Hampir semua tempat saat ini dilengkapi dengan
penyejuk udara atau AC (air conditioner). Tanpa kita sadari, kita telah
menghabiskan banyak waktu di ruangan ber-AC, entah itu di kampus, kantor,
mobil, pusat perbelanjaan, atau mungkin di kamar tidur. AC saat ini sudah
menjadi barang yang seolah – olah merupakan kebutuhan pokok bagi kelompok
masyarakat tertentu. Terutama bagi mereka yang memang mampu secara ekonomi dan
hidup di daerah panas. AC (air conditioner) sangat enak jika di pasang
di alam ruangan, dengan begitu kita tidak akan kepanasan. Tapi taukah anda,
jika AC juga memiliki dampak buruk terutama pada kulit. Paparan hawa dingin
penyejuk ruang jangka panjang dapat memicu kerusakan kulit dan rambut. Ini
terjadi lantaran mesin penyejuk ruang menyerap kelembaban udara di ruang
tersebut. “AC juga menarik kelembapan dari kulit sehingga menyebabkan kulit
kering. Jika tidak dilindungi dengan pelembab, kulit akan mudah rusak.
Kekeringan yang berkelanjutan akan memengaruhi lapisan dalam kulit,” ujar
spesialis kecantikan dan kulit, dr. Rajan TD, seperti dikutip laman Times of India.
Ketika kulit mengalami
kekeringan akan mudah timbul rasa gatal. Penyejuk ruangan juga memperburuk
gangguan kulit yang tengah diderita seseorang. Penyejuk ruang menyerap air dari
udara dalam ruang dan merampas lapisan luar epidermis kulit. Jika terjadi
secara konstan, kehilangan air dan kurangnya penggantian air dari jaringan kulit
bisa menyebabkan kulit mengelupas, kering dan pecah-pecah. Air sangat penting
untuk menjaga darah tetap mengalir. Air pun bermanfaat mempertahankan
elastisitas kulit. Ketika kelembaban ruang lenyap, kulit bisa layu. Kulit juga
rentan mengalami lipatan dan akhirnya mempercepat keriput. Efek latennya,
penuaan dini. Efek lebih buruk menimpa mereka yang sering beralih dari
aktivitas luar ruang yang terik ke dalam ruang berpendingin, tanpa pelindung
kulit. Perubahan suhu ekstrim ini cukup bisa memicu kerusakan kulit yang lebih
serius.
Sebuah hasil penelitian di Singapura menunjukkan,
bahwa tidur dengan menyalakan AC di malam hari, dan menutup rapat semua
jendela, dapat menyebabkan tidak bersemangat setelah bangun. Hal ini
dikemukakan oleh Rektor Fakultas Teknik Universitas Nasional Singapura Wang
Nuoxian yang telah menghabiskan waktu selama 2 tahun untuk meneliti kebiasaan
tidur 300 warga Singapura. Hasil penelitian ini ditemukan, bahwasannya ketika
sejumlah besar orang menyalakan AC, terbiasa menutup rapat jendela, dengan
maksud menghemat listrik, namun itu justru bisa mengakibatkan akumulasi karbon
dioksida ke dalam ruangan, menyebabkan kepala mereka pusing berdenyut ketika
bangun pagi, tidak bersemangat, dan kulit kering ( tidak elastis). Hal yang
sama dikemukakan oleh Dr. Wendra Ali. Sp.S, spesialis saraf di RS Internasional
Bintaro. Menurutnya, suhu yang kelewat dingin dan semburan udara yang langsung
dari AC yang mengenai wajah, kepala, dan leher dalam waktu lama (misalnya saat
tidur malam), bisa menyebabkan beberapa gangguan saraf serta merusak
keelastisan kulit (kering).
Nah, untuk menjaga kesehatan dan keindahan kulit Anda,
cobalah beberapa tips berikut ini:
1. Minimalisir
paparan AC. Jika sulit untuk tidak menyalakan AC di kantor, cobalah untuk tidak
menggunakannya di rumah.
2. Batasi
penggunaan sabun ke daerah kulit yang rentan terhadap kekeringan. "Gunakan
lotion untuk melembabkan kulit. Oleaskan pada wajah, leher, tangan, siku, dan
lutut," ujar Dr Kshama Vibhakar, konsultan ahli kulit.
3. Anda dapat menggunakan
krim setelah menggunakan lotion sebagai minyak untuk membantu mempertahankan
kelembaban kulit.
4. Minum banyak
air untuk menjaga kulit dari dehidrasi, meski berada di ruangan berpendingin.
Jangan menunggu sampai kulit merasa haus. Air dapat dengan mudah diserap tubuh.
Untuk itu, Anda tidak boleh lupa minum demi menjaga kelembaban kulit.
5. Tempatkan
semangkuk air di dekat Anda bila berada di ruangan ber-AC, karena AC dapat
mengimbangi kelembaban dari ruangan. Menaruh air dalam mangkuk merupakan cara sederhana
untuk mengurangi efek kulit kering ketika berada di ruangan ber-AC.
By : Mas Raka Saputra