Pengertian Musik dan Suara
Musik adalah serangkaian susunan suara yang dihasilkan
oleh instrumen musik berupa nada yang harmonis dan teratur dalam satuan
hitungan tempo. Musik tersusun atas
bunyi suara tertentu yang memiliki frekuensi antara 20 – 20.000 Hz, yaitu inteval
frekuensi gelombang infrasonik yang dapat didengar sistem penengaran manusia. Musik
dapat diukur tingkat kebisingannya dengan satuan Desibel (dB).
Sistem Pendengaran Manusia
Sistem pendengaran manusia bekerja
khusus sebagai reseptor suara, dengan cara memberikan respon terhadap getaran
mekanik gelombang suara yang diperantarai oleh zat cair, padat atau gas. Di
dalam telinga terdapat organ khusus untuk merespon getaran bunyi sekaligus berfungsi
sebagai pengatur keseimbangan tubuh.
Menurut
Johnson Hutagaol, bagian telinga manusia terbagi atas tiga
bagian, yaitu :
1.
Bagian
Telinga Luar
Bagian
telinga luar terdiri atas daun telinga, saluran telinga luar.
Daun telinga tersusun atas tulang rawan dan jaringan fibrosa yang berfungsi
sebagai penangkap getaran bunyi atau suara.
2. Bagian Telinga Tengah
Bagian
telinga tengah terdiri dari tulang martil, landasan dan sanggurdi serta saluran
eustachius, fungsi ketiga tulang tersebut adalah untuk meneruskan getaran dari
telinga luar ke telinga dalam, sedangkan fungsi saluran eustachius adalah untuk
mengatur keseimbangan tekanan udara yang berhubungan langsung dengan faring dan
sistem pernafasan.
3. Bagian Telinga Dalam
Bagian
telinga dalam terbagi atas tiga bagian, yaitu jendela tingkap, labirin, dan
organ korti. Jendela pada telinga terdiri atas dua macam yaitu tingkap oval dan
tingkap bulat.
Telinga
dalam terdiri dari rongga yang menyerupai saluran, kumpulan rongga ini disebut
labirin tulang yang terdiri dari tiga bagian yaitu vestibula, koklea (rumah
siput), dan tiga saluran setengah lingkaran.
Koklea (rumah
siput) berisi cairan limfa. Koklea terdiri atas tiga ruangan yaitu skala
vestibuli, skala media, dan skala timpani. Bagian dasar skala vestibuli berhubungan
dengan tulang sanggurdi melalui jendela tingkap oval, skala timpani berhubungan
dengan telinga tengah melalui tingkap bulat, sedangkan skala media dibatasi oleh membran basilaris, tepat
di atas membran basilaris terdapat organ korti yang berisi ribuan sel rambut
yang berfungsi sebagai reseptor suara dan mengubah getaran suara menjadi impuls
ke otak. Reseptor tersebut berhubungan dengan serabut saraf yang bergabung
membentuk saraf pendengar (saraf auditori) dari saraf otak VIII.
Hubungan Musik Dan Sistem Pendengaran Serta Otak
Musik akan diproses di telinga mulai dari
reseptor gelombang suara hingga menjadi impuls atau rangsangan. Rangsangan ini
akan distimulusikan ke otak, dialirkan melalui saraf auditori yang berhubungan
dengan saraf otak VIII.
Menurut hasil penelitian Herry Chunagi (1996) dan
Siegel (1999) yang didasarkan atas teori neuronlogi, menjelaskan bahwa neuron atau
sel saraf akan menjadi sirkuit jika ada rangsangan musik, rangsangan berupa
suara yang mengkoordinasi neuron yang terpisah menjadi bertautan dan bintegrasi
dalam sirkuit otak. Semakin banyak rangsangan musik diberikan akan semakin
kompleks jalinan antarneuron itu.
Menurut hasil penelitian Roger Sperry (1960),
bagian otak terbagi atas otak kiri dan otak kanan dengan jalinan antarneuron
berperan dalam optimalitas kerja keseluruhannya serta sekaligus sebagai
penyeimbang kerja otak kanan dan kiri. Otak kanan dan otak kiri memiliki fungsi
yang berbeda. Otak kanan berfungsi mengatur tubuh bagian kiri dan sebaliknya
otak kiri berfungsi mengatur tubuh bagian kanan. Otak kanan dan kiri juga
memiliki fungsi khusus ,yaitu
otak kanan berfungsi sebagai pengatur dalam kemampuan intuitif, kemampuan
merasakan, memadukan, dan ekspresi tubuh, seperti menyanyi, menari, melukis dan
segala jenis kegiatan kreatif lainnya, sedangkan otak kiri berfungsi sebagai
pengatur dalam hal-hal yang berhubungan dengan logika, rasio, kemampuan menulis
dan membaca. Beberapa pakar menyebutkan bahwa otak kanan merupakan pusat Emotional Quotient (EQ), Sedangkan otak kiri sebagai pusat Intelligence Quotient
Cara Musik Dalam Mengstimulus Kecerdasan
Otak
Menurut Siegel (1999) ahli perkembangan otak,
mengatakan bahwa musik dapat berperan dalam proses pematangan hemisfer otak kanan
dan kiri.
Efek atau suasana perasaan dan emosi baik
persepsi, ekspresi, maupun kesadaran pengalaman emosional, secara predominan
diperantarai oleh hemisfer otak kanan. Artinya, hemisfer ini memiliki peran
besar dalam proses perkembangan emosi, yang juga mempengaruhi perkembangan sifat-sifat
manusia.
Proses mendengar musik merupakan salah satu
bentuk komunikasi afektif dan memberikan pengalaman emosional. Untuk dapat
merasakan dan menghayati serta mengevaluasi makna dari interaksi dengan
lingkungan, dapat dirangsang dan dioptimalkan perkembangannya melalui musik
sejak masa prenatal.
Musik digambarkan sebagai salah satu “bentuk
murni” ekspresi emosi. Musik mengandung berbagai contour, spacing, variasi
intensitas dan modulasi bunyi yang luas, sesuai dengan komponen-komponen emosi
manusia.
Gallahue (1998) mengatakan,
kemampuan-kemampuan otak dapat dioptimalkan dengan memperdengarkan musik
klasik. Rithme, melodi dan harmoni dari musik klasik dapat mengstimulasi
kemampuan belajar menjadi optimal. Melalui musik klasik seseorang mudah
menangkap hubungan realistik antara waktu, jarak dan urutan (rangkaian) yang
merupakan keterampilan yang dibutuhkan untuk kecakapan dalam logika berpikir,
matematika dan penyelesaian masalah.
By : Aditia Ananda
October 17, 2012 at 11:24 AM
mantaf artikelnya terus update gan.. salam blogger im newbie http://kanginchu.blogspot.com/