama vegetasi yang besar ( > 5 mm).
b.
Melihat dilatasi atau hipertrofi atrium
atau ventrikel yang progresif.
c.
Mencari penyakit yang menjadi
predisposisi endokarditis ( prolap mitral, fibrosis, dan calcifikasi katub
mitral ).
d.
Penutupan katub mitral yang lebih dini
menunjukkan adanya destrruktif katub aorta dan merupakan indikasi untuk
melakukan penggantian katub.
3.
Pemeriksaan rontgen, untuk melihat adanya klasifikasi pada katub.
4.
Sinar X dada, dapat menunjukkan
pembesaran jantung, infiltrasi pulmonal.
5.
Kultur darah, dilakukan untuk
mengisolasi bakteri, virus dan jamur penyebab.
H. Penatalaksanaan
Prinsip
dasar dalam pengobatan endokarditis membasmi kuman penyebab secepat mungkin,
tindakan operasi pada saat yang tepat bila diperlukan. Mengobati kompliikasi
yang terjadi.
Sasaran
pengobatan adalah eradikasi total organisme penyerang melalui dosis adekuat
agen antimicrobial yang sesuai.
1. Isolisasikan
organisme penyebab melalui seri kultur darah. Kultur darah dilakukan untuk
membantu perjalanan terapi.
2. Setelah
pemulihan dari proses infeksi, kerusakan katub serius mungkin membutuhkan
pengganti katub.
3. Suhu tubuh
pasien dipantau untuk keefektifan pengobatan.
Penatalaksanaan
medis umum:
1. Tirah baring
2. Farmakoterapi:
antibiotic (vancomycyn, khususnya untuk streptokokus viridians).
3. Penderita
dirawat di rumah sakit dan mendapatkan antibiotic intravena dosis tinggi selama
minimal 2 minggu. Pemberian antibiotik saja tidak cukup pada infeksi katub
buatan. Mungkin perlu dilakukan pembedahan jantung untuk memperbaiki atau
mengganti katub yang rusak dan membuang vegetasi. Sebagai tindakan pencegahan,
kepada penderita kelainan katub jantung, setiap akan menjalani tindakan gigi
maupun pembedahan sebaiknya diberikan antibiotik.
Pengobatan
akan berhasil baik bila dimulai sedini mungkin, obat tepat (terutama
sesuai dengan uji resistensi) valid, dan waktu yang cukup. Pengobatan empiris
untuk endokarditis akut adalah dengan nafisilin 2g/ 4 jam, ampisilin 2g/ 4 jam
dan gntamisin 1,5 mg/kg BB 8/ jam. Sedangkan untuk endokarditis sub akut cukup
dengan ampisilin dan gematisin. Pada orang dewasa atau anak- anak dengan
endokarditis disertai kelainan jantung reumatik dan bawaan dapat diberi
pinisilin G 2,4- 6 juta unit/hari diteruskan selama 4 minggu. Penisilin diberi
secara parenteral selama 2 minggu dan selanjutya diberi parenteral atau oral
(penisislin V). dap[at ditambahkan streptomicyn 0,5 mg tiap 12 jam selama 2
minggu. Pada orang tua atau wanita setelah tindakan stentri dan ginekologis
dapat diberi penisilin G 1,2- 2,4 juta unit/ hari parenteral ditambah
gentamicyn 3-5 mg/ kg BB yang dibagi dalam 2 -3 dosis. Ampisilin dapat dipakai
dengan dosis 6-12 g sehari. Lama pengobatan minimal 4-6 minggu. Bila kuman
resisten terhadap penisilin, dapat dipakai sefalotin 1,5 g tiap 3 jam iv atau
nafsin 1,5 g tiap 4 jam, oksasilin 12g/ hari atau vankomisin tiap 6 jam atau
eritromisin 0,5 g tiap 8 jam. Endokarditis yang disebabkan oleh jamur biasanya
fatal, doberikan amfotetisin B 0,5-1,2 mg/ hari iv dan flurositosin 150 mg/ kg
BB per oral.
Resiko
mortalitas dan morbiditas tinggi pada tindakan bedah yang terlalu awal, Tapi
apabila pembedahan terlambat dilakukan, pasien dapat meninggal karena
hemidinamik yang buruk atau komplikasi berat. Indikasi bedah adalah gagal
jantung yang tidak dapat diatasi dengan obat- obatan, septikimia yang tidak
berespon dengan pengobatan antibiotik, perluasan infeksi intrakardiak,
endokarditis pada lesi jantung bawaan, dan endokarditis karena jamur.
Profilaksis antibiotik
diperlukan pada tindakan yang memungkinkan terjadinya bakterimia, misalnya
operasi atau pencabutan gigi, American heart association merekomendasikan
pemberian amoksisilin 3g secara oral pada 1 ajm sebelum prosedur, diikuti 1,5g
pada 6 jam setelah dosis inisial. Bila pasien alergi terhadap penisilin, dapat
diberiakan 800mg klindamisin oral 1 ajm sebelum prosedur, diikuti pemberian
berikutnya 6 jam setelah dosis inisial.
I. Asuhan Keperawatan
1.
Pengkajian
Proses
pengkajian gawat darurat meliputi:
Pengkajian
Primer:
a.
Airway
Yang perlu
diperhatikan yaitu:
1)
Ada tidaknya
sumbatan jalan napas
2)
Distress
pernapasan
3)
Kemungkinan
fraktur servikal
4)
Sumbatan
jalan napas total:
a)
Pada pasien
sadar : memegang leher, gelisah, sianosis.
b)
Pasien tidak
sadar : tidak terdengar suara nafas dan sianosis.
b. Breathing
Yang perlu diperhatikan yaitu:
1)
Frekuensi
napas
2)
Suara
pernapasan
3)
Adanya udara
keluar dari jalan napas
Cara pengkajian:
1)
Look : lihat
pergerakan dada, irama, kedalaman, simetris atau tidak, dyspnea. Lihat juga
apakah kesadaran menurun, gelisah, adanya jejeas diatas clavikula, serta adanya
penggunaan otot tambahan.
2)
Listen :
dengan atau tanpa stetoskop apakah ada suara tambahan.
3)
Feel
c. Circulation
Yang perlu diperhatikan yaitu:
1)
Ada tidaknya
denyut nadi karotis
2)
Ada tidaknya
tanda-tanda syok
3)
Ada tidaknya
perdarahan eksternal
Pengkajian
sekunder, meliputi:
a.
Identitas
klien
b.
Penanggung
jawab
c.
Riwayat
penyakit
d.
SAMPLE (Sign
and Symptoms, Allergy, Medication, Past Medical History, Last meal, Event
leading).
e.
Metode untuk
pengkajian nyeri : PQRST
f.
Psikososial
g.
Pemeriksaan
penunjang
2.
Diagnosa Keperawatan
a.
Penurunan curah jantung b/d gangguan pada katub jantung
dan endothelium
b.
Hipertermia
b.d proses penyakit.
c.
Nyeri b.d penurunan suplai darah ke miokardium
sekunder karena penurunan perfusi
d.
Resiko perubahan
nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d anoreksia, mual, dan muntah
e.
Kurang
pengetahuan yang berhubungan dengan kurang informasi tentang proses penyakit,
cara pencegahan, dan terjadinya komplikasi
DAFTAR
PUSTAKA
Leatham, Aubrey.(2002).Kardiologi.Jakarta:
Erlangga.
Muttaqin, Arif.(2009).Asuhan
Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem Kardiovaskular dan Hematologi.Jakarta:
Salemba Medika.
Wilkinson,Judith.M.(2006).Buku Saku
Diagnosis Keperawatan dengan Intervensi NIC dan Kriteria Hasil NOC.Jakarta:
EGC.
http://paldianakgaul.blogspot.com/2012/04/askep-gastritis.html
November 16, 2012 at 3:05 PM
wah, artikel yg menarik sekali...
hehehehehe, salam sukses ya,,, :)