BAB I
PENDAHULUAN


A.    Latar Belakang
Multikulturalisme adalah sebuah filosofi – terkadang ditafsirkan sebagai ideologi – yang menghendaki adanya persatuan dari berbagai kelompok kebudayaan dengan hak dan status sosial politik yang sama dalam masyarakat modern. Istilah multikultural juga sering digunakan untuk menggambarkan kesatuan berbagai etnis masyarakat yang berbeda dalam suatu negara.
Indonesia merupakan salah satu negara multikultural terbesar di dunia, mengingat kondisi 2 komponen holistic (sosio–kultural) dan geografisnya yang kompleks serta beragam. Draine mengemukakan ”The Indonesian personality has long absorbed foreign cultural influences and converted them into something indigenous”. Berbagai macam kultur yang mempengaruhi Indonesia akhirnya melahirkan suatu kehidupan multikulturalisme yang kompleks dan penuh dengan pluralitas.
Untuk itu, diperlukan asuhan keperawatan yang khusus yang berfokus pada komponen holistik seluruhnya (fisiologi – psikologi – sosial – cultural – spiritual) agar dicapai peningkatan derajat kesehatan masyarakat secara umum dan peningkatan pengetahuannya mengenai hidup sehat serta mampu merealisasikan ide tersebut kedalam kehidupan nyata dalam bentuk perilaku sehat yang benar, maka dari itu kami (selaku penyusun makalah ini), akan menjabarkan tentang elemen dalam pengkajian keperawatan transkultural dan strategi untuk multikultural dalam praktik keperawatan agar dapat diterapkan dalam tindakan proses keperawatan yang nyata sehingga semua tujuan tadi tercapai dengan kualitas maksimal.




B.     Rumusan Masalah
1.      Apa pengertian pengkajian keperawatan transkultural?
2.      Terdiri dari apasajakah faktor-faktor yang menjadi bagian dari pengkajian keperawatan transkultural yang terdapat dalam “Leininger’s Sunrise Model” ?
3.      Bagaiamana cara pengisian format pengkajian keperawatan transkultural?
4.      Bagaimana contoh hasil pengkajian keperawatan transkultural?


C.    Tujuan Penulisan
1.      Tujuan Umum
Mahasiswa mampu memahami elemen dalam pengkajian keperawatan transkultural dan strategi untuk multikultural dalam praktik keperawatan.
2.      Tujuan Khusus
Mahasiswa mampu menjelaskan tentang :
a.      Pengertian pengkajian keperawatan transkultural.
b.      Faktor-faktor yang menjadi bagian dari pengkajian keperawatan transkultural yang terdapat dalam “Leininger’s Sunrise Model”.
c.       Cara pengisian format pengkajian keperawatan transkultural
d.      Contoh hasil pengkajian keperawatan transkultural.


D.    Metode Penulisan
Penyusunan makalah ini dibuat dengan menggunakan metode deskriptif melalui pengumpulan data dari berbagai literatur atau sumber.






E.     Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan pada makalah ini yaitu :
BAB I       : Pendahuluan yang terdiri dari latar belakang, rumusan masalah, tujuan penulisan, metode penulisan dan sistematika penulisan.
BAB II      : Tinjauan teoritis tentang elemen dalam pengkajian keperawatan transkultural dan strategi untuk multicultural dalam praktik keperawatan.
BAB III    : Penutup yang teridiri dari kesimpulan dan saran.
DAFTAR PUSTAKA


BAB II
PEMBAHASAN


PETA KONSEP
Proses Keperawatan Transkultural
Pengkajian Keperawatan Transkultural
Diagnose Keperawatan Transkultural
Rencana Tindakan Keperawatan Transkultural
Tindakan Keperawatan Transkultural
Terdiri dari
Belajar memahami budaya klien memerlukan belajar tentang orientasi budaya anda sendiri dan diri anda sendiri. “seseorang yang akan mengubah orang lain dirinya sendiri harus berubah”(Milo,1970). Budaya perawat berinteraksi dengan budaya klien (Leininger 2000).
Proses keperawatan transkultural adalah sistematika pemberian asuhan keperawatan berdasar latar belakang budaya pasien. Proses keperawatan merupakan pedoman seorng perawat dalam melakukan tindakan keperawatan terhadap pasien. Proses keperawatan melalui tahap-tahapnya merupakan sarana untuk mewujudkan praktik keperawatan, karena melalui tahap-tahap proses keperawatan pelayanan yang diberikan kepada klien menjadi lebih sistematis dan berkualitas. Alat ukur kompetensi seorang perawat dalam mengaplikasikan asuhan keperawatan transkultural adalah bagaimana perawat mengintregasikan komunikasi, perilaku dan keahliannya dalam asuhan keperawatan melalui proses keperawatan transkultural. Proses keperawatan transkultural terdiri dari tahap pengkajian keperawatan transkultural , diagnosa keperawatan transkultural, rencana tindakan keperawatan transkultural, tindakan keperawatan dan evaluasi tindakan keperawatan transkultural.

A.    Pengkajian Keperawatan Transkultural
Langkah awal dari proses keperawatan adalah mencari informasi tentang pasien, informasi mencakup biopasikososiocultural dan spiritual. Data yang merupakan hasil dan pencarian informasi bisa diperoleh melalui pasien sendiri berdasarkan wawancara, respon verbal dan non verbal, keluarga dan orang lain yang terkait.
Pengkajian bidang transkultural dilakukan oleh seorang perawat profesional. Perawat transkultural menggunakan banyak cara dalam memahami untuk mecoba menyesuaikan pengalaman, interpretasi, dan harapan yang berbeda dalam budaya. Semua kelompok budaya meemiliki sistem waktu dalam keyakinan dan praktek kesehatan sehingga perawat dapat menginterpretasikan harapan antar kelompok. Wawancara kultural yang sensitif diperlukan untuk mengetahui siapa klien mereka. Keperawatan, untuk memberikan asuhan yang kongruent secara kultural, memeperhatikan hubungan antara diri sendiri dan orang lain, anatara penyakit psikologis dan fenomena tertentu seperti kemiskinan, penderitaan, kekerasan, penyakit kronis, dan penuaan, anatara budaya perawatan dan kejiwaan, dan dari klien, dan antara etika keperawatan dan ketentuan asuhan yang sesuai. Ketika perawat dan klien berasal dari latar belakang budaya yang berbeda, diagnosis akurat, keterampilan khusus dan memerlukan banyak waktu (Benner, Tanner & Chesia, 1996; Lipson & Streiger, 1996; Westermeyer, 1987 dalam Leininger 2000).
Wawancara dalam pengkajian merupakan tahap awal dari proses keperawatan, ada beberapa jenis pengakajian dalam proses keperawatan transkultural, diantaranya dari Purnell, Giger, dan Davidhizar, Leahy dan Kizilay, Andrews dan Boyle dan sebagainya, tetapi yang paling komprehensif dan sering digunakan adalah dari Leininger. Sunrise model yang sudah dijelaskan dibab sebelumnya merupakan prinsip proses keperawatan mulai tahap pengkajian sampai rencana tindakan keperawatan.
Ketika perawat akan melakukan pengkajian pada pasien dengan berbagai variasi latar belakang budaya, perawat harus mengevaluasi kesiapan dirinya dalam hal nilai budaya, kepercayaan dan perilaku, komunikasi dan kesiapan dalam mengkaji pada pasien dengan latar belakang budaya berbeda.
Menurut Leiniger dan Mc Farland (2002) beberapa tujuan dari pengkajian transkultural adalah : 1. Mencari budaya pasien, pola kesehatan dihubungkan dengan pandangan, gaya hidup, nilai budaya, kepercayaan dan faktor sosial, 2. Mendapatkan informasi budaya secara keseluruhan sebagai dasar pembuatan keputudan dan tindakan, 3. Mencari pola dan spesifikasi budaya, arti dan nilai yang dapat digunakan untuk membedakan kepetusan tindakan keperawatan bahwa nilai dan gaya hidup pasien dapat dibantu secara profesional, 4. Mencari area yang berpotensi menjadi konflik budaya, kelalaian dan perbedaan nilai antara pasien dan tenaga kesehatan, 5. Mengidentifikasi secara keseluruhan dan spesifik pola keperawatan budaya yang sesuai untuk pasien, 6. Mengidentifikasi perbandingan informasi keperawatan budaya diantara pasien yang berbeda atau yang sama untuk dapat digunakan sebagai pembelajaran dan penelitian, 7. Mengidentifikasi dua persamaan atau perbedaan pasien dalam pemberian kualitas perawatan, 8. Menggunakan teori dan pendekatan riset untuk mengartikan dan menjelaskan praktik untuk kesesuaian keperawatan dan area baru dari pengetahuan keperawatan transkultural.
Tujuan pengkajian tersebut mengambarkan bahwa pengkajian transkultural sangat penting dilakukan, suatu contoh perbedaan budaya yang digambarkan dalam hasil survei tentang pengkajian keperawatan transkultural dilakukan oleh Pratiwi Nety, Tambunan dan Daryo (2002), kelompok ini mengkaji proses keperawatan kemudian menganalisis dalam perspektik kultural. Adapun hasil penelitiannya adalah dalam pengkajian yang terdiri dari identitas pasien dan keluarga, riwayat peyakit, keluhan pasien yang merupakan data fokus dan keluhan utama. Pada identitas pasien didapatkan bahwa ketika pasien dirawat dirumah sakit ada perbedaan kebiasaan antar suku dalam memanggil nama, misalnya pada masyarakat jawa atau sunda yang menjalani rawat inap di rumah sakit, kelompok masyarakat ini akan memanggil tidak dengan nama aslinya, misalnya nama alias atau nama suaminya. Nama alias yang sering dipakai misalnya thole, ujang dan sebagainya. Sedangkan suku yang mempunyai marga ad kelompok tertentu yang memanggil nama marganya. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa penting didalam pengkajian keperawatan adanya nama alias yatranskultural Leininger yaitung harus dikaji secra formal.
Andrews dan Boyle (2003) menjelaskan beberapa faktor yang perlu dan penting diperhatikan ketika pengkajian terhadap pasien, hubungan perawat dan pasien tersebut bisa menggunakan sunrise model sebagai prinsip dalam melakukan pengkajian. Pengkajian dirancang berdasarkan 7 komponen yang ada pada “Leninger’s Sunrise Model” dalam teori keperawatan Leininger yaitu:
1.      Faktor Teknologi
Teknologi kesehatan adalah sarana yang memungkinkan manusia untuk memilih atau mendapat penawaran menyelesaikan masalah dalam pelayanan kesehatan.
Berkaitan dengan pemanfaatan teknologi kesehatan maka perawat perlu mengkaji berupa : persepsi klien tentang penggunaan dan pemanafatan teknologi untuk mengatasi permasalahan kesehtaan saat ini, alasan mencari bantuan kesehatan, persepsi sehat sakit, kebiasaan berobat atau mengatasi masalah kesehtaan. Alasan klien tidak mau operasi dan klien memilih pengobatan alternatif. Klien mengikuti tes laboraturium darah dan memahami makna hasil tes tersebut.
2.      Faktor Agama Dan Falsafah Hidup
Agama adalah suatu sistem simbol yang mengakibatkan pandangan dan motivasi yang amat realistis bagi para pemeluknya. Sifat realistis merupakan ciri khusus agama. Agama menyediakan motivasi kuat sekali untuk menempatkan kebenarannya diatas segalanya, bahkan diatas kehidupan sendiri.
Faktor agama yang perlu dikaji perawat seperti : agama yang di anut, kebiasaan agam yang berdampak positif terhadap kesehatan, berikhtiar sembuh tanpa mengenal putus asa, mempunyai konsep diri yang utuh, status pernikahan, persepsi klien terhadap kesehatan dan cara beradaptasi terhadap situasinya saat ini, cara pandang klien terhadap penyebab penyakit, cara pengobatan dan penularan kepada orang lain.
3.      Faktor Sosial Dan Keterikatan Kekeluargaan
Pada faktor sosial dan kekeluargaan yang perlu dikaji oleh perawat : nam lengkap dan nama panggilan dalam keluarga, umur atau tempat dan tanggal lahir, jenis kelamin, status, tipe keluarga, pengambilan keputusan dalam anggota keluarga, kebiasaan yang dilakukan rutin oleh keluarga misalnya arisan keluarga, kegiatan yang dilakukan bersama masyarakat misalnya : ikut kelompok olahraga atau pengajian.
4.      Faktor Nilai-Nilai Budaya Dan Gaya Hidup
Nilai adalah konsep-konsep abstrak didalam diri manusia, mengenai apa yang dianggap baik apa yang dianggap buruk. Nilai-nilai  budaya adalah sesuatu yang dirumuskan dan ditetapkan oleh penganut budaya yang dianggap baik atau buruk. Norma adalah aturan sosial atau patokan prilaku yang dianggap pantas. Norma-norma budaya adalah suatu kaidah yang mempunyai sifat penerapan terbatas pada penganut  budaya terkait.
Hal-hal yang perlu dikaji berkaitan dengan nilai-nilai budaya dan gaya hidup adalah : posisi dan jabatan misalnya ketua adat atau direktur, bahasa yang digunakan, bahasa non verbal yang ditunjukkan klien, kebiasaan membersihkan diri, kebiasaan makan, makan pantang berkaitan dengan kondisi sakit, saran hiburan yang biasa dimanfaatkan dan persepsi sakit berkaitan dengan aktivitas sehari-hari, misalnya sakit apabila sudah tergeletak dan tidak dapat pergi kesekolah atau ke kantor.


5.      Faktor Kebijakan Dan Peraturan Rumah Sakit Yang Berlaku
Kebijakan dan peraturan rumah sakit yang berlaku adalah segala sesuatu yang mempengaruhi kegiatan individu dan kelompok dalam asuhan keperawatan transkultural (Andrew & Boyle, 1995), seperti peraturan dan jam berkunjung, klien harus memakai baju seragam, jumlah anggota keluarga yang boleh menunggu, hak dan kewajiban klien yang harus dikontrakkan oleh rumah sakit, cara pembayaran untuk klien yang dirawat.
6.      Faktor Ekonomi
Klien yang dirawat di rumah sakit memanfaatkan sumber-sumber material yang dimiliki untuk membiayai sakitnya agar segera sembuh. sumber ekonomi yang pada umumnya dimanfaatkan klien antara lain : asuransi, biaya kantor, tabungan dan patungan antar anggota keluarga. Faktor ekonomi yang perlu dikaji oleh perawat antara lain seperti pekerjaan klien, sumber biaya pengobatan, kebiasaan menabung dan jumlah tabungan dalam sebulan. Faktor ekonimi dapat ikut menentukan pasien atau keluarganya dirawat di ruang yang sesuai dengan daya embannya.
7.      Faktor Pendidikan
Latar belakang pendidikan klien adalah pengalaman klien dalam menempuh jalur pendidikan formal tertinggi saat ini. Didalam menempuh pendidikan formal tersebut terjadi suatu proses eksperimental. Suatu proses menghadapi dan menyelesaikan masalah yang dimulai dari keluarga dan selanjutnya dilanjutkan kepada pendidikan diluar keluarga (Leininger, 1984). Semakin tinggi pendidikan klien maka keyakinannya harus didukung oleh bukti-bukti ilmiah yang rasional dan dapat belajar beradaptasi terhadap budaya yang sesuai dengan kondisi kesehatannya.
Perawat perlu mengkaji latar belakang pendidikan klien meliputi tingkat pendidikan klien dan keluarga, jenis pendidikannya, serta kemampuan klien belajar secara aktif mandiri tentang pengalaman sakitnya sehingga tidak terulang kembali.
Sebelum mengkaji 7 komponen diatas dalam pengkajian transkutural perlu dikaji data demografi klien yang meliputi nama lengkap, nama panggilan, nama keluarga, alamat, lama tinggal di tempat ini, jenis kelamin, tempat lahir, diagnosa medis, No. Registrasi. Data tersebut perlu dikaji untuk mengetahui data umum dari klien.

Cara Pengisian Format Pengkajian Keperawatan Transkultural
Cara pengkajian transkultural ini diterjemahkan dari Leininger (2000) oleh mahasiswa magister komunitas Universitas Indonesia dan dimodifikasi oleh penulis dari pengkajian Andrews dan Boyle (2003)
1.      Data Demografi
Data Demografi meliputi :
a.       Nama lengkap : …
b.      Nama panggilan : …
·         Pada suku yang berbeda, masing-masing memiliki nama panggilan yang berbeda pula dengan nama aslinya. Contoh : ujang, tole, dan sebagainya.
·         Pada suku tertentu apabila sudah menikah wanita dipanggil dengan nama suaminya.
c.       Nama keluarga : …
Pada suku di Indonesia maupun di luar negeri ada yang mencantumkan nama keluarga
d.      Alamat : …
e.       Lama tinggal di tempat ini : …
(lama tinggal ini perlu dikaji sebab akan mempengaruhi klien dan perilaku berbudaya. Menurut Andrew dan Boyle (2003) Budaya akan berubah dari waktu ke waktu
f.        Jenis kelamin (laki-laki/perempuan) : …
g.      Tempat lahir : …
h.      Diagnosis medis : …
i.        No. register :
2.      Data Biologis / Variasi Biokultural
Dikaji warna kulit, rambut, struktur tubuh, bentuk wajah; penyakit resiko seperti kanker kulit, sicle sel; penyakit spesifik genetic seperti hipertensi, kardiovaskular dan sebagainya.

3.      Faktor Teknologi
Beberapa hal yang perlu dikaji dalam faktor teknologi meliputi :
a.       Alat yang digunakan untuk bepergian (kebiasaan berjalan kaki pada keyakinan tertentu di anggap melanggar apabila menggunakan kendaraan bermotor sebagai alat transportasi) …
b.      Alat yang digunakan untuk berkomunikasi (bahasa yang digunakan) …
c.       Alat yang digunakan untuk belajar …
d.      Alat yang digunakan untuk berinteraksi. Sarana yang digunakan untuk mendatangi fasilitas kesehatan …
e.       Sarana yang digunakan untuk hiburan keluarga (contoh pada masyarakat suku jawa jathilan, di Banjarmasin habsian, pada masyarakat modern pergi ke supermarket, dan lain-lain) …
f.        Persepsi terhadap teknologi kesehatan bagaimana klien dan keluarga mempersepsikan teknologi kesehatan, misalnya imunisasi, injeksi, transfuse, dan lain-lain) …
g.      Respon terhadap teknologi kesehatan (menolak atau menerima) …
h.      Sarana dan prasarana teknologi kesehatan tersedia atau tidak tersedia) …

4.      Faktor Agama dan Filosofi
Beberapa hal yang perlu dikaji dalam faktor agama dan filosofi meliputi :
a.       Agama yang dianut …
b.      Keyakinan agama yang dianut klien berhubungan dengan kesehatan (misalnya menolak diperiksa lawan jenis) …
c.       Bagaimana pandangan klien dan keluarga tentang sakit yang diderita menurut ajaran agamanya (misalnya sakit adalah cobaan, sakit adalah hukuman, mati adalah renkarnasi) …
d.      Apa yang dilakukan klien dan keluarga untuk mengatasi sakit berhubungan dengan agama dan filosofi hidupnya (misalnya dengan rukiyah, diobati oleh pendeta, diberi minum air suci sungai gangga, dimandikan dengan kembang) …
e.       Apa falsafah hidup klien (keyakinan hidup klien) …

5.      Faktor Sosial Dan Ikatan Kekerabatan
Bagaimana cara mengkaji kekerabatan? Di bawah diantaranya contoh menanyakan tentang faktor sosial dan kekerabatan.
Saya ingin mendengar tentang keluarga anda atau teman dekat anda dan apakah mereka mengerti anda? Bagaimana lingkungan sosial berpengaruh pada kehidupan anda khususnya kehidupan kesehatan anda, gaya hidup, bagaimana perhatian seseorang dalam kehidupan anda, bagaimana cara keluarga anda tentang kepedulian dalam keluarga, apakah mereka bertanggungjawab bila ada keluarga yang sakit?
Beberapa hal yang perlu dikaji dalam faktor sosial dan ikatan kekerabatan (kindship) meliputi :
a.       Penyakit klien atau orang lain tentnag kesehatannya :
£ Buruk
£ Kurang baik
£ Baik
£ Sangat baik
b.      Status perkawinan :
£ Menikah
£ Janda / Duda
£ Belum pernah menikah
£ Orang tua tunggal

c.       Jumlah anak : … orang
£ Anak kandung … orang
£ Anak angkat … orang
d.      Klien dirumah tinggal dengan :
£ Orang tua
£ saudara
£ Anak dan Isteri
£ Menumpang pada saudara
£ Lain-lain …
e.       Tindakan apa yang dilakukan keluarga jika ada anggota keluarga yang sakit …
f.        Komunikasi :
1)      Kualitas suara :
£ Kuat/nyaring
£ lembut
£ Sedang
£ Merintih                       
2)      Pelafasan dan pengucapan :
£ Jelas
£ Serak
£ Dialek ...                      
3)      Penggunaan tekhnik diam dalam berbicara :
£ Jarang
£ Kadang-kadang
£ Sering              
4)      Waktu yang digunakan untuk diam :
£ Singkat
£ Sedang
£ Lama
£ Tak terobservasi          

5)      Penggunaan bahasa non-verbal saat berkomunikasi:
£ Gerakan tangan
£ Gerakan mata
£ Gerakan badan
£ Kinetik (sertur, ekspresi dan cara berdiri/duduk)
6)      Sentuhan:
£ Terkejut atau menarik diri ketika disentuh
£ Menerima sentuhan tanpa kesulitan
£ Menyentuh orang lain tanpa kesulitan
7)      Sentuhan:
a)      Tingkat kenyamanan
£ Berpindah ketika jarak terinvasi
£ Tidak bergerak ketika jarak terinvasi
b)      Jarak saat berkomunikasi
£ Setengah meter
£ Setengah sampai satu meter
£ Lebih dari satu meter
c)      Jarak yang nyaman bagi klien ketika berkomunikasi dengan orang …
d)      Apakah objek tertentu (missal tirai, furniture, dan lain-lain) mempengaruhi sikap klien dalam berkomunikasi
£ Tidak
£ Ya, Jelaskan …
e)      Ketika klien berbicara dengan keluarga, seberapa dekat ia berdiri / duduk…
f)       Ketika berkomunikas dengan orang dengan teman, seberapa jarak klien berdiri / duduk …
g)      Jika klien harus bersentuh karena situasi, bagaimana klien bereaksi dan bagaimana perasaan klien …
h)      Jika orang yang klien cintai menyentuh, bagaimana reaksi klien dan bagaimana perasaan klien …
i)       Apakah jarak antara klien dan perawat saat ini nyaman bagi klien …
8)      Hubungan dalam keluarga
a)      Bagaiaman hubungan klien dan keluarganya …
b)      Apa fungsi klien dalam keluarga : …
c)      Apa peran klien dalam keluarga :
£ Ayah / Ibu
£ Anak
£ Penasehat …
d)      Apabila ada sesuatu yang penting untuk didiskusi dengan keluarga, bagaimana klien melakukannya …
e)      Bagaiaman klien berespon ketika mendapatkan pertanyaan dari keluarga :
£ Dengan kata-kata
£ Gerakan tubuh
£ Keduanya
9)      Hubungan dengan teman, tetangga / orang lain
a)      Bagaimana penilaian rang lain menurut klien …
b)      Darimana klien mendapat informasi tentang penilaian tersebut
c)      Bagaimana klien berespon ketika mendapatkan pertanyaan :
£ Penggunaan kata-kata
£ Gerakan tubuh
£ Keduanya
10)  Hubungan dengan teman, tetangga / orang lain
a)      Kegiatan sosial/kemasyarakatan yang diikuti
b)      Bagaimana pendapat klien tentang aktivitas sosial yang dijalaninya
c)      Apakah aktivitas sosial yang dilakukan klien membuat klien senang
£ Ya
£ Tidak
Alasannya : …
1)      Apa hobi klien
2)      Apa yang klien kerjakan jika mempunyai waktu luang
3)      Apakah anda percaya adanya pemimpin / penguasa
4)      Bagaimana anda bersikap terhadap pemimpin atau penguasa
5)      Ketika klien masih kecil, siapa yang paling berpengaruh pada klien
6)      Apakah arti kerja bagi klien

6.      Nilai-nilai budaya, kepercayaan dan pandangan hidup
Beberapa hal yang perlu dikaji dalam nilai-nilai budaya, kepercayaan dan pandangan hidup meliputi :
a.       Apakah pengertian budaya menurut klien …
b.      Apa arti penting budaya yang dimiliki klien …
c.       Suku / bangsa …
d.      Ras …
e.       Kepercayaan berdasarkan suku / bangsa berhubungan dengan sehat sakit
£ Sehat : …
£ Sakit : …
f.        Pandangan hidup klien berhubungan dengan sehat-sakit …
g.      Waktu
1)      Orientasi pada waktu
£ Orientasi pada masa lalu …
£ Orientasi pada masa sekarang …
£ Orientasi pada masa yang akan datang …
2)      Cara melihat waktu
£ waktu sosial
£ Berorientasi pada jam
3)      Reaksi fisiokimia terhadap waktu
a)      Berapa jam tidur pada malam hari : … jam
b)      Apakah biasa tidur pada siang hari :
£ Tidak
£ Ya, berapa … jam
c)      Apakah klien tidur dan bangun sesuai jadwal :
£ Tidak
£ Ya
d)      Apakah klien memahami pentingnya mendapat pengobatan atau makan obat sesuai jadwal walaupun dalam waktu tidur klien :
£ Ya
£ Tidak
4)      Tanyakan hal-hal berikut berhubungan dengan waktu :
a)      Alat penunjuk waktu yang digunakan
£ Jam
£ Bel
b)      Jika klien janji pada jam 2 , jam berapa klien biasanya tiba untuk memenuhi janji tersebut …
c)      Jika perawat berkata pada klien bahwa setengah jam lagi akan menyuntik klien, berapa waktu yang diperlukan untuk mempersiapkan diri …
h.      Locus Control (Keyakinan seseorang)
1.      Kontrol internal
Percayakah bahwa kekuatan dipengaruhi perubahan dari dalam
2.      Kontrol eksternal
Percayakan bahwa nasib, keberuntungan dan kebetulan telah banyak dipengaruhi upaya yang kita lakukan
i.        Locus Control (Keyakinan seseorang)
1.      Percayakah pada kekuatan supernatural :
£ Tidak, alasan …
£ Ya, alasan …
2.      Percayakah pada ilmu magik, ilmu gaib, ritual/upacara mempengaruhi perubahan :
£ Tidak, alasan …
£ Ya, alasan …
3.      Tanyakan hal-hal yang berikut :
a.       Adakah obat tradisional yang anda gunakan untuk mengurangi sakit klien
£ Tidak, alasan …
£ Ya, alasan …
b.      Adakah orang disekitar klien yang member obat untuk mengutangi sakit yang diderita
c.       Apakah obat yang diberikan oleh paranormal akan digunakan untuk mengobati sakit yang dialami klien saat ini
£ Tidak, alasan …
£ Ya, alasan …

7.      Faktor Politik Dan Hukum
Beberapa hal yang perlu dikaji dalam faktor politik dan hukum meliputi :
a.       Partai politik yang diikuti …
b.      Dalam partai politik kedudukan klien …
£ Anggota
£ Pengurus
c.       Bagaimana pandangan politik klien (menurut klien politik haram) …
d.      Bagaiaman pandangan politik mempengaruhi sikap sehat sakit klien …
e.       Sanki atau aturan dan kebijakan yang dianut keluarga (misalnya menjaga subak di Bali) …

8.      Faktor Ekonomi
Beberapa hal yang perlu dikaji dalam faktor ekonomi meliputi :
a.       Pendapatan sebulan
b.      Penghasilan tambahan
c.       Apakah pendapatan dan penghasilan tambahan mencukupi untuk kebutuhan hidup sehari-hari
£ Ya
£ Tidak
d.      Jika ya, apakah kelebihan penghasilan ditabungkan …
e.       Sumber pembiayaan kesehatan klien …
f.        Program asuransi kesehatan dan non-kesehatan yang diikuti (orang-orang Indonesia banyak yang tidak percaya pad asuransi)

9.      Faktor Pendidikan
Beberapa hal yang perlu dikaji dalam faktor pendidikan meliputi :
a.       Tingkat pendidikan terakhir …
b.      Apa arti sehat atau kondisi yang bagus bagi klien sesuai dengan disiplin ilmunya …
c.       Apa arti sakit atau kesehatan yang buruk menurut klien dengan disiplin ilmunya …
d.      Jenis penyakit apa yang sering diderita oleh keluarga klien …
e.       Pemahaman sakit yang sedang diderita klien …
f.        Apa yang dilakukan klien / keluarganya jika mengalami sakit seperti sekarang …
g.      Apa yang klien harapkan dari petugas kesehatan yang sedang menolong memulihkan kesehatan klien …
h.      Persepsi klien dan keluarga tentang pendidikan (menganggap pendidikan penting atau tidak bagi kehidupan) …











Contoh Hasil Pengkajian Keperawatan Transkultural
Berikut ini merupakan contoh hasil pengkajian aplikasi kasus dengan menggunakan model pengkajian transkultural yang dimodifikasi dari Leininger :
Penkajian Kasus
1.      Identifikasi Klien
Nama : Ny.’Sunia’ Nama panggilan Bu Edi, Usia : 28 tahun, Agama : Islam, Pendidikan Diploma, Pekerjaan guru play group, suku Sunda, tidak memepunyai marga, statu anak nomor 3 dari 4 bersaudara, status perkawinan menikah dengan bapak Edi Wahyono suku Jawa, Alamat kampung Mlinjo desa Gedang Selirang Sukoharjo Jawa Tengah, bahasa yang digunakan bahasa Sunda dan bahasa Indonesia, diagnosa medis Abosrtus Habitualis G1 P0 A1 (saat ini).
2.      Data Biokultural
Pasien mempunyai resiko penyakit kencing manis, kulit kuning langsat, wajah bulat telur, rambut bergelombang, saat ini HB pasien 4,8 karena mengalami pendarahan terus menerus.
Beberapa komponen yang spesifik pada pengkajian transukultural :
a.      Faktor Teknologi
Ny. Sunia menggunakan teknologi modern diadalam rumah tangganya, tidak mengenal alat-alat teknologi kesehatan,mempunyai pantangan menolak dilakukan transfuse, menolak tindakan abortus karena bertentangandengan keyakinannya/
b.      Faktor Agama Dan Faktor Falsafah Hidup
Mereka percaya bahwa sekecil apapun nyeri atau sakit merupakan cobaan dari yang maha kuasa, maka tidak boleh melakukan yang dilarang oleh agama.
c.       Factor Social Dan Keterikatan Keluarga
Pasien dan suaminya jarang bertemu keluarga dari kedua belah pihak ada dikampung halaman, sedangkan pasien adan suaminya hidup dikota rempat mereka bekerja. Pasien mempunyai peer group kelompok keagamaan yang berkumpul setiap hari jumat.
d.      Faktor Nilai Budaya Dan Gaya Hidup
Pasien pantang memandang ketika berkomunikasi dengan lawan jenis, pasien juga menolak diperiksa lawan jenis, pasien juga hanya mengkonsumsi daging tertentu dan tidak mau menyebutkan, menolak makan daging sapi atau ayam, tidur klien maksimal 5 jam setiap hari.
e.       Faktor Kebijakan Dan Hukum
Sangsi aturan dan kebijakan yang dianut pasien diatur oleh pemuka agama sesuai dengan peer group.
f.        Faktor Ekonomi
Mata pencaharian klien adalah guru play group dan suaminya adalah berdagang. Klien menyisihkan uangnya untuk bersedekah setiap bulan. Menabung dibank bertentangan dengan keyakinannya.
g.      Faktor Pendidikan
Menurut pasien dan suaminya pendidikam adalah penting, orang harus selalu belajar sampai akhir hayatnya dan mengamalkan pendidikam tersebut.






BAB III
PENUTUP


A.    Kesimpulan
Dalam pengkajian keperawatan transkultural, untuk menegakkan suatu diagnosa keperawatan, dilakukanlah pengumpulan data Subjektif dan Objektif melalui 4 cara, yaitu : Wawancara, Questioner, Observasi dan Pemeriksaan fisik dalam 7 komponen utama dari Leininger’s Sunrise Model, yang terdiri dari : Faktor teknologi, agama & falsafah hidup, sosial & kekeluargaan, nilai budaya & gaya hidup, kebijakan & peraturan rumah sakit yang berlaku, Ekonomo dan Faktor pendidikan secara komperhensif.

B.     Saran
Untuk seluruh teman-teman perawat, semoga dengan adanya informasi dari makalah ini, kita menjadi lebih mampu melakukan pengkajian keperawatan transkultural dengan cara yang benar. Perlu diperhatikan agar mempelajari lebih dalam tentang ‘komunikasi’ agar kita lebih baik dalam berinteraksi dengan pasien, keluarga maupun masyarakat yang menjadi sasaran pengkajian kita.


DAFTAR PUSTAKA



Pratiwi, Arum. 2010. Buku Ajar Keperawatan Transkultural. Yogyakarta : Goysen Publishing

0 comments :

Post a Comment