A.
Peran dan Fungsi Keperawatan Komunitas
a.
Definisi Peran Perawat
1.
Peranà bentuk dari
perilaku yang diharapkan dari seseorang pada situasi sosial tertentu.
Peran Perawatàcara untuk
menyatakan aktivitas perawat dalam praktik, di mana telah menyelesaikan
pendidikan formalnya yang diakui dan diberi kewenangan oleh pemerintah untuk
menjalankan tugas dan tanggung jawab keperawatan secara professional sesuai
dengan kode etik professional.
2.
Kozier,
Barbara (1995:21)peran adalah seperangkat tingkah laku yang
diharapkan oleh orang lain terhadap seseorang sesuai kedudukannya dalam suatu
system.
3.
Peran adalah tingkah laku yang
diharapkan oleh seseorang terhadap orang lain, dalam hal ini peran perawat
untuk memberikan asuhan keperawatan, melakukan pembelaan pada klien, sebagai
pendidik tenaga perawat dan masyarakat, coordinator dalam pelayanan pasien,
kolaborator dalam membina kerja sama dengan profesi lain dan sejawat, konsultan
pada tenaga kerja dan pasien, pembaharu system, serta metodologi dan sikap (Peran
perawat, CHS, 1989)
Elemen Peranàcare
giver, client advocate, counselor, educator, collaborator, change agent,
consultant dan Interpersonal process.
1.
Care
Giver
a.
Memberikan pelayanan keperawatan kepada
individu, keluarga, kelompok, atau masyarakat sesuai diagnosis masalah yang
terjadi
b.
Memperhatikan individu dalam konteks
sesuai kehidupan klien
c.
Perawat menggunakan proses keperawatan
untuk mengidentifikasi diagnosis keperawatan
2.
Pembela
Klien (Client Advocate)
a.
Bertanggung jawab untuk membantu klien
dan keluarga dalam menginterpretasikan informasi dari berbagai pemberi layanan
dan memberikan informasi lain yang diperlukan untuk mengambil persetujuan
(inform concent) atau tindakan keperawatan yang diberikan kepadanya.
b.
Mempertahankan dan melindungi hak-hak
klien harus dilakukan oleh perawat,
Berikut
ini adalah hak-hak klien:
a)
Hak atas pelayanan yang sebaik-baiknya.
b)
Hak atas informasi tentang penyakitnya.
c)
Hak atas privasi
d)
Hak untuk menentukan nasibnya sendiri
e)
Hak untuk menerima ganti rugi akibat
kelalaian tindakan
Sedangkan
hak-hak kesehatan antara lain.
a.
Hak atas informasi yang benar
b.
Hak untuk bekerja sesuai standar
c.
Hak untuk mengakhiri hubungan dengan
klien
d.
Hak untuk menolak tindakan yang kurang
cocok
e.
Hak atas rahasia pribadi
f.
Hak atas balas jasa.
3.
Konseling
(Concelor)àproses
membantuk klien untuk menyadari dan mengatasi tekanan psikologis atau masalah
social untuk mebangun hubungan interpersonal yang baik
a.
Mengidentifikasi perubahan pola
interaksi klien terhadap keadaan sehat sakitnya.
b.
Perubahan pola interaksi
merupakan’’dasar’’dalam merencanakan metode untuk meningkatkan kemampuan
adaptasinya.
c.
Memberikan konseling atau bimbingan
penyuluhan kepada individu atau keluarga dalam mengintegrasikan pengalaman
kesehatan dengan pengalaman yang lalu.
d.
Pemecahan masalah difokuskan pada
masalah keperawatan
e.
Mengubah perilaku hidup sehat
(perubahan pola interaksi)
4.
Pendidik
(Educator)àmerujuk kepada aktivitas di mana
seseorang guru membantu murid untuk belajar.
Proses pengajaran mempunyai empat komponen yaitu : (1)
Pengkajian; (2) perencanaan; (3) Pelaksanaan (4); evaluasi.
Pada peran ini perawat diharapkan mampu melakukan hal-hal
berikut.
a.
Dapat dilakukan klien atau keluarga,
tim kesehatan lain, baik secara spontan pada saat berintekasi maupun formal
(sudah di siapkan terlebih dahulu).
b.
Membantu klien meningkatkan pengetahuan
c.
Dasar pelaksanaan perawat adalah
intervensi dalam proses keperawatan.
5.
Kolaborasi
(Collaborator)àbekerja sama
dengan tim kesehatan yang lainàmempercepat
proses penyembuhan klien.
6.
Koordinasi
(Coordinator)àmengarahkan,
merencanakan, dan mengorganisasikan pelayanan dari semua anggota tim kesehatan
7.
Pembawa
Perubahan/Pembaharu (Change Agent)àseseorang atau
kelompok orang yang berinisiatif merubah atau membantu orang lain membuat
perubahan pada dirinya atau pada system. (kemp,1986).
Marriner Torney, pembawa perubahan àmengidentifikasikan
masalah, mengkaji, memotivasi dan kemampuan klien untuk berubah, menunjukkan
alternative, menggali kemungkinan hasil dari alternative, mengkaji sumber daya,
menunjukkan peran membantu, membina dan mempertahankan hubungan membantu selama
fase proses perubahan, serta membimbing klien melalui fase-fase ini.
8.
Konsultan
(Consultant)àtempat konsultasi pasien àmasalah yang di
alaminya atau tindakan keperawatan yang tepat.
B.
Fungsi Perawat Komunitas
Fungsiàsuatu pekerjaan
yang harus dilaksanakan sesuai dengan perannya.
Fungsi
perawatàindependen,
fungsi dependen, dan fungsi interdependen.
1.
Fungsi Independenàfungsi di mana
perawat melaksanakan perannya secara mandiri
2.
Fungsi Dependenàdilaksanakan
oleh perawat atas instruksi dari tim kesehatan lain, atau tindakan pelimpahan
atas tugas yang diberikan seperti pelimpahan dari dokter, ahli gizi, radiologi,
dan lain-lain.
3.
Fungsi Interdependenàkerja tim
sifatnya saling ketergantungan, baik dalam keperawatan maupun kesehatan.
C.
Proses Keperawatn Komunitas
1. Pengkajianàpengumpulan
data yang bertujuan mengidentifikasikan data yang penting mengenai klien.
Yang perlu di
kaji pada kelompok atau komunitas adalah :
a.
Core atau inti :
data demografi kelompok atau komunitas: umur, pendidikan, jenis kelamin,
pekerjaan, agama, nilai-nilai, keyakinan serta riwayat timbulnya kelompok atau
komunitas.
b.
8 subsistem
yang mempengaruhi komunitas (Betty Neuman):
·
Perumahan
·
Pendidikan
·
Keamanan dan Keselamatan di lingkungan
tempat tinggal
·
Politik dan Kebijakan pemerintah
terkait dengan kesehatan
·
Pelayanan kesehatan yang tersedia
·
Sistem komunikasi
·
Ekonomi
·
Rekreasi
c.
Status
Kesehatan Komunitasàdilihat dari
biostatistik dan vital statisticàangka
morrtalitas, morbiditas, IMR,MMR,serta cakupan imunisasi.
2. Diagnosa Keperawatan Komunitas atau
kelompok dan analisa data
è Masalah
kesehatan, karakteristik populasi, karakteristik lingkungan.
è Diagnosa
àtingkat reaksi
komunitas àstressorà 3 komponen, àproblem atau
masalah , etiologi atau penyebab, ,manifestasi atau data penunjang.
Contoh :
Resiko
gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh pada komunitas di RW 04 kelurahan.
Kampung Melayu berhubungan dengan kurangnya pengetahuan masyarakat tentang
pemenuhan kebutuhan nutrisi bagi tubuh.
Masalah
kesehatan yang ditemukan di masyarakat disampaikan dalam pelayanan lokakarya
mini atau istilah lainnya musyawarah
masyarakat desa/ RW. Data dapat disajikan dengan menggunakan grafik, table
ataupun melalui sosio drama.
3. Perencanaan (intervensi)àtindakan
menetapkan apa yang harus dilakukan untuk membantu sasaran dalam upaya
promotif, preventif, kuratif dan rehabilitative.
Dalam
pelaksanaan pengembangan masyarakat dilakukan melalui tahapan sebagai berikut:
a. Tahap persiapanàpemilihan
daerah prioritas menentukan cara untuk Dengan masyarakat, mempelajari dan
bekerjasama dengan masyarakat.
b. Tahap pengorganisasianàpersiapan
pembentukan kelompok kerja kesehatan àkepedulian
terhadap kesehatan dalam masyarakat.
Kelompok kerja
kesehatan(Pokjakes) àwadah
kegiatan dibentuk oleh masyarakat secara bergotong royong àmenolong diri
mereka sendiri àmengenal
dan memecahkan masalah atau kebutuhan kesehatan dan kesejahteraan, meningkatkan
kemampuan masyarakat untuk memelihata kehidupan yang sehat dan sejahtera .,
serta bertujuan untuk mengajak masyarakat berperan serta dalam pembangunan
kesehatan di wilayahnya.
Tugas
pokok Pokjakes àmengidentifikasi
dan memfasilitasi masalah kesehatan ibu dan anak, mensukseskan NKKBS,
mengidentifikasi dan memfasilitasi kesehatan lansia, ,mengidentifikasi dan
memfasilitasi kesehatan remaja, serta sebagai penggerak kesehatan lingkungan.
c. Tahap pendidikan dan latihan.
·
Kegiatan pertemuan teratur dengan
kelompok masyarakat .
·
Melakukan pengkajian
·
Membuat program berdasarkan masalah
atau diagnose keperawatan
·
Melatih kader
·
Keperawatan langsung terhadap individu,
keluarga dan masyarakat.
d. Tahap formasi kepemimpinanà memberikan
dukungan, pelatihan dan mengembangkan keterampilan kepemimpinan
e. Tahap koordinasi intersektoralàKerjasama
dengan sector terkait dalam upaya memandirikan masyarakat.
f.
Tahap
akhiràmelakukan supervise atau kunjungan
bertahap untuk mengevaluasi serta
memberikan umpan balik untuk perbaikan kegiatan kelompok kerja kesehatan lebih
lanjut.
Untuk lebih singkatnya perencanaan dapat diperoleh dengan
tahapan sebagai berikut:
·
Pendidikan kesehatan tentang gangguan
nutrisi
·
Demonstrasi pengolahan dan pemilihan
makanan yang baik
·
Melakukan deteksi dini tanda-tanda
gangguan kurang gizi melalui pemeriksaan fisik dan labolatorium
·
Bekerjasama dengan aparat pemda
setempat untuk mengamankan lingkungan atau komunitas bila stressor dari
lingkungam
·
Rujukan ke rumah sakit bila diperlukan
4.
Pelaksanaan
(Implementasi)àperawat
bertanggung jawab melaksanakan tindakan yang telah direncanakan yang sifatnya:
a.
bantuan mengatasi masalah kurang
nutrisi, mempertahkan kondisi seimbang atau sehat dan meningkatkan kesehatan.
b.
Mendidik komunitas tentang perilaku
sehat untuk mencegah kurang gizi
c.
Sbg advokat komunitas, untuk sekaligus
memfasilitasi terpenuhinya kebutuhan komunitas.
Pada
kegiatan praktik keperawatan komunitas berfokus pada tingkat pencegahan, yaitu:
a.
Pencegahan Primer àpencegahan
sebelum sakit dan difokuskan pada populasi sehat.
Contoh àimunisasi,penyuluhan gizi, simulasi dan bimbingan diri
kesehatan keluarga.
b.
Pencegahan
Sekunderàkegiatan yang
dilakukan pada saat terjdinya perubahan derajat kesehatan masyarakat dan
ditemukan masalah kesehatan àmenekankan
pada diagnose dini dan tindakan untuk menghambat proses penyalit.
Contoh à mengkaji keterbelakangan tumbuh kembang anak, memotivasi
keluaraga untuk melakukan pemeriksaan kesehatan seperti mata, gigi, telinga.dll
c. Pencegahan Primeràkegiatan
menekankan pengembalian individu pada tingkat berfungsinya secara optimal dari
ketidakmampuan keluarga
Contoh à membantuk keluarga yg mempunyai anak dgn resiko gangguan
kurang gizi untuk melakukan pemeriksaan secara teratur ke Posyandu.
5.
Evaluasi
àpenilaian terhadap program yang telah
dilaksanakan dibandingkan dengan tujuan semula dan dijadikan dasar untuk
memodifikasi rencana berikutnya.
Evaluasi
àevaluasi
struktur, evaluasi proses dan evaluasi hasil.
Focus
evaluasi askep komunitas adalah :
a.
Relevansi atau hubungan antara
kenyataan yang ada dengan target pelaksanaan
b.
Perkembangan atau kemajuan proses :
kesesuaian dengan perencanaan ; peran staf atau pelaksana tindakan, fasilitas
dan jumlah peserta.
c.
Efisiensi biaya. Bagaimana pencarian
sumber dana dan penggunaanya serta keuntungan program,
d.
Efektifirtas kerja. Apakah tujuan
tercapai dan apakah klien atau
masyarakat puas terhadap tindakan yang dilaksanakan,
e.
Dampak ,. Apakah status kesehatan
meningkat setelag dilaksanakan tindakan, apa perubahan yang terjadi dalam 6
bulan atau 1tahun.
Proses
evaluasi meliputi:
a) Menilai respon verbal dan non verbal komunitas setelah intervensi
dilakukan
b) Mencatat adanya kasus baru yang di rujuk ke rumah sakit.
Program Evaluasi
a.
Pengertian
Penyuluhan dalam Promosi Kesehatan
Perencanaanàserangkaian
kegiatan di mana keputusanakandibuat seharusnya di wujudkan dlm bentuk tindakan
nyata.
Contoh àperencanaan
penyuluhan promkes penanggulangan penyakit DHF (Dengue Haemoragic Fever), atau
masalah gizi buruk.
b.
Menentukan
Tujuan Penyuluhan
Tujuanpenyuluhan kesehatanàtujuan jangka
pendek, menengah dan jangka panjang
Tujuan jangka pendek àterciptanya pengertian, sikap, dan norma menuju kepada
tercapainya perilaku sehat.
Tujuan jangka menengah àterjadinya perilaku sehat
Tujuan jangka panjang àterjadinya perubahan status kesehatan yang optimal.
c.
Menentukan
metode penyuluhanàmetode
penyuluhan bergantung pada tujuan penyuluhan yang akan dicapai.
Tujuan penyuluhanàpengertian,sikap
dan keterampilan.
*Tujuan àpengertian
àpesan disampaikan
dgn diucapkan atau secara trtulis.
*Tujuan à
sikap positif àsasaran perlu
mengetahui bagaimana kejadian tersebut. Misalnya untuk menciptakan sikap empati
pada mereka yang terkena bencana alam lumpur lapindo maka sasaran penyuluhan
perlu melihat kejadian bencana alam tersbut baik melihat secara langsung ,
maupun melalui foto atau rekaman video.
*Tujuan àketerampilan
maka sasaran perlu diberikan kesempatan mencoba sendiri pada keterampilan yang
akan diharapkan.
d.
Menentukan
Media penyuluhanàposter, leaflet
dan lain-lain.
e.
Evaluasiàpihak
dalam &luar
Pihak dalamà pihak yg melaksanakan
program itu sendiri.
Berikut ini cara evaluasi yang bisa dipergunakan:
1)
Pencatatan
dan pelaporan
Laporan disampaikan para pelaksana berbagai tindakan hendaknya
jangan tumpah tindih, hanya
mengandung data yg diperlukan untuk evaluasi.
2)
Supervisi
evaluasi bisa efektif jika
hasil supervise segera diadakan tindak lanjut
Pihak luaràpihak-pihak yang akan dievaluasi di luar program.