BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Multikulturalisme
adalah sebuah filosofi – terkadang ditafsirkan sebagai ideologi – yang menghendaki
adanya persatuan dari berbagai kelompok kebudayaan dengan hak dan status sosial politik yang sama dalam masyarakat modern. Istilah
multikultural juga sering digunakan untuk menggambarkan kesatuan berbagai etnis
masyarakat yang berbeda dalam suatu negara.
Indonesia
merupakan salah satu negara multikultural terbesar di dunia, mengingat kondisi 2 komponen holistic (sosio–kultural) dan geografisnya yang
kompleks serta beragam.
Draine mengemukakan ”The Indonesian personality has long absorbed foreign
cultural influences and converted them into something indigenous”.
Berbagai macam kultur yang mempengaruhi Indonesia akhirnya melahirkan suatu
kehidupan multikulturalisme yang kompleks dan penuh dengan pluralitas.
Untuk itu, diperlukan
asuhan keperawatan yang khusus yang berfokus pada komponen holistik seluruhnya
(fisiologi – psikologi – sosial – cultural – spiritual) agar dicapai peningkatan
derajat kesehatan masyarakat secara umum dan peningkatan pengetahuannya
mengenai hidup sehat serta mampu merealisasikan ide tersebut kedalam kehidupan
nyata dalam bentuk perilaku sehat yang benar, maka dari itu kami (selaku
penyusun makalah ini), akan menjabarkan tentang elemen
dalam pengkajian keperawatan transkultural dan strategi untuk multikultural
dalam praktik keperawatan agar dapat diterapkan dalam tindakan proses
keperawatan yang nyata sehingga semua tujuan tadi tercapai dengan kualitas maksimal.
B.
Rumusan
Masalah
1.
Apa pengertian pengkajian
keperawatan transkultural?
2.
Terdiri dari apasajakah
faktor-faktor yang menjadi bagian dari pengkajian keperawatan transkultural
yang terdapat dalam “Leininger’s Sunrise
Model” ?
3.
Bagaiamana cara pengisian format
pengkajian keperawatan transkultural?
4.
Bagaimana
contoh
hasil
pengkajian
keperawatan
transkultural?
C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan
Umum
Mahasiswa mampu memahami elemen dalam
pengkajian keperawatan transkultural dan strategi untuk multikultural dalam
praktik keperawatan.
2. Tujuan
Khusus
Mahasiswa mampu menjelaskan tentang :
a.
Pengertian pengkajian keperawatan
transkultural.
b.
Faktor-faktor yang menjadi bagian
dari pengkajian keperawatan transkultural yang terdapat dalam “Leininger’s Sunrise Model”.
c.
Cara pengisian format pengkajian
keperawatan transkultural
d.
Contoh hasil pengkajian keperawatan
transkultural.
D.
Metode
Penulisan
Penyusunan
makalah ini dibuat dengan menggunakan metode deskriptif melalui pengumpulan
data dari berbagai literatur atau sumber.
E.
Sistematika
Penulisan
Sistematika
penulisan pada makalah ini yaitu :
BAB I :
Pendahuluan yang terdiri dari latar belakang, rumusan masalah, tujuan
penulisan, metode penulisan dan sistematika penulisan.
BAB II : Tinjauan
teoritis tentang elemen dalam pengkajian keperawatan transkultural dan strategi
untuk multicultural dalam praktik keperawatan.
BAB III : Penutup yang teridiri dari kesimpulan dan
saran.
DAFTAR
PUSTAKA
BAB II
PEMBAHASAN
PETA KONSEP
Proses Keperawatan Transkultural
|
Pengkajian Keperawatan Transkultural
|
Diagnose Keperawatan Transkultural
|
Rencana Tindakan Keperawatan Transkultural
|
Tindakan Keperawatan Transkultural
|
Terdiri
dari
|
Belajar memahami
budaya klien memerlukan belajar tentang orientasi budaya anda sendiri dan diri
anda sendiri. “seseorang yang akan mengubah orang lain dirinya sendiri harus
berubah”(Milo,1970). Budaya perawat berinteraksi dengan budaya klien (Leininger
2000).
Proses keperawatan
transkultural adalah sistematika pemberian asuhan keperawatan berdasar latar
belakang budaya pasien. Proses keperawatan merupakan pedoman seorng perawat
dalam melakukan tindakan keperawatan terhadap pasien. Proses keperawatan
melalui tahap-tahapnya merupakan sarana untuk mewujudkan praktik keperawatan,
karena melalui tahap-tahap proses keperawatan pelayanan yang diberikan kepada
klien menjadi lebih sistematis dan berkualitas. Alat ukur kompetensi seorang
perawat dalam mengaplikasikan asuhan keperawatan transkultural adalah bagaimana
perawat mengintregasikan komunikasi, perilaku dan keahliannya dalam asuhan
keperawatan melalui proses keperawatan transkultural. Proses keperawatan
transkultural terdiri dari tahap pengkajian keperawatan transkultural ,
diagnosa keperawatan transkultural, rencana tindakan keperawatan transkultural,
tindakan keperawatan dan evaluasi tindakan keperawatan transkultural.
A.
Pengkajian
Keperawatan Transkultural
Langkah awal dari
proses keperawatan adalah mencari informasi tentang pasien, informasi mencakup
biopasikososiocultural dan spiritual. Data yang merupakan hasil dan pencarian
informasi bisa diperoleh melalui pasien sendiri berdasarkan wawancara, respon
verbal dan non verbal, keluarga dan orang lain yang terkait.
Pengkajian bidang
transkultural dilakukan oleh seorang perawat profesional. Perawat transkultural
menggunakan banyak
cara dalam memahami untuk mecoba menyesuaikan pengalaman, interpretasi, dan
harapan yang berbeda dalam budaya. Semua kelompok budaya meemiliki sistem waktu
dalam keyakinan dan praktek kesehatan sehingga perawat dapat
menginterpretasikan harapan antar kelompok. Wawancara kultural yang sensitif
diperlukan untuk mengetahui siapa klien mereka. Keperawatan, untuk memberikan
asuhan yang kongruent secara kultural, memeperhatikan hubungan antara diri
sendiri dan orang lain, anatara penyakit psikologis dan fenomena tertentu
seperti kemiskinan, penderitaan, kekerasan, penyakit kronis, dan penuaan,
anatara budaya perawatan dan kejiwaan, dan dari klien, dan antara etika
keperawatan dan ketentuan asuhan yang sesuai. Ketika perawat dan klien berasal
dari latar belakang budaya yang berbeda, diagnosis akurat, keterampilan khusus
dan memerlukan banyak waktu (Benner, Tanner & Chesia, 1996; Lipson &
Streiger, 1996; Westermeyer, 1987 dalam Leininger 2000).
Wawancara dalam
pengkajian merupakan tahap awal dari proses keperawatan, ada beberapa jenis
pengakajian dalam proses keperawatan transkultural, diantaranya dari Purnell,
Giger, dan Davidhizar, Leahy dan Kizilay, Andrews dan Boyle dan sebagainya,
tetapi yang paling komprehensif dan sering digunakan adalah dari Leininger.
Sunrise model yang sudah dijelaskan dibab sebelumnya merupakan prinsip proses
keperawatan mulai tahap pengkajian sampai rencana tindakan keperawatan.
Ketika perawat
akan melakukan pengkajian pada pasien dengan berbagai variasi latar belakang
budaya, perawat harus mengevaluasi kesiapan dirinya dalam hal nilai budaya,
kepercayaan dan perilaku, komunikasi dan kesiapan dalam mengkaji pada pasien
dengan latar belakang budaya berbeda.
Menurut Leiniger
dan Mc Farland (2002) beberapa tujuan dari pengkajian transkultural adalah : 1.
Mencari budaya pasien, pola kesehatan dihubungkan dengan pandangan, gaya hidup,
nilai budaya, kepercayaan dan faktor sosial, 2. Mendapatkan informasi budaya secara
keseluruhan sebagai dasar pembuatan keputudan dan tindakan, 3. Mencari pola dan
spesifikasi budaya, arti dan nilai yang dapat digunakan untuk membedakan
kepetusan tindakan keperawatan bahwa nilai dan gaya hidup pasien dapat dibantu
secara profesional, 4. Mencari area yang berpotensi menjadi konflik budaya,
kelalaian dan perbedaan nilai antara pasien dan tenaga kesehatan, 5.
Mengidentifikasi secara keseluruhan dan spesifik pola keperawatan budaya yang
sesuai untuk pasien, 6. Mengidentifikasi perbandingan informasi keperawatan
budaya diantara pasien yang berbeda atau yang sama untuk dapat digunakan
sebagai pembelajaran dan penelitian, 7. Mengidentifikasi dua persamaan atau
perbedaan pasien dalam pemberian kualitas perawatan, 8. Menggunakan teori dan pendekatan
riset untuk mengartikan dan menjelaskan praktik untuk kesesuaian keperawatan
dan area baru dari pengetahuan keperawatan transkultural.
Tujuan pengkajian
tersebut mengambarkan bahwa pengkajian transkultural sangat penting dilakukan,
suatu contoh perbedaan budaya yang digambarkan dalam hasil survei tentang
pengkajian keperawatan transkultural dilakukan oleh Pratiwi Nety, Tambunan dan
Daryo (2002), kelompok ini mengkaji proses keperawatan kemudian menganalisis
dalam perspektik kultural. Adapun hasil penelitiannya adalah dalam pengkajian
yang terdiri dari identitas pasien dan keluarga, riwayat peyakit, keluhan
pasien yang merupakan data fokus dan keluhan utama. Pada identitas pasien
didapatkan bahwa ketika pasien dirawat dirumah sakit ada perbedaan kebiasaan
antar suku dalam memanggil nama, misalnya pada masyarakat jawa atau sunda yang
menjalani rawat inap di rumah sakit, kelompok masyarakat ini akan memanggil
tidak dengan nama aslinya, misalnya nama alias atau nama suaminya. Nama alias
yang sering dipakai misalnya thole, ujang dan sebagainya. Sedangkan suku yang
mempunyai marga ad kelompok tertentu yang memanggil nama marganya. Hasil
penelitian tersebut menunjukkan bahwa penting didalam pengkajian keperawatan
adanya nama alias yatranskultural Leininger yaitung harus dikaji secra formal.
Andrews dan Boyle
(2003) menjelaskan beberapa faktor yang perlu dan penting diperhatikan ketika
pengkajian terhadap pasien, hubungan perawat dan pasien tersebut bisa
menggunakan sunrise model sebagai prinsip dalam melakukan pengkajian.
Pengkajian dirancang berdasarkan 7 komponen yang ada pada “Leninger’s Sunrise
Model” dalam teori keperawatan Leininger yaitu:
1. Faktor Teknologi
Teknologi
kesehatan adalah sarana yang memungkinkan manusia untuk memilih atau mendapat
penawaran menyelesaikan masalah dalam pelayanan kesehatan.
Berkaitan
dengan pemanfaatan teknologi kesehatan maka perawat perlu mengkaji berupa :
persepsi klien tentang penggunaan dan pemanafatan teknologi untuk mengatasi
permasalahan kesehtaan saat ini, alasan mencari bantuan kesehatan, persepsi
sehat sakit, kebiasaan berobat atau mengatasi masalah kesehtaan. Alasan klien
tidak mau operasi dan klien memilih pengobatan alternatif. Klien mengikuti tes
laboraturium darah dan memahami makna hasil tes tersebut.
2. Faktor Agama Dan Falsafah Hidup
Agama
adalah suatu sistem simbol yang mengakibatkan pandangan dan motivasi yang amat
realistis bagi para pemeluknya. Sifat realistis merupakan ciri khusus agama.
Agama menyediakan motivasi kuat sekali untuk menempatkan kebenarannya diatas
segalanya, bahkan diatas kehidupan sendiri.
Faktor
agama yang perlu dikaji perawat seperti : agama yang di anut, kebiasaan agam
yang berdampak positif terhadap kesehatan, berikhtiar sembuh tanpa mengenal
putus asa, mempunyai konsep diri yang utuh, status pernikahan, persepsi klien
terhadap kesehatan dan cara beradaptasi terhadap situasinya saat ini, cara
pandang klien terhadap penyebab penyakit, cara pengobatan dan penularan kepada
orang lain.
3. Faktor Sosial Dan Keterikatan
Kekeluargaan
Pada
faktor sosial dan kekeluargaan yang perlu dikaji oleh perawat : nam lengkap dan
nama panggilan dalam keluarga, umur atau tempat dan tanggal lahir, jenis
kelamin, status, tipe keluarga, pengambilan keputusan dalam anggota keluarga,
kebiasaan yang dilakukan rutin oleh keluarga misalnya arisan keluarga, kegiatan
yang dilakukan bersama masyarakat misalnya : ikut kelompok olahraga atau
pengajian.
4. Faktor Nilai-Nilai Budaya Dan Gaya
Hidup
Nilai
adalah konsep-konsep abstrak didalam diri manusia, mengenai apa yang dianggap
baik apa yang dianggap buruk. Nilai-nilai
budaya adalah sesuatu yang dirumuskan dan ditetapkan oleh penganut
budaya yang dianggap baik atau buruk. Norma adalah aturan sosial atau patokan
prilaku yang dianggap pantas. Norma-norma budaya adalah suatu kaidah yang
mempunyai sifat penerapan terbatas pada penganut budaya terkait.
Hal-hal
yang perlu dikaji berkaitan dengan nilai-nilai budaya dan gaya hidup adalah :
posisi dan jabatan misalnya ketua adat atau direktur, bahasa yang digunakan,
bahasa non verbal yang ditunjukkan klien, kebiasaan membersihkan diri,
kebiasaan makan, makan pantang berkaitan dengan kondisi sakit, saran hiburan
yang biasa dimanfaatkan dan persepsi sakit berkaitan dengan aktivitas
sehari-hari, misalnya sakit apabila sudah tergeletak dan tidak dapat pergi
kesekolah atau ke kantor.
5. Faktor Kebijakan Dan Peraturan Rumah
Sakit Yang Berlaku
Kebijakan
dan peraturan rumah sakit yang berlaku adalah segala sesuatu yang mempengaruhi
kegiatan individu dan kelompok dalam asuhan keperawatan transkultural (Andrew
& Boyle, 1995), seperti peraturan dan jam berkunjung, klien harus memakai
baju seragam, jumlah anggota keluarga yang boleh menunggu, hak dan kewajiban
klien yang harus dikontrakkan oleh rumah sakit, cara pembayaran untuk klien
yang dirawat.
6. Faktor Ekonomi
Klien
yang dirawat di rumah sakit memanfaatkan sumber-sumber material yang dimiliki
untuk membiayai sakitnya agar segera sembuh. sumber ekonomi yang pada umumnya
dimanfaatkan klien antara lain : asuransi, biaya kantor, tabungan dan patungan
antar anggota keluarga. Faktor ekonomi yang perlu dikaji oleh perawat antara
lain seperti pekerjaan klien, sumber biaya pengobatan, kebiasaan menabung dan
jumlah tabungan dalam sebulan. Faktor ekonimi dapat ikut menentukan pasien atau
keluarganya dirawat di ruang yang sesuai dengan daya embannya.
7. Faktor Pendidikan
Latar
belakang pendidikan klien adalah pengalaman klien dalam menempuh jalur
pendidikan formal tertinggi saat ini. Didalam menempuh pendidikan formal
tersebut terjadi suatu proses eksperimental. Suatu proses menghadapi dan
menyelesaikan masalah yang dimulai dari keluarga dan selanjutnya dilanjutkan
kepada pendidikan diluar keluarga (Leininger, 1984). Semakin tinggi pendidikan
klien maka keyakinannya harus didukung oleh bukti-bukti ilmiah yang rasional
dan dapat belajar beradaptasi terhadap budaya yang sesuai dengan kondisi
kesehatannya.
Perawat
perlu mengkaji latar belakang pendidikan klien meliputi tingkat pendidikan
klien dan keluarga, jenis pendidikannya, serta kemampuan klien belajar secara
aktif mandiri tentang pengalaman sakitnya sehingga tidak terulang kembali.
Sebelum
mengkaji 7 komponen diatas dalam pengkajian transkutural perlu dikaji data
demografi klien yang meliputi nama lengkap, nama panggilan, nama keluarga,
alamat, lama tinggal di tempat ini, jenis kelamin, tempat lahir, diagnosa
medis, No. Registrasi. Data tersebut perlu dikaji untuk mengetahui data umum
dari klien.
Cara
Pengisian Format Pengkajian Keperawatan Transkultural
Cara
pengkajian transkultural ini diterjemahkan dari Leininger (2000) oleh mahasiswa
magister komunitas Universitas Indonesia dan dimodifikasi oleh penulis dari
pengkajian Andrews dan Boyle (2003)
1.
Data
Demografi
Data Demografi
meliputi :
a.
Nama lengkap : …
b.
Nama panggilan : …
·
Pada suku yang berbeda, masing-masing
memiliki nama panggilan yang berbeda pula dengan nama aslinya. Contoh : ujang,
tole, dan sebagainya.
·
Pada suku tertentu apabila sudah menikah
wanita dipanggil dengan nama suaminya.
c.
Nama keluarga : …
Pada
suku di Indonesia maupun di luar negeri ada yang mencantumkan nama keluarga
d.
Alamat : …
e.
Lama tinggal di tempat ini : …
(lama
tinggal ini perlu dikaji sebab akan mempengaruhi klien dan perilaku berbudaya.
Menurut Andrew dan Boyle (2003) Budaya akan berubah dari waktu ke waktu
f.
Jenis kelamin (laki-laki/perempuan) : …
g.
Tempat lahir : …
h.
Diagnosis medis : …
i.
No. register :
2.
Data
Biologis / Variasi Biokultural
…
Dikaji warna
kulit, rambut, struktur tubuh, bentuk wajah; penyakit resiko seperti kanker
kulit, sicle sel; penyakit spesifik genetic seperti hipertensi, kardiovaskular
dan sebagainya.
3.
Faktor
Teknologi
Beberapa
hal yang perlu dikaji dalam faktor teknologi meliputi :
a.
Alat yang digunakan untuk bepergian
(kebiasaan berjalan kaki pada keyakinan tertentu di anggap melanggar apabila
menggunakan kendaraan bermotor sebagai alat transportasi) …
b.
Alat yang digunakan untuk berkomunikasi
(bahasa yang digunakan) …
c.
Alat yang digunakan untuk belajar …
d.
Alat yang digunakan untuk berinteraksi.
Sarana yang digunakan untuk mendatangi fasilitas kesehatan …
e.
Sarana yang digunakan untuk hiburan keluarga
(contoh pada masyarakat suku jawa jathilan, di Banjarmasin habsian, pada
masyarakat modern pergi ke supermarket, dan lain-lain) …
f.
Persepsi terhadap teknologi kesehatan
bagaimana klien dan keluarga mempersepsikan teknologi kesehatan, misalnya
imunisasi, injeksi, transfuse, dan lain-lain) …
g.
Respon terhadap teknologi kesehatan
(menolak atau menerima) …
h.
Sarana dan prasarana teknologi kesehatan
tersedia atau tidak tersedia) …
4.
Faktor
Agama dan Filosofi
Beberapa hal yang perlu dikaji dalam
faktor agama dan filosofi meliputi :
a.
Agama yang dianut …
b.
Keyakinan agama yang dianut klien
berhubungan dengan kesehatan (misalnya menolak diperiksa lawan jenis) …
c.
Bagaimana pandangan klien dan keluarga
tentang sakit yang diderita menurut ajaran agamanya (misalnya sakit adalah
cobaan, sakit adalah hukuman, mati adalah renkarnasi) …
d.
Apa yang dilakukan klien dan keluarga
untuk mengatasi sakit berhubungan dengan agama dan filosofi hidupnya (misalnya
dengan rukiyah, diobati oleh pendeta, diberi minum air suci sungai gangga,
dimandikan dengan kembang) …
e.
Apa falsafah hidup klien (keyakinan hidup
klien) …
5.
Faktor
Sosial Dan Ikatan Kekerabatan
Bagaimana cara
mengkaji kekerabatan? Di bawah diantaranya contoh menanyakan tentang faktor
sosial dan kekerabatan.
Saya ingin
mendengar tentang keluarga anda atau teman dekat anda dan apakah mereka
mengerti anda? Bagaimana lingkungan sosial berpengaruh pada kehidupan anda
khususnya kehidupan kesehatan anda, gaya hidup, bagaimana perhatian seseorang
dalam kehidupan anda, bagaimana cara keluarga anda tentang kepedulian dalam
keluarga, apakah mereka bertanggungjawab bila ada keluarga yang sakit?
Beberapa hal yang
perlu dikaji dalam faktor sosial dan ikatan kekerabatan (kindship) meliputi :
a.
Penyakit klien atau orang lain tentnag
kesehatannya :
£ Buruk
£ Kurang baik
£ Baik
£ Sangat baik
b.
Status perkawinan :
£ Menikah
£ Janda / Duda
£ Belum pernah
menikah
£ Orang tua tunggal
c.
Jumlah anak : … orang
£ Anak kandung …
orang
£ Anak angkat …
orang
d.
Klien dirumah tinggal dengan :
£ Orang tua
£ saudara
£ Anak dan Isteri
£ Menumpang pada
saudara
£ Lain-lain …
e.
Tindakan apa yang dilakukan keluarga jika
ada anggota keluarga yang sakit …
f.
Komunikasi :
1) Kualitas
suara :
£
Kuat/nyaring
£
lembut
£
Sedang
£
Merintih
2) Pelafasan
dan pengucapan :
£
Jelas
£
Serak
£
Dialek ...
3) Penggunaan
tekhnik diam dalam berbicara :
£
Jarang
£
Kadang-kadang
£
Sering
4) Waktu
yang digunakan untuk diam :
£
Singkat
£
Sedang
£
Lama
£
Tak terobservasi
5) Penggunaan
bahasa non-verbal saat berkomunikasi:
£
Gerakan tangan
£
Gerakan mata
£
Gerakan badan
£
Kinetik (sertur, ekspresi dan cara berdiri/duduk)
6) Sentuhan:
£
Terkejut atau menarik diri ketika disentuh
£
Menerima sentuhan tanpa kesulitan
£
Menyentuh orang lain tanpa kesulitan
7) Sentuhan:
a) Tingkat
kenyamanan
£
Berpindah ketika jarak terinvasi
£
Tidak bergerak ketika jarak terinvasi
b) Jarak
saat berkomunikasi
£
Setengah meter
£
Setengah sampai satu meter
£
Lebih dari satu meter
c) Jarak
yang nyaman bagi klien ketika berkomunikasi dengan orang …
d) Apakah
objek tertentu (missal tirai, furniture, dan lain-lain) mempengaruhi sikap
klien dalam berkomunikasi
£
Tidak
£
Ya, Jelaskan …
e) Ketika
klien berbicara dengan keluarga, seberapa dekat ia berdiri / duduk…
f) Ketika
berkomunikas dengan orang dengan teman, seberapa jarak klien berdiri / duduk …
g) Jika
klien harus bersentuh karena situasi, bagaimana klien bereaksi dan bagaimana
perasaan klien …
h) Jika
orang yang klien cintai menyentuh, bagaimana reaksi klien dan bagaimana
perasaan klien …
i) Apakah
jarak antara klien dan perawat saat ini nyaman bagi klien …
8) Hubungan
dalam keluarga
a) Bagaiaman
hubungan klien dan keluarganya …
b) Apa
fungsi klien dalam keluarga : …
c) Apa
peran klien dalam keluarga :
£
Ayah / Ibu
£
Anak
£
Penasehat …
d) Apabila
ada sesuatu yang penting untuk didiskusi dengan keluarga, bagaimana klien
melakukannya …
e) Bagaiaman
klien berespon ketika mendapatkan pertanyaan dari keluarga :
£
Dengan kata-kata
£
Gerakan tubuh
£
Keduanya
9) Hubungan
dengan teman, tetangga / orang lain
a) Bagaimana
penilaian rang lain menurut klien …
b) Darimana
klien mendapat informasi tentang penilaian tersebut
c) Bagaimana
klien berespon ketika mendapatkan pertanyaan :
£
Penggunaan kata-kata
£
Gerakan tubuh
£
Keduanya
10) Hubungan
dengan teman, tetangga / orang lain
a) Kegiatan
sosial/kemasyarakatan yang diikuti
b) Bagaimana
pendapat klien tentang aktivitas sosial yang dijalaninya
c) Apakah
aktivitas sosial yang dilakukan klien membuat klien senang
£
Ya
£
Tidak
Alasannya : …
1) Apa
hobi klien
2) Apa
yang klien kerjakan jika mempunyai waktu luang
3) Apakah
anda percaya adanya pemimpin / penguasa
4) Bagaimana
anda bersikap terhadap pemimpin atau penguasa
5) Ketika
klien masih kecil, siapa yang paling berpengaruh pada klien
6) Apakah
arti kerja bagi klien
6.
Nilai-nilai
budaya, kepercayaan dan pandangan hidup
Beberapa hal yang
perlu dikaji dalam nilai-nilai budaya, kepercayaan dan pandangan hidup meliputi
:
a.
Apakah pengertian budaya menurut klien …
b.
Apa arti penting budaya yang dimiliki
klien …
c.
Suku / bangsa …
d.
Ras
…
e.
Kepercayaan berdasarkan suku / bangsa
berhubungan dengan sehat sakit
£ Sehat : …
£ Sakit : …
f.
Pandangan hidup klien berhubungan dengan
sehat-sakit …
g.
Waktu
1) Orientasi
pada waktu
£
Orientasi pada masa lalu …
£
Orientasi pada masa sekarang …
£
Orientasi pada masa yang akan datang …
2) Cara
melihat waktu
£
waktu sosial
£
Berorientasi pada jam
3) Reaksi
fisiokimia terhadap waktu
a) Berapa
jam tidur pada malam hari : … jam
b) Apakah
biasa tidur pada siang hari :
£
Tidak
£
Ya, berapa … jam
c) Apakah
klien tidur dan bangun sesuai jadwal :
£
Tidak
£
Ya
d) Apakah
klien memahami pentingnya mendapat pengobatan atau makan obat sesuai jadwal
walaupun dalam waktu tidur klien :
£
Ya
£
Tidak
4) Tanyakan
hal-hal berikut berhubungan dengan waktu :
a) Alat
penunjuk waktu yang digunakan
£
Jam
£
Bel
b) Jika
klien janji pada jam 2 , jam berapa klien biasanya tiba untuk memenuhi janji
tersebut …
c) Jika
perawat berkata pada klien bahwa setengah jam lagi akan menyuntik klien, berapa
waktu yang diperlukan untuk mempersiapkan diri …
h.
Locus Control (Keyakinan seseorang)
1. Kontrol
internal
Percayakah bahwa
kekuatan dipengaruhi perubahan dari dalam
2. Kontrol
eksternal
Percayakan bahwa nasib, keberuntungan
dan kebetulan telah banyak dipengaruhi upaya yang kita lakukan
i.
Locus Control (Keyakinan seseorang)
1. Percayakah
pada kekuatan supernatural :
£
Tidak, alasan …
£
Ya, alasan …
2. Percayakah
pada ilmu magik, ilmu gaib, ritual/upacara mempengaruhi perubahan :
£
Tidak, alasan …
£
Ya, alasan …
3. Tanyakan
hal-hal yang berikut :
a. Adakah
obat tradisional yang anda gunakan untuk mengurangi sakit klien
£
Tidak, alasan …
£
Ya, alasan …
b. Adakah
orang disekitar klien yang member obat untuk mengutangi sakit yang diderita
c. Apakah
obat yang diberikan oleh paranormal akan digunakan untuk mengobati sakit yang
dialami klien saat ini
£
Tidak, alasan …
£
Ya, alasan …
7.
Faktor
Politik Dan Hukum
Beberapa hal yang perlu dikaji dalam
faktor politik dan hukum meliputi :
a.
Partai politik yang diikuti …
b.
Dalam partai politik kedudukan klien …
£ Anggota
£ Pengurus
c.
Bagaimana pandangan politik klien (menurut
klien politik haram) …
d.
Bagaiaman pandangan politik mempengaruhi
sikap sehat sakit klien …
e.
Sanki atau aturan dan kebijakan yang
dianut keluarga (misalnya menjaga subak di Bali) …
8.
Faktor
Ekonomi
Beberapa hal yang perlu dikaji dalam
faktor ekonomi meliputi :
a.
Pendapatan sebulan
b.
Penghasilan tambahan
c.
Apakah pendapatan dan penghasilan tambahan
mencukupi untuk kebutuhan hidup sehari-hari
£ Ya
£ Tidak
d.
Jika ya, apakah kelebihan penghasilan
ditabungkan …
e.
Sumber pembiayaan kesehatan klien …
f.
Program asuransi kesehatan dan
non-kesehatan yang diikuti (orang-orang Indonesia banyak yang tidak percaya pad
asuransi)
9.
Faktor
Pendidikan
Beberapa hal yang perlu dikaji dalam
faktor pendidikan meliputi :
a.
Tingkat pendidikan terakhir …
b.
Apa arti sehat atau kondisi yang bagus
bagi klien sesuai dengan disiplin ilmunya …
c.
Apa arti sakit atau kesehatan yang buruk
menurut klien dengan disiplin ilmunya …
d.
Jenis penyakit apa yang sering diderita
oleh keluarga klien …
e.
Pemahaman sakit yang sedang diderita klien
…
f.
Apa yang dilakukan klien / keluarganya
jika mengalami sakit seperti sekarang …
g.
Apa yang klien harapkan dari petugas
kesehatan yang sedang menolong memulihkan kesehatan klien …
h.
Persepsi klien dan keluarga tentang
pendidikan (menganggap pendidikan penting atau tidak bagi kehidupan) …
Contoh
Hasil Pengkajian Keperawatan Transkultural
Berikut
ini merupakan contoh hasil pengkajian aplikasi kasus dengan menggunakan model pengkajian
transkultural yang dimodifikasi dari Leininger :
Penkajian
Kasus
1.
Identifikasi
Klien
Nama : Ny.’Sunia’ Nama panggilan Bu
Edi, Usia : 28 tahun, Agama : Islam, Pendidikan Diploma, Pekerjaan guru play
group, suku Sunda, tidak memepunyai marga, statu anak nomor 3 dari 4
bersaudara, status perkawinan menikah dengan bapak Edi Wahyono suku Jawa, Alamat
kampung Mlinjo desa Gedang Selirang Sukoharjo Jawa Tengah, bahasa yang
digunakan bahasa Sunda dan bahasa Indonesia, diagnosa medis Abosrtus Habitualis G1 P0 A1
(saat ini).
2.
Data
Biokultural
Pasien mempunyai resiko penyakit
kencing manis, kulit kuning langsat, wajah bulat telur, rambut bergelombang,
saat ini HB pasien 4,8 karena mengalami pendarahan terus menerus.
Beberapa komponen yang spesifik pada
pengkajian transukultural :
a.
Faktor Teknologi
Ny.
Sunia menggunakan teknologi modern diadalam rumah tangganya, tidak mengenal
alat-alat teknologi kesehatan,mempunyai pantangan menolak dilakukan transfuse,
menolak tindakan abortus karena bertentangandengan keyakinannya/
b.
Faktor Agama Dan Faktor Falsafah
Hidup
Mereka
percaya bahwa sekecil apapun nyeri atau sakit merupakan cobaan dari yang maha
kuasa, maka tidak boleh melakukan yang dilarang oleh agama.
c.
Factor Social Dan Keterikatan
Keluarga
Pasien
dan suaminya jarang bertemu keluarga dari kedua belah pihak ada dikampung
halaman, sedangkan pasien adan suaminya hidup dikota rempat mereka bekerja.
Pasien mempunyai peer group kelompok keagamaan yang berkumpul setiap hari
jumat.
d.
Faktor Nilai Budaya Dan Gaya Hidup
Pasien
pantang memandang ketika berkomunikasi dengan lawan jenis, pasien juga menolak
diperiksa lawan jenis, pasien juga hanya mengkonsumsi daging tertentu dan tidak
mau menyebutkan, menolak makan daging sapi atau ayam, tidur klien maksimal 5
jam setiap hari.
e.
Faktor Kebijakan Dan Hukum
Sangsi
aturan dan kebijakan yang dianut pasien diatur oleh pemuka agama sesuai dengan
peer group.
f.
Faktor Ekonomi
Mata
pencaharian klien adalah guru play group dan suaminya adalah berdagang. Klien
menyisihkan uangnya untuk bersedekah setiap bulan. Menabung dibank bertentangan
dengan keyakinannya.
g.
Faktor Pendidikan
Menurut
pasien dan suaminya pendidikam adalah penting, orang harus selalu belajar
sampai akhir hayatnya dan mengamalkan pendidikam tersebut.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Dalam
pengkajian keperawatan transkultural, untuk menegakkan suatu diagnosa
keperawatan, dilakukanlah pengumpulan data Subjektif dan Objektif melalui 4
cara, yaitu : Wawancara, Questioner, Observasi dan Pemeriksaan fisik dalam 7
komponen utama dari Leininger’s Sunrise Model, yang terdiri dari : Faktor
teknologi, agama & falsafah hidup, sosial & kekeluargaan, nilai budaya
& gaya hidup, kebijakan & peraturan rumah sakit yang berlaku, Ekonomo
dan Faktor pendidikan secara komperhensif.
B.
Saran
Untuk
seluruh teman-teman perawat, semoga dengan adanya informasi dari makalah ini,
kita menjadi lebih mampu melakukan pengkajian keperawatan transkultural dengan
cara yang benar. Perlu diperhatikan agar mempelajari lebih dalam tentang
‘komunikasi’ agar kita lebih baik dalam berinteraksi dengan pasien, keluarga
maupun masyarakat yang menjadi sasaran pengkajian kita.
DAFTAR PUSTAKA
Pratiwi, Arum. 2010. Buku
Ajar Keperawatan Transkultural. Yogyakarta : Goysen Publishing