BAB
II
PEMBAHASAN
A. Struktur
Sel Saraf
Jaringan saraf tersusun
oleh sel-sel saraf yang disebut neuron. Neuron ini banyak dan bercabang-cabang,
menghubungkan jaringan satu dengan yang lain. Setiap sel saraf terdiri atas
badan sel saraf, akson (neurit), dendrit, dan selubung saraf. Badan sel-sel
saraf kemudian berkumpul membentuk ganglion. Ganglion-ganglion ini letaknya
hanya pada tempat tertentu, yaitu di kiri dan kanan sumsum tulang belakang.
Jaringan saraf dibentuk oleh sel saraf yang disebut neuron. Neuron terdiri atas badan sel dan serabut sel. Serabut sel terdiri atas dendrit dan akson (Gambar 1). Badan sel berkumpul di pusat saraf dan ganglion
(kumpulan badan sel saraf).
(a) Sel saraf
dilihat dengan menggunakan mikroskop elektron dengan pembesaran 3.600x.(b)
Struktur sel saraf dengan bagian-bagiannya.
1. Badan sel
Badan sel saraf
terletak di pusat saraf dan ganglion. Ganglion adalah kumpulan badan sel saraf
yang letaknya tertentu, misalnya di kiri-kanan sumsum tulang belakang. Badan sel, berwarna kelabu, terdiri atas membran
sel,
sitoplasma (neuroplasma), nukleus, nukleolus, dan retikulum endoplasma.
a. Struktur membran sel
Komponen penyusun membran sel terdiri dari komponen lipid,
protein dan karbohidrat. Ratio komposisi tiap-tiap komponen tidaklah sama pada
setiap membran sel karena tergantung dari tipe selnya juga spesiesnya. Umumnya,
kandungan lipid pada membran sel berkisar 40%, protein 40%, karbohidrat 1-10%
dan air 20%.
Lipid pada
membran sel memiliki dua lapisan dimana satu lapisan terorientasi ke arah luar
dan lapisan yang lain terorientasi ke arah sitoplasma. Protein pada membran sel
merupakan protein globuler.Protein-protein tersebut terdistribusi secara tidak merata pada membran sel. Sebagian
protein membran terletak pada bagian perifer dan sebagian yang lainnya tertanam
pada setengah lapisan lipid atau tertanam menembus kedua lapisan lipid. Bagian
karbohidrat membran sel biasanya dalam bentuk oligosakarida. Karbohidrat pada
membran biasanya terikat pada lipid dan sebagian yang lainnya terikat pada
protein.
1)
Lipid
Setiap
molekul lipid bersifat amfifatik. Lipid amfifatik mengandung komponen ekor yang
bersifat hidrofobik (tidak suka air) dan komponen kepala yang bersifat
hidrofilik (suka air). Lipid membran terdiri dari 3 kelas utama yaitu :
fosfolipid, glikospingolipid, dan sterol.
a) Fosfolipid
Terdapat dua
macam fosfolipid yaitu fosfogliserida dan sfingomielin. Fosfogliserida
merupakan unsur yang paling banyak, mempunyai rangka gliserin, mengikat dua
asam lemak dengan ikatan ester pada C1 dan C2. Bisa juga mengikat alkohol
terfosforilasi (serin, etanolamin, kolin, inositol). Sedangkan sfingomielin
mempunyai rangka sfingosin (derivat amino alkohol) mengikat satu asam lemak
dengan ikatan amida yang merupakan unsur dalam selubung mielin. Sfingomielin
banyak dijumpai pada jaringan otak dan saraf.
b) Glikospingolipid
Merupakan
lipid yang mengandung gula seperti:
Serebrosida
(mengandung ikatan heksosa tunggal, glukosa atau galaktosa) dan gangliosida
(mengandung ikatan gula yang lebih kompleks) dimana keduanya secara khusus
penting dalam system saraf pusat.
c) Sterol
Sterol yang
lazim dijumpai adalah kolesterol. Merupakan komponen utama dalam membran plasma,
sedikit pada badan golgi, mitokondria dan nucleus. Letak kolesterol tersisip
diantara fosfolipid dan berperan dalam menentukan tingkat fluiditas membran.
2)
Protein
membran sel
Membran
merupakan suatu mozaik fluida yang terdiri atas lipid, protein, dan
karbohidrat. Protein menentukan sebagian besar fungsi spesifik membran. Ada dua
protein utama membran yaitu protein integral dan protein
periferal. Protein integral adalah protein transmembran dengan daerah
hidrofobik membentang sepanjang interior hidrofobik membran tersebut. Daerah
hidrofobik protein integral terdiri atas satu atau lebih rentangan asam amino
nonpolar, yang biasanya tergulung menjadi heliks-a. Bagian yang hidrofilik
berada pada kedua sisi yang aqueous. Protein periferal tidak tertanam dalam bilayer lipid
melainkan terikat longgar pada permukaan membran. (Champbell :2002, 143 )
3)
Karbohidrat
Karbohidrat
membran memiliki fungsi untuk mengenali satu jenis sel tetangga, yang menjadi
dasar penolakan terhadap sel asing. Karbohidrat pada membran biasanya berbentuk
oligosakarida. Beberapa oligosakarida secara kovalen terikat dengan lipid
(membentuk glikolipid) dan sebagian besar terikat secara kovalen dengan protein
(membentuk glikoprotein). Molekul dan lokasi yang beragam pada permukaan sel
membuat oligosakarida dapat berfungsi sebagai penanda yang membedakan sel yang
satu dengan yang lainnya.
b. Sitoplasma
Sitoplasma adalah bagian sel yang
terbungkus membran sel. Sitoplasma adalah bagian interior sel yang tidak
ditempati oleh nukleus.Sitoplasma terdiri dari organel dan sitosol (massa
kompleks mirip gel). Sitosol adalah suatu massa semi cair yang diikat oleh
jaringan protein luas yang membentuk sitoskeleton. Jaringan sitoskeleton
tersusun atas mikrotubulus, mikrofilamen dan filamen intermediat. Sitoskeleton
berfungsi untuk menyokong bentuk sel dan memungkin terjadinya gerakan-gerakan
organel di dalam sitoplasma.
c. Nukleus
Nukleus adalah merupakan organ terbesar sel, dengan
ukuran diameter antara 10-20 nm. Nukleus memiliki bentuk bulat atau lonjong.
Hampir semua sel memiliki nukleus, karena nukleus ini berperan penting dalam
aktivitas sel, terutama dalam melakukan sintesis protein. Namun ada beberapa
sel yang tidak memiliki nukleus antara lain sel eritrosit dan sel trombosit.
Pada kedua sel ini aktivitas metabolisme terbatas dan tidak dapat melakukan
pembelahan. Biasanya sebuah sel hanya memiliki satu nukleus saja, yang terletak
di tengah. Namun ada sel-sel yang memiliki inti lebih dari satu yaitu pada sel
parenkim hati dan sel otot jantung, yang memiliki dua buah nukleus. Adapun pada
sel otot rangka terdapat banyak nukleus.
Fungsi utama nukleus adalah untuk menjaga integritas
gen-gen tersebut dan mengontrol aktivitas sel dengan mengelola ekspresi gen.
Selain itu, nukleus juga berfungsi untuk mengorganisasikan gen saat terjadi
pembelahan sel, memproduksi mRNA untuk mengkodekan protein, tempat sintesis
ribosom, tempat terjadinya replikasi dan transkripsi dari DNA, serta mengatur
kapan dan di mana ekspresi gen harus dimulai, dijalankan, dan diakhiri.
d.
Nukleolus
Nukleoplasma terdiri atas cairan inti yang tersusun
dari zat protein inti yang disebut dengan nukleoprotein.
e.
Endoplasma
Di dalam
nukleolus banyak terkandung kromosom, yaitu benang-benang halus DNA. Fungsi
Kromosom tersebut berfungsi untuk
·
menentukan ciri-ciri yang dimiliki sel;
·
mengatur bentuk sel;
·
menentukan generasi selanjutnya.
2. Dendrit, merupakan lanjutan atau percabangan badan
sel saraf. Dendrit berfungsi menerima impuls yang datang dari
ujung akson lain, selanjutnya membawa impuls tersebut ke dalam badan sel saraf.
Dendrit disebut juga serabut pendek neuron.
3.
Neurit (akson)
disebut juga serabut panjang neuron. Neurit berfungsi
meneruskan impuls yang berasal dari badan sel saraf ke sel-sel saraf yang lain.
Bagian badan sel saraf yang berhubungan dengan akson berbentuk segitiga
dinamakan akson hillcok. Neurit terbungkus oleh selubung mielin. Selubung ini
tersusun oleh sel-sel Schwann. Mielin berfungsi sebagai isolator. Bagian neurit
yang tidak berselubung mielin disebut nodus ranvier. Nodus ranvier berfungsi
mempercepat jalannya impuls. Ujung neurit disebut terminal percabangan yang
akan bertemu dengan ujung dendrit sel neuron yang lain. Pertemuan kedua ujung
sel neuron yang berbeda disebut sinapsis.
B.
Proses Penghantar Impuls
Jalannya impuls dimulai dari adanya rangsangan atau
stimulan dari luar yang ditangkap oleh dendrit. Dendrit membawa rangsang menuju
badan sel. Dari badan sel impuls akan diteruskan ke akson (neurit). Akson
inilah yang akan menyampaikan impuls ke sel-sel saraf yang akhirnya disampaikan
ke organ efektor. Akson dibungkus oleh selubung lemak yang disebut selubung mielin. Selubung tersebut
adalah perluasan membran sel yang mengiringi akson. Di bagian tertentu,
selubung mielin menipis, kemudian menebal kembali. Bagian selubung mielin yang
menipis tersebut dinamakan nodus
Ranvier. Nodus ini sangat berperan untuk penguatan dan percepatan
pengiriman impuls saraf. Pembagian sel neuron berdasarkan fungsinya dibedakan menjadi
tiga, yaitu:
1. Neuron aferen, Saraf sensorik bertugas menghantarkan rangsang dari
organ penerima rangsang (reseptor) ke pusat susunan saraf yaitu otak dan sumsum tulang belakang. Sekelompok
badan sel neuron sensorik berkumpul membentuk ganglion yang berlanjut ke sumsum
tulang belakang. Akson euron sensori membawa rangsangan menuju ke jaringan
saraf pusat, baik sum-sum tulang belakang atau otak. Oleh karena itu, penerima
rangsang ini sering disebut juga neuron
sensorik.
2. Neuron intermedier, penghubung antara neuron aferen dan neuron eferen.
Neuron intermedier terdapat di sistem saraf pusat. Neuron intermedier
meneruskan rangsang dari neuron aferen ke neuron eferen, atau ke neuron
intermedier yang lain.
3. Neuron eferen, meneruskan impuls saraf yang diterima dari neuron
intermedier. Pesan yang dikirim menentukan tanggapan tubuh terhadap rangsang
yang diterima oleh neuron aferen. Dendrit dari neuron eferen menempel di otot
sehingga sering disebut juga neuron
motorik.
Pembagian sel
neuron berdasarkan strukturnya dibedakan menjadi tiga, yaitu neuron unipolar,
neuron bipolar, dan neuron multipolar.
1.
Neuron unipolar yaitu neuron
yang memiliki satu buah akson yang bercabang.
2.
Neuron bipolar yaitu
neuron yang memiliki satu akson dan satu dendrit.
3.
Neuron multipolar yaitu
neuron yang memiliki satu akson dan sejumlah dendrit.